Wisata Bajawa

8 Fakta Unik Kampung Adat Bena, Kampung Megalitikum di Ngada Flores

Penulis: Cristin Adal
Editor: Cristin Adal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KAMPUNG ADAT- Kampung Adat Bena, Bajawa, Kabupaten Ngada, Pulau Flores, NTT.

 

Masyarakat Kampung Adat Bena mempercayai dan meyakini Gunung Inerie sebagai tempatn Dewa Yeta bersinggasana dan melindungi kampung mereka.

Kampung ini hanya memiliki satu pintu gerbang untuk masuk dan keluar. Di tengah-tengah kampung terdapat bangunan yang disebut bhaga dan ngadhu, Ngadhu merupakan representasi nenek moyang laki-laki sedangkan Bhaga merupakan representasi nenek moyang perempuan.

4. Aristektur Bangunan Unik dan Syarat Makna

Arsitektur bangunan rumah yang sangat sederhana disebut Sa'o. Dilihat dari tata ruang atau pola pemukiman yang khas sebagai identitas budaya.

Terdapat satu pintu gerbang untuk masuk dan keluar seperti pada peradaban di zaman purba. Sepuluh anak tangga yang disebut Ture E'bu merupakan simbol 10 keluarga yang pertama kali datang ke Dusun Bena.

5. Membentuk Huruf U

Berada di puncak bukit dengan latar Gunung Inerie membuat suasana kampung semakin eksotis. Dengan luas wilayah Kampung Bena kurang lebih 3 hektar dan sekilas menyerupai perahu.

Kurang lebih 45 buah rumah yang saling mengelilingi dari 9 suku membentuk huruf U. Setiap rumahnya pun memiliki hiasan atap yang berbeda satu sama lainnya berdasarkan garis keturunan yang berkuasa dan tinggal di rumah tersebut.

SITUS- Dolmen peninggalan zaman megalitikum di Kampung Adat Bena, Bajawa, Ngada. (TRIBUNFLORES.COM/HO-DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN RI)

 

Sembilan suku tersebut yaitu suku Dizi, suku Dizi Azi, suku Wahto, suku Deru Lalulewa, suku Deru Solamae, suku Ngada, suku Khopa, dan suku Ago. Untuk membedakan antara satu suku dengan suku lainnya dipisahkan berdasarkan sembilan tingkat keinggian tanah yang disebut Undakan.

Sementara itu di tengah Kampung Adat Bena terdapat bangunan yang disebut Bhaga dan ngadhu. Ukuran dua bangunan ini lebih kecil daripada rumah.

Kedua bangunan tersebut merupakan simbol leluhur kampung yang berada di halaman tempat upacara adat sebagai media penghubung dan juga berfungsi sebagai lambang keberadaan suatu suku.

6. Rahang Babi Digantung di Teras Rumah

Wisatawan juga akan melihat rahang babi yang digantung pada teras rumah yang melambangkan jumlah babi yang dikorbankan pada saat upacara pembangunan rumah adat. Tanduk kerbau yang dipajang juga menandakan status sosial masyarakat.

Bangunan rumah di Kampung Adat Bena tak sekadar hunian namun memiliki makna yang mendalam terkait lingkungan.

Halaman
123