Yesus membuat pernyataan ini untuk melawan sikap orang Yahudi yang lebih mempersoalkan makanan najis atau tidak daripada batin hati yang murni atau tidak murni. Urusan makan dan minum itu urusan fisik biologis semata.
Tidak ada kaitan dengan moralitas. Apa yang dimakan, setelah dicernah tubuh, akan keluar dan selesai urusannya. Yesus secara jujur mengatakan, bahwa yang bersifat najis itu dapat muncul dari suasana hati mahusia.
Hati yang buta dan hati yang kotor dapat memantulkan pikiran yang jahat, pencabulan, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan dan masih banyak lagi, bisa keluar dan mengotori hidup manusia ( Markus 7: 21-23). Semua sifat dan perbuatan ini yang dapat menajiskan hidup seseorang.
Perkataan Yesus sangat jelas! Jika orang punya segala pikiran jahat, hidupnya dinajiskan. Jika orang hidup dalam perzinahan, keserakahan dan kejahatan, dia hidup dalam kenajisan. Jika orang hidup dalam kelicikan, hawa nafsu dan iri hati, hidupnya najis.
Jika orang melakukan hujat, hidup dalam kesombongan dan kebebalan, hidupnya najis. Hidup dalam kenajisan, yang berarti hidup dalam kekotoran atau kecemaran, tentu saja tidak nyaman dan damai hatinya. Meskipun, bagi sebagian orang nyaman-nyaman saja karena sudah terbiasa dan membiasakan diri hidup dalam lingkungan atau kondisi yang demikian. Hal itu adalah rasa nyaman yang semu. Sebab, kenyamanan sejati terjadi ketika orang hidup sebagai manusia yang tahir dan bersih.
Kenyamanan sejati lahir dalam diri orang yang bisa menuturkan kebijaksanaan dan lidahnya mengatakan kebenaran (Mazmur 37:30, bait kedua Mazmur Tanggapan). Kenyamanan sejati terjadi jika apa yang dipikirkan, dibayangkan, diinginkan, dikatakan atau dilakukan adalah yang baik, benar, bersih dan suci.
Kalau demikian, apa yang mesti dilakukan?
Tindakan penting yang perlu dilakukan adalah memohon pentahiran dari Allah yang Maharahim. Daud telah melakukan hal ini ketika dia sadar betul akan dirinya sebagai orang berdosa. Dia berdoa kepada Allah demikian, Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku, menurut rahmat-Mu yang besar!
Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!... Bersihkanlah aku dari dosaku, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju (Mazmur 51:3- 4.9).
Hati yang bersih, yang tahir, yang lebih putih dari salju, itulah yang perlu dimohon kepada Tuhan, Allah yang Maharahim, dan yang juga perlu kita miliki.
Contemplasi:
Tuhan Yesus telah menunjukkan kepada kita tentang apa yang menajiskan orang; apa yang menajiskan hidup kita. Sabda Tuhan mengingatkan setiap orang agar lebih menyadari dan sekaligus berhatihati atas kata-kata yang keluar dari mulut dan tindakan yang muncul dari dorongan pikiran dan hati, supaya terhindar dari kejahatan yang mengotri diri kita.
Semoga sabda-Nya membentuk kita kepada kebaruan hidup, kepada hidup yang terus-menerus ditahirkan oleh kerahiman-Nya dan dikuduskan dalam kebenaran.
Doa:
Tuhan Yesus, sucikanlah dan tahirkanlah hatiku dari berbagai bentuk kenajisan agar dari hatiku terpancar keinginan yang baik seturut kehendakMu.
Berkatilah aku agar aku dapat menjadi pelaku firmanMu dalam keseharian hidupku. Engkau yang hidup kini dan sepanjang masa...Amin.
Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Rabu. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News