Mereka bersukacita, sebab semuanya reda, dan dituntun-Nya mereka ke pelabuhan kesukaan mereka.
Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia. (Refren)
09. BACAAN KEDUA (2Kor. 5:14-17)
L : Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus. Saudara-saudari, kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilainya demikian. Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
10. ALLELUIA (Yoh. 14:23)
P : Alleluia
U : Alleluia
P : Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah telah melawat umat-Nya.
U : Alleluia, Alleluia, Alleluia
11. INJIL (Mrk. 4:35-40)
P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Yesus Kristus menurut Markus. Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada. Kemudian Pemimpin membacakan Injil. Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang." Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangun kan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?" Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?"
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
12. RENUNGAN SINGKAT
Kita baru saja mendengarkan Injil tentang Yesus yang meredakan angin ribut. Kisah ini mengingatkan kita bahwa Allah tidak pernah tidur. Ia menjaga kita, pun ketika merasa bahwa Ia sedang tidak bersama kita. Mari kita renungkan satu dua poin dari bacaan ini. Pertama, perahu, danau dan badai. Yesus dan para murid-Nya masuk ke dalam perahu lalu bertolak ke tengah danau. Sepertinya mereka tidak mengantisipasi cuaca, padahal beberapa dari adalah orang-orang yang mengenal danau ini. Badai begitu kencang sampai-sampai mereka mau tenggelam. Badai ini hanya bisa ditenangkan oleh Yesus. Kadangkala hidup kita ibarat masuk dalam perahu dan terjun ke dalam danau. Meskipun kita sudah menduga atau merencanakan hidup kita dengan baik, kita toh akan menghadapi tantangan dan kesulitan. Tantangan dan kesulitan itu kadangkala jauh melebihi kemampuan kita dan kita tidak bisa mengantisipasinya dengan baik. Kita perlu Dia yang memiliki kuasa atas segala sesuatu. Kita butuh Tuhan untuk menolong kita. Kita tidak bisa melupakan Tuhan dalam merencanakan hidup kita atau dalam berlayar di tengah danau kehidupan kita. Kedua, Yesus tertidur. Para murid
sibuk menyelamatkan perahu supaya mereka tidak tenggelam. Mereka berjuang, namun mereka menjadi kecewa karena Yesus, Sang Guru tertidur dengan tenang. Para murid pun menuduh Yesus tidak peduli dengan keselamatan mereka. Bisa jadi, menurut mereka, Yesus menginginkan agar mereka binasa.
Yesus pun menghardik angin dan kecewa atas ketidakpercayaan para murid-Nya. Hanya orang yang menyadari bahwa Tuhan berada dalam perahu kehidupannyalah yang akan dituntun kepada keselamatan. Kita pun seringkali dihadapkan pada persoalan yang sama. Mungkin kita berdoa atau merasa Tuhan memang ada bersama kita. Hanya saja kita selalu mendapatkan banyak tantangan dan kesulitan. Mungkin kita merasa putus asa dan menyalahkan Tuhan, karena sepertinya Tuhan tidak mendengarkan kita atau tidak peduli dengan kita. Kisah Injil ini mengajarkan kita untuk berusaha tenang dalam menghadapi masalah hidup kita. Selama manusia hidup, ia akan selalu mendapatkan tantangan dan kesulitan. Hanya orang yang tenang yang bisa menemukan jalan keluar. Tuhan hadir dan Ia mau kita tenang dan percaya bahwa Dia pasti akan memberikan jalan keluarnya kepada kita. Kepanikan dan saling menyalahkan hanya akan menambah rumit situasi yang sudah ada. Baiklah kita belajar untuk menjadi tenang, karena Yesus sendiri berkata, “Diam! Tenanglah!” Doa dan kedekatan kita kepada Tuhan mesti membantu kita untuk menjadi lebih tenang sehingga kita tidak kalut atau pikiran kita tidak kacau dan akhirnya mengacaukan orang lain. Tuhan, bantulah kami untuk selalu tenang menghadapi persoalan hidup kami.
13. HENING
14. SYAHADAT
P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada
Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..
15. DOA UMAT
P : Saudara-saudari seiman dalam kenyataan hidup yang penuh tantangan dan rintangan ini, kita dapat merasa aman dan tenteram karena Tuhan senantiasa bersama kita. Oleh sebab itu, marilah kita berdoa kepada-Nya.
P : Bagi para pemimpin Gereja. Kita berdoa bagi para pemimpin Gereja, agar mereka diberikan kekuatan dan ketabahan dalam melakukan tugas dan pelayanan mereka bagi kesejahteraan umat beriman. Marilah kita mohon….
P : Bagi para pemimpin bangsa kita. Semoga Tuhan mendampingi para pemimpin bangsa dalam upaya mereka membangun dan meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat, yang dilandasi oleh semangat pengabdian dan keselarasan dengan kehendak Tuhan. Marilah kita mohon….
P : Bagi mereka yang hampir putus asa. Kita mohon kebaikan Tuhan bagi orang-orang yang hampir putus asa arena berbagai kesulitan hidup. Semoga mereka menemukan titik terang dan pengharapan baru akan Allah yang menyelamatkan. Marilah kita mohon….
P : Bagi kita sendiri. Kita mohonkan belas kasih Tuhan, agar kita diberi kekuatan dalam menghadapi berbagai kesulitan. Semoga cara hidup kita sendiri dapat menumbuhkan pengharapan dalam diri orang-orang lain yang mengalami ketakutan dalam hidup mereka. Marilah kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Demikianlah, ya Bapa, doa-doa yang kami sampaikan ke hadirat-Mu. Semoga Engkau berkenan mengabulkannya, sebab semua ini kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U : Amin