Tempat Wisata di Ende

Mitos dan Legenda Danau Tiwusora di Pulau Flores, Ada Katak Emas hinga Batu Berbentuk Manusia

Editor: Cristin Adal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DANAU- Danau Tiwusora di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Awalnya Danau Tiwusora merupakan mata air kecil di lembah. Di dekat mata air tersebut Woda menanam berbagai jenis ubi-ubian. Sayangnya, setiap kali mau panen Woda selalu mendapati ubi-ubinya hilang. Woda pun penasaran.

Baca juga: 5 Fakta Menarik Rana Tonjong di Flores, Danau Teratai Terbesar Kedua di Dunia

Suatu ketika Wodasora memasang jerat dekat mata air tersebut. Keesokan harinya Woda Sora mendapati jeratnya terlepas. Namun ia menemukan ada lendir-lendir menempel di jeratnya.

Tak putus asa, Woda kembali memasang jerat. Kali ini ia menyiram abu dapur di sekitar jerat. Keesokan harinya, Woda kaget, dalam jeratnya ada seekor belut besar. Dia membawa belut tersebut dan jerat ke rumah. Kampung si Woda ini di atas bukit, di atas mata air kecil.

Woda lalu menunjukan belut itu kepada saudarinya Ndero Sora, Sovi Sora dan kakanya Ndingga Sora. Ndingga pun kaget. Menurut Ndingga jeratan Woda bukan jeratan bisa sehingga harus dilangsungkan upacara adat.

Bersama warga kampung mereka lalu melakukan upacara adat di mata air, dekat tempat di mana Woda memasang jerat. Belutnya ditaruh dalam sebuah wadah, dibuat semacam tungku lalu kepala belut itu ditaruh semacam gelang.

Setelah itu dilanjutkan dengan upacara pemotongan hewan dan gawi (gawi: tarian adat). Namun sebelum gawi mereka sumpah adat bahwa ketika terjadi sesuatu selama gawi, setiap orang tidak boleh lari, kalaupun lari, tidak boleh menoleh ke belakang.

Selama gawi berlangsung hujan turun. Ndingga enam kali bertanya kepada saudara-saudarinya, 'air sudah sampai mana'. Nampaknya ketika mulai gawi air pelan-pelan mengenangi mereka.

Sampai air menjangkau leher mereka, ada warga lari, ada yang bertahan, dan tiba-tiba kampung mereka di atas bukit roboh ke bawah mata air air dan terbentuklah Danau Tiwusora.

Warga yang lari banyak yang sempat menoleh ke belakang dan mereka langsung menjadi batu. Bahkan ada yang lari jauh tetapi karena menoleh ke belakang maka berubah menjadi batu. Ada yang lari sambil mengendong anak kecil sehingga adaa batu-batu yang mirip seorang ibu yang sedang mengendong anak.

Sumber:Pos-Kupang.Com

Berita Tribunflores.com lainnya di Google News