SMAK Syuradikara Ende juga mengakomodir kegiatan-kegiatan keagamaan dari peserta didik yang beragama Islam, Hindu dan Budha.
"Misalkan untuk siswa yang Islam itu kita ada kegiatan Tausyiah dengan mendatangkan Ustad atau ke Masjid, kegiatan buka puasa bersama dan kita kunjungan ke pesantren dan juga kita akomodir perayaaan hari-hari besar itu lalu disitu ada kultur pembentukan nilai dan juga menghargai keberagaman, kekhasan Syuradikara itu disitu sehingga ini satu kekayaan untuk lembaga dan untuk anak-anak," ucap Bruder Kris.
Selain itu siswa SMAK Syuradikara Ende yang kerap berkolaborasi dengan pesantren yang ada di Kabupaten Ende.
Poin penting dari keberagaman untuk anak-anak didik lulusan SMAK Syuradikara adalah memiliki kekayaan jejaring, relasi dan koneksi.
Selain itu, dengan modal guru penggerak terbanyak, SMAK Syuradikara Ende akan menerapkan beberapa metode pembelajaran guna mengembangkan potensi peserta didik baik intelektual maupun skill atau keterampilan yang lain dan yang paling utama adalah penguatan spiritualitas Santo Arnoldus Janssen.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News