Selang beberapa hari sesudah Yesus datang ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak.
Sementara Yesus memberitakan sabda kepada mereka, beberapa orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya ke hadapan Yesus karena orang banyak itu.
Maka mereka membuka atap yang di atas Yesus. Sesudah atap terbuka, mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Melihat iman mereka, berkatalah Yesus kepada orang lumpuh itu, “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” Tetapi di situ duduk juga beberapa ahli Taurat.
Mereka berpikir dalam hati, “Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah! Siapa yang dapat mengampuni dosa selain Allah sendiri?”
Tetapi Yesus langsung tahu dalam hati-Nya bahwa mereka berpikir demikian; maka Ia berkata kepada mereka, “Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu?
Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh itu ‘Dosamu sudah diampuni’ atau mengatakan ‘Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah’? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa.”
lalu berkatalah Yesus kepada orang lumpuh itu - : “Kepadamu Kukatakan: Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu!”
Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya, dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu. Mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya, “Yang seperti ini belum pernah kita lihat!”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Jumat 12 Januari 2024. Dalam bacaan Injil Markus 2:1-12 hari ini menceritakan tentang seorang lumpuh yang disembuhkan oleh Yesus dan yang dosa-dosanya diampuni oleh-Nya.
Melihat iman orang-orang yang telah bersusah payah menolong si lumpuh, Yesus berkata: “Hai anak-Ku, dosa-dosamu sudah diampuni!” (Mrk 2:5). Orang lumpuh ini telah menjadi beban bagi para tetangganya.
Bayangkanlah bagaimana susahnya mereka ketika menurunkan si lumpuh dari atap di atas Yesus untuk disembuhkan oleh-Nya. Mengapa sampai-sampai lewat atap rumah? Karena tidak mungkin lagi bagi mereka untuk masuk ke rumah itu secara normal melalui pintu.
Tuhan Yesus lebih berkuasa mengampuni orang berdosa. Penyakit yang diderita orang lumpuh itu jelas merupakan keprihatinan masyarakat pada waktu itu. Yesus menyembuhkan dirinya dan mengirim seorang pribadi yang “sehat” kembali ke lingkungan masyarakatnya.