Renungan Katolik
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Bicara tentang menyangkal itu berarti kita bicara tentang kesadaran diri kita sendiri. Karena itu bersentuhan dengan kehendak hati dari setiap manusia. Ketika manusia menyangkal dirinya maka itu artinya dia sedang membangun satu kesadaran diri secara baru. Menyangkal diri berarti melupakan diri dengan segala apa yang ada sebelumnya dan membuat diri menjadi kosong agar diubah menjadi sesuatu yang baru. Maka menyangkal diri membutuhkan keberanian yang besar untuk siap meninggalkan yang lama menjadi yang baru.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pada hari pertama sesudah Rabu Abu, kita kembali disodorkan dengan penegasan-penegasan tentang hari-hari puasa dan pantang kita lewat bacaan-bacaan yang kita renungkan dan refleksikan bersama. Dari Kitab Ulangan terlihat jelas Musa memberi catatan penting kepada umat Israel yang disampaikan secara tegas: “Kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan supaya engkau tidak mati, baik engkau maupun keturunanmu, yaitu dengan mengasihi Tuhan Allahmu, mendengarkan suaraNya dan berpusat padaNya.” Musa berdiri mewakili Tuhan Allah umat Israel itu dan menghadapkan pilihan kepada bangsa itu untuk memillih: Pilih kehidupan atau kematian, Berkat atau Kutuk.
Bagi Musa, jika ingin bertahan maka pilihlah kehidupan atau berkat berarti siap mengasihi Tuhan Allah dan mendengarkan suaraNya serta selalu berpaut padaNya. Jika pilih kematian berarti mengikuti jalan si jahat dan mengabdi kepada dewa-dewi yang membawa manusia kepada kematian. Maka penegasan Musa ini mau menggambarkan tentang pengambilan keputusan yang tepat oleh bangsa Israel baik secara pribadi dan terlebih sebagai komunal, satu bangsa yakni bangsa Israel. Musa melanjutkan perintah Tuhan ini agar bangsa itu harus memilih karena hidup mereka sudah tak lagi sesuai dengan jalan Tuhan.
Dan untuk bisa memilih kehidupan, bangsa itu harus mampu membangun kesadaran baru sebagai sebuah bangsa pilihan Tuhan sendiri agar mereka kembali kepada jalan Tuhan yakni memillih kehidupan atau berkat dan bukan memilih kematian atau kutuk baik secara kolektif sebagai sebuah bangsa dan juga sebagai pribadi. Dan Yesus pada injil hari ini, lebih menitikberatkan pada keputusan pribadi masing-masing orang untuk mau memilihNya atau tidak. Dan ketika mau memilihNya Yesus memberi syarat: “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikuti Aku.” Yesus dalam hal ini memilih menyebutkan ‘menyangkal diri’ pada urutan pertama diikuti memikul salib baru mengikutiNya.
Pertanyaan kita mengapa Yesus menempatkan menyangkal diri pada urutan pertama? Karena bagi Yesus, menyangkal diri itu lebih berat dibandingkan memikul salib. Karena menyangkal diri adalah bukan sekedar membangun kesadaran baru untuk memilih kehidupan atau memilih dan mengasihi Tuhan tetapi usaha menyangkal diri itu berhubungan langsung dengan ego diri manusia yang selalu digunakan oleh si jahat atau si setan untuk menguasai manusia itu. Maka pertama-tama Yesus meminta para muridNya untuk menyangkal diri terlebih dahulu yang berarti meninggalkan manusia lama yang telah dikuasai oleh dosa atau daging atau ego dan membiarkan diri kosong agar dikuasai oleh Tuhan sendiri dengan demikian manusia mampu selalu mengasihi Tuhan dan berpaut kepadaNya selalu dalam setiap langkah hidupnya.
Inilah tekanan utama dari pengajaran Yesus pada hari ini. Ketika hidup manusia itu sudah kosong karena telah menyangkal dirinya maka dia akan mampu memikul salibnya setiap hari. Dengan sendirinya dia mampu mengikuti Yesus dalam jalan salibNya sendiri. Dan bagaimana dengan kita? Pertanyaan yang sama ditujukan kepada kita, mau pilih kehidupan atau kematian, kutuk atau berkat. Pilih mau menyangkal diri dan pikul salib atau ikuti saja ego kita dan jalan si jahat? Kita semua diberi kehendak bebas untuk memilih. Dan kita kadang atau bahkan sering tanpa sadar memilih kematian atau kutuk atau jalan si jahat karena kita masih berkutat dengan egoisme diri kita sendiri. Maka marilah kita diajak untuk memilih kehidupan dan bukan kematian, pilih berkat dan bukan kutukan.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: semua kita diberi mandat yang sama sebagai pengikut Yesus untuk memilih kehidupan atau kematian, kutuk atau berkat. Kedua, dan setiap kita memiliki kehendak bebas untuk memilih. Ketiga, tak ada cara terbaik untuk selalu berpaut dan mengasihi Tuhan selain menyangkal diri dan memikul salib setiap hari. Itu tanda pertobatan sejati. Hanya dengan hati yang tulis dan siap berkorban semua kita dimampukan untuk mengasihi Tuhan.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News