Sebuah menhir (batu tegak) dengan motif kedok muka, serta tujuh buat menhir yang terletak di halaman kampung. Di sisi utara compang terdapat sebuah makam dari Dalu Todo (jabatan setingkat di bawah raja) dengan nisan yang berbentuk salib.
Di sini pengunjung melihat keindahan aristektur rumah adat Kampung Todo. Rumah tersebut dinamai Niang Todo yakni rumah adat panggung dengan bentuk bundar dan atapnya kerucut.
Atap Niang Todo beratap ijuk dan alang-alang. Diketahui merupakan istana raja Todo terdahulu. Rumah adat ini hampir sama seperti rumah adat Manggarai pada umumnya.
Bentuk atapnya kerucut di dalamnya rangka bambu yang diikat menggunakan ijuk, kerangka atap ini menggambarkan jaring laba-laba. Di sini terdapat rumah adat induk dan empat bangunan rumah adat serupa dengan ukuran lebih kecil dari rumah induk.
Keberadaan dua rumah adat terletak di sisi timur bangunan induk yakni Niang Rato dan Niang Lodok. Sementara dua buah rumah adat lainnya di barat bangunan induk yakni Niang Wa/Keka dan Niang Teruk.
Saat masuk di dalam rumah adat, pengunjung bisa melihat benda peninggalan zaman dahulu. Benda tersebut seperti sebuah gendang yang terbuat dari kulit manusia.
Kampung Todo menyimpan sejarah peradaban di Manggarai Raya dan dikenal sebagai pusat kerajaan di Manggarai Raya pada zaman dahulu. Hal ini diungkapkan dalam penuturan lisan masyarakat Manggarai Raya.
Kampung Adat Todo hingga kini masih lestari. Lima bangunan rumah adat, altar batu, meriam dan peninggala zaman dahulu lainnya masih tertata rapih.
Kampung adat ini juga sangat bersih, udara di tempat ini sangat sejuk karena keberadaanya di antara lembah. Pepohonan hijau di sekeling kampung ini membuat susana yang sangat teduh.
Berita Tribunflores.com lainnya di Google News