TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Harian Katolik Rabu Abu 14 Februari 2024.
Tema renungan harian katolik yaitu 40 Hari Berpantang dan Berpuasa.
Renungan harian katolik disiapkan untuk hari Rabu Abu.
Baca renungan harian katolik dengan penuh iman.
Baca juga: Teks Ibadah Sabda Rabu Abu 14 Februari 2024
Rabu 14 Februari 2024 merupakan Hari Rabu Abu, Pantang dan Puasa, Santo Valentinus, Martir, Santo Maro, Abbas, Santo Syrilius dan Metodius, Uskup dan Rahib, Beato Yohanes dari Aldomovar, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Ungu.
Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Rabu 14 Februari 2024 adalah sebagai berikut:
Bacaan Pertama Yoel 2:12-18
“Sekarang,” beginilah sabda Tuhan, “berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh.”
Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya.
Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, lalu meninggalkan berkat menjadi kurban sajian dan kurban curahan bagi Tuhan, Allahmu.
Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang lanjut usia,
kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah pengantin laki-laki keluar dari kamarnya, dan pengantin perempuan dari kamar tidurnya.
Baiklah para imam, pelayan-pelayan Tuhan, menangis di antara balai depan mezbah, dan berkata, “Sayangilah, ya Tuhan, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka.
Mengapa orang berkata di antara bangsa-bangsa: “Di mana Allah mereka?” Maka Tuhan menjadi cemburu karena tanah-Nya dan menaruh belas kasihan kepada umat-Nya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Baca juga: Mengetahui Tentang Rabu Abu dan Penggunaan Abu bagi Umat Katolik di Dunia
Mazmur Tanggapan Mzm 51:3-6a.12-14-17
Ref. Mohon ampun kami orang berdosa.
Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu, hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku dan tahirkanlah aku dari dosaku!
Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam diriku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil Roh-Mu yang kudus dari padaku!
Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu!
Bacaan Kedua 2 Korintus 5:20-6:2
Saudara-saudara, kami ini adalah utusan-utusan Kristus; seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
Kristus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Sebab teman-teman sekerja, kami menasihati kamu supaya kamu jangan membuat sia-sia kasih karunia Allah yang telah kamu terima.
Sebab Allah berfirman, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Camkanlah, saat inilah saat perkenanan itu; hari inilah hari penyelamatan itu.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil Mzm 95:8ab
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
S : () Jangan kautegarkan hatimu; dengarkanlah suara Tuhan pada hari ini.
Baca juga: Bacaan-bacaan Liturgi Rabu Abu 14 Februari 2024 Perayaan Hari Rabu Abu
Bacaan Injil Matius 6:1-6.16-18
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat".
Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang.
Aku berkata kepadamu: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang.
Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi jika engkau berdoa masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.
Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa janganlah muram mukamu seperti orang munafik.
Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’.
Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Selamat memasuki Retret Agung 2024. Selama 40 hari ke depan, kita akan mengisi Retret Agung kita ini dengan berpuasa dan berpantang. Biasanya, hari-hari ini umat akan rajin bertanya kepada para pastor tentang puasa dan pantang, meskipun Bapa Uskup sendiri telah menulis Surat Gembala tentang peraturan pantang dan puasa bagi umat Katolik di keuskupannya masing-masing. Berkaitan dengan puasa yang benar, Santo Yohanes Krisostomus berkata, "Janganlah hanya mulutmu yang berpuasa, tetapi juga mata, telinga, kaki, tangan, dan seluruh anggota tubuhmu. Hendaklah tangan berpuasa, dengan tidak melakukan ketamakan dan keserakahan.
Baca juga: Teks Misa Rabu Abu 14 Februari 2024 Lengkap Renungan Harian Katolik
Hendaklah kaki berpuasa, dengan berhenti mengejar dosa. Hendaklah mata berpuasa, dengan mendisiplinkan diri untuk tidak memelototi apa yang berdosa. Hendaklah telinga berpuasa, dengan tidak mendengarkan pembicaraan jahat dan gosip. Hendaklah mulut berpuasa dari kata-kata kotor dan kritik yang tidak adil (fitnah, celaan) ."
Perkataan orang kudus ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Nabi Yoel dalam Bacaan Pertama, "Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab la pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. la menyesal atas malapetaka yang hendak didatangkan-Nya" (Yl. 2:13). Kita berpuasa dan berpantang bukan sekadar urusan makan dan minum, tidak makan dan tidak minum. Puasa yang terpenting adalah soal hati: sebuah transformasi atau perubahan dalam hati kita.
Maka, apa yang harus kita lakukan dalam masa Retret Agung ini? Paling tidak, kita semua diajak untuk melakukan tiga hal. Pertama, kita diajak untuk melakukan karya amal kasih. Dalam melakukan karya amal kasih ini, perhatian kita terutama tercurah pada mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel. Kedua, kita diajak untuk semakin bertumbuh dalam doa. Doa menjadi sebuah kebutuhan kita, bukan sekadar sebuah kewajiban. Ketiga, kita diajak untuk berpuasa sebagai tanda pertobatan kita kepada Tuhan.
Pada hari pertama Retret Agung ini, kita semua diajak untuk menyadari kefanaan diri kita. Kita diingatkan, "Dari debu dan akan kembali menjadi debu." Atau, seraya menengadah ke langit kita berseru kepada Tuhan, "Hanya debulah aku, di alas kaki-Mu Tuhan." Itulah seruan tobat bagi kita di hadirat Tuhan. Marilah kita bertobat dan senantiasa membarui diri kita.
Tuhan, anugerahkanlah pertobatan di dalam hati kami supaya kami dapat beramal, berdoa, dan berpuasa dengan baik. Amin. (sumber the katolik dan adiutami.com).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News