Virus ASF di Flores Timur

Bahaya ASF, Ternak Babi Luar Daerah Dilarang Masuk Flores Timur

Penulis: Paul Kabelen
Editor: Hilarius Ninu
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Kandang Babi milik warga Kecamatan Tanawawo Kabupaten Sikka. Dilaporkan puluhan Babi milik warga Tanawawo mati mendadak dan diduga terserang ASF, Rabu 21 September 2022.

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT, mewaspadai bahaya virus African Swine Faver (ASF) atau demam babi afrika yang mulai merebak di wilayah Sikka, kabupaten tetangga dari Flores Timur.

Kepala Bidang Kesehatawan Hewan, Vian Kiti Tokan, mengatakan upaya pencegahan virus mematikan ternak itu sudah mulai dilakukan pasca mencuat informasi bahwa Sikka telah mencatat 74 kasus ASF.

Vian menerangkan, pengawasan ternak sudah diperketat sehingga babi dari luar wilayah dilarang masuk ke Flores Timur. Petugas lalu lintas ternak dikerahkan untuk menjaga pintu masuk Flores Timur-Sikka.

"Sementara tutup sampai keadaan kembali membaik. Kondisi ternak akan diperiksa dan diawasi petugas," ujarnya, Senin, 5 Februari 2024.

 

 

Baca juga: Sikka Diserang ASF, Peternak Babi di Flores Timur Gusar, Pernah Rugi Miliaran Rupiah

 

 

 

Dia menjelaskan, pos pengawasan lalu lintas ternak dibuka di Desa Adabang, Kecamatan Titeheha untuk mengawasi ternak arah utara, sementara wilayah selatan sudah dibuka pos di Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang.

Selain ternak babi, demikian Vian, petugas juga memantau peliharaan lain seperti sapi dan anjing.

"Dua tempat pengawasan yaitu di Boru dan Adabang. Tempat ini dijaga oleh enam orang petugas," ungkapnya.

Selain melakukan pengawasan, warga Flores Timur kembali diimbau untuk meningkatkan biosecurity. Pihaknya juga akan menyalurkan bantuan disinfektan.

"Biosecurity harus lebih ketat. Minggu depan akan kami distribusikandesinfektan kepada peternak," ujarnya.

Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News