O2SN di Ngada

O2SN di Kabupaten Ngada Ajang Bina Jiwa dan Raga Bagi Siswa Menuju Generasi Emas

Penulis: Charles Abar
Editor: Hilarius Ninu
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PENUTUPAN--Gelaran O2SN  tingkat SMA di kabupaten Ngada, resmi di tutup Selasa 30 April 2024 di Aula SMA Katolik Regina Pacis Bajawa.

Kendati demikian, Romanus menyadari pelaksanaan O2SN tahun 2024 ini masih jauh dari apa yang disebut sempurna. Oleh karena itu atas nama Panitia, Ia  menyampaikan permohonan maaf kepada bapa ibu pendamping olahraga dari 17 sekolah yang diutus.

“Kegiatan O2SN tahun ini bukan untuk mencari prestasi semata, tetapi jauh dari pada itu merupakan pembelajaran untuk jiwa, kita dibentuk untuk menjadi pribadi yang berjiwa besar , jiwa yang sehat, jiwa yang kuat,” kata Romanus.

 

 

Baca juga: Tanggul Sungai Bale Ponggo Jebol, 40 ha Sawah di Wewaria Ende NTT Gagal Tanam

 

 

Pada kesempatan itu juga  Ia berpesan kepada anak peserta lomba, agar apa yang dilakukan saat ini adalah proses pembentukan jiwa, menuju kematangan pribadi masing-masing.

“Olahraga adalah untuk kematangan jiwa kita,” tambahnya.

Sementara Kepala Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS)  kabupaten Ngada, Hendrianto Emanuel Ndiwa,ST.,M.Pd., memulai  sambutan dengan mengutip kata Fisikawan teoretis asal Jerman  Albert Einstein, bahwa Ilmu tanpa Iman adalah buta, sebaliknya, Iman tanpa Ilmu Pengetahuan adalah lumpuh. Itulah dalam konteks kegiatan ini ada dua kata yang sangat menginspirasi yaitu Ilmu dan Pengetahuan.

Kegiatan O2SN ini kata  Kepala SMA Katolik Regina Pacis ini sebuah kegiatan yang diskenariokan oleh para kepala sekolah  SMA di Kabupaten Ngada untuk mengembangkan bakat dan potensi para siswa.

 

Baca juga: Jadwal Kapal Ferry di Provinsi NTT Rabu 1 Mei 2024, Ada Rute Menuju Kewapante Sikka

 

Kemudian Ia sampaikan apa saja yang menjadi tugas  MKKS. Pertama dikatakannya, membelajarkan kepala sekolah untuk menjadi pemimpin pembelajaran, membuat guru jadi kreatif,  kemudian membuat siswa menjadi generasi emas dimasa mendatang.

“Tahun 2045 kita menghadapi bonus demografi anak-anak kita saat ini menjadi pelaku dan mereka akan menjadi pewaris , apa yang diletakan oleh pendahulu kita dan juga guru-guru mereka, kita yang ada disini,”  ungkapnya.

Sebagai kepala sekolah, tentunya  terus belajar, belajar mendesain kegiatan , belajar mengamati bagaimana kegiatan itu dapat berjalan dengan baik. Proses pembelajaran itu mana kala berjalan baik kalau dibarengi pembelajaran diluar kelas.

Halaman
123