Berita Lembata

Konflik Kades Dikesare dan BPD, Tokoh Masyarakat: Urus Kampung, Bukan Urus Perusahaan Pribadi

Editor: Ricko Wawo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komunitas Audio Lembata menggelar parade sound di pantai wisata Lewolein, Desa Dikesare, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata, Minggu 8 Mei 2022.

"Ada temuan saya secara pribadi dan beberapa staf yang memang sedang dicicil. Ada staf yang sudah lunas dan ada yang sedang mereka cicil. Sebagai mantan kepala desa, itu merupakan tanggung jawab moral saya dan itu sedang saya cicil sampai hari ini dan itu bapa desa dan semua masyarakat sudah tahu," tegasnya.

"Saya hanya menunggu pemeriksaan paripurna jabatan. Saya bertanggungjawab untuk kembalikan. Saya tidak lari dan saya sudah sampaikan secara terbuka kepada seluruh masyarakat karena itu adalah uang negara."

Rafael juga mengklarifikasi soal temuan pajak senilai Rp 70 juta yang diwarisi dari masa kepemimpinan bendahara dia sebelumnya.

Dia menyebutkan uang pajak itu jadi temuan karena dipakai oleh bendahara masa kepemimpinannya dan juga dipinjam oleh Fransisko Raing (kepala desa sekarang).

Rafael mengakui pinjaman yang memakai uang pajak itu tidak diketahui sama sekali oleh dirinya sebagai kepala desa kala itu. Akhirnya bendahara memang tidak bisa membayar uang pajak tersebut.

"Dan ini saya sudah sampaikan di depan kepala desa (Fransisko Raing) dan APH yang waktu itu datang ke kantor desa."

Jadi, temuan itu sementara dicicil oleh mantan bendaharanya karena juga dipinjam oleh Fransisko Raing kala itu.

"Itu harus dikatakan jujur dan jangan ditutupi. Saya sementara menunggu pemeriksaan paripurna dan saya akan bertanggung jawab sepenuhnya," pungkasnya.

Lebih dari itu, dia harap konflik ini segera terselesaikan dan kedua pihak bisa berdamai untuk kepentingan masyarakat di desa.

 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News