Suhu Dingin di NTT

Suhu di NTT Dingin, Ruteng 8 Derajat Celcius, Warga Mengeluh Sering Batuk dan Flu

Penulis: Gordy
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Panorama Kota Ruteng dari Puncak Villa Ria Kelurahan Waso, Kecamatan Langke Rembong,Manggarai, NTT. Suhu di NTT Dingin, Ruteng 8 Derajat Celcius, Warga Mengeluh Sering Batuk dan Flu

TRIBUNFLORES.COM, RUTENG - Udara dingin melanda wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa hari belakangan ini, padahal saat ini NTT sudah memasuki musim kemarau yang diikuti dengan suhu panas yang menyengat.

Udara dingin ini tercatat mencapai 8 derajat Celsius di Ruteng, Manggarai dan Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat. Sementara di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur warga mengeluh kerap mengalami batuk, pilek dan flu akibat diterpa udara yang sangat dingin saat ini.

Di Waingapu, udara pada saat siang hari terasa sangat terik dengan suhu mencapai 32 derajat celcius. Sementara ketika malam hari, udara dingin berkisar 22 derajat celcius, bahkan bisa turun hingga 19 derajat celcius menjelang subuh.

Kepada Pos Kupang, Rabu (17/7), warga Kelurahan Kambaniru, Damaris mengatakan udara malam yang cukup dingin membuatnya mudah terserang flu, pilek, dan batuk.

Baca juga: TNI AU Kirim 6 Pesawat Tempur ke Australia, Komandan Lanud El Tari: Pertempuran Udara

 

"Kalau malam hari, saya tidur pakai jaket, kain panas dan juga kaos kaki, sebab udaranya sangat dingin. Tapi siang hari, cuacanya sangat panas. Kondisi seperti ini bisa buat badan kami drop " ungkap Damaris.
Hal senada juga diungkapkan warga Kelurahan Prailiu, Heindrich yang mengaku kesehatannya menurun karena udara malam yang cukup dingin.

"Biasanya malam apalagi di bulan sekarang ini tidak dingin, tapi beberapa malam belakangan ini udara dingin sampai ke sum-sum tulang. Buat kita gampang sakit," ujarnya.

Agustinus Teme, warga di Kefamenanu, TTU saat diwawancarai Pos Kupang via sambungan selular, Rabu (17/7) menjelaskan, suhu dingin tersebut menyebabkan mereka kesulitan beraktivitas di luar rumah sejak sore hingga pagi hari.

Mereka terpaksa pergi ke kebun setelah anak-anak pergi ke sekolah. Biasanya Agustinus pergi terlebih dahulu ke kebun sebelum anaknya berangkat ke sekolah.

Ia menjelaskan, suhu dingin mulai terasa sejak pukul 16.00 Wita hingga pukul 08. 00 Wita bahkan sampai pukul 09.00 Wita pagi hari.

Menurutnya, suhu dingin tersebut terjadi nyaris setiap tahun pada periode Juli hingga Agustus. Namun, pada tahun ini suhu dingin terasa berbeda dengan tahun sebelumnya.

Suhu dingin tahun ini terjadi dengan jeda waktu cukup lama. Dalam sepekan suhu dingin terjadi 2 sampai 4 hari. Sedangkan hari lainnya berjalan normal.

Dikatakan Agustinus, suhu dingin tersebut menyebabkan anggota keluarganya mengalami sakit batuk dan pilek. Pasalnya suhu dingin tersebut disertai angin.

Dalam beberapa waktu terakhir, Agustinus menyarankan anggota keluarganya untuk tidak beraktivitas di luar rumah untuk mencegah sakit dan lain-lain.

Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Patricia Christin Seran mengungkapkan, suhu dingin terjadi karena setiap bulan Juni dan Juli adalah perpindahan (intrusi) udara dingin dari wilayah Australia.

"Pada periode monsun Australia ini, angin yang bertiup dari Benua Australia membawa massa udara yang umumnya bersifat lebih kering dan lebih dingin, terlebih saat ini di Australia sedang mengalami musim dingin," jelasnya, Rabu (17/7).

Hal ini, lanjut dia, juga didukung oleh faktor rendahnya kandungan uap air di atmosfer. Uap air ini salah satu fungsinya adalah menyerap panas. Berkurangnya uap air pada musim kemarau berdampak pada panas dari permukaan bumi yang dilepaskan pada saat malam hari langsung terlepas ke lapisan yang lebih tinggi.

“Karenanya tidak ada panas yang tersimpan dekat permukaan bumi, maka pada pagi hari udara akan terasa lebih dingin,” ujarnya.

Topografi dan posisi geografis juga mempengaruhi suhu di tempat tersebut. Daerah yang berbukit-bukit akan memiliki suhu udara atau kondisi iklim yang berbeda dengan dataran terbuka.

Tempat yang tinggi akan memiliki suhu yang lebih rendah dari tempat yang lebih rendah. Kota Ruteng yang topografi lebih tinggi dari Labuan Bajo mencatat suhu minimum dua hari terakhir mencapai 8 derajat Celsius. Sementara itu suhu minimum di Labuan Bajo masih berkisar 20-21 derajat Celcius.

Fenomena suhu dingin ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga Agustus 2024 nanti. Masyarakat diimbau untuk tidak panik dengan perubahan suhu ini karena suatu fenomena yang wajar terjadi saat musim kemarau.

"Kenakan pakaian yang nyaman, tetap menjaga kesehatan karena peralihan suhu dari malam hingga pagi hari yang dingin dan kurangi aktivitas di luar ruangan pada malam atau dini hari," tandasnya.

Fenomena Aphelion?

Suhu dingin yang dikaitkan dengan fenomena aphelion, ramai dibicarakan warganet di media sosial. Akun TikTok @salwXXX, misalnya, menyebutkan bahwa aphelion adalah fenomena jauhnya jarak Bumi dari Matahari. Hal ini kemudian diklaim menimbulkan dampak suhu dingin pada Bumi.

"Cuaca panas tapi terasa dingin banget ternyata ini penyebabnya. Mulai pagi jam 05.27 kita akan mengalami fenomena aphelion," tulis akun itu, Senin (15/7).

"Di mana, letak Bumi akan sangat jauh dari Matahari. Kita tidak bisa melihat fenomena tersebut, tapi kita bisa merasakan dampaknya. Ini akan berlangsung sampai bulan Agustus," tambahnya.

Namun Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Ida pramuwardhani membantah kabar bahwa suhu dingin di Indonesia belakangan akibat dari fenomena aphelion.

Menurutnya, aphelion adalah fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli.

"Sementara itu, kondisi cuaca dingin yang terjadi di wilayah Indonesia pada periode Juli 2024 tidak terkait dengan fenomena aphelion," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (16/7).

Meskipun posisi Matahari memang berada pada titik jarak terjauh dari Bumi ketika terjadi fenomena aphelion, hal itu tidak berpengaruh banyak pada fenomena atmosfer atau cuaca di permukaan Bumi.
Ida menjelaskan, suhu udara dingin di Indonesia sebenarnya merupakan fenomena alami yang umum terjadi pada bulan-bulan puncak musim kemarau, yakni Juli hingga September.

Sementara itu, jarak pasti aphelion Bumi sedikit berubah dari tahun ke tahun lantaran pengaruh gravitasi planet-planet lain dan gravitasi Bulan. Namun pada aphelion 5 Juli 2024, pusat Bumi berada pada jarak 152.099.969 kilometer atau 94.510.539 mil dari pusat Matahari.

Penyebab suhu dingin di Indonesia kata Ida, saat ini wilayah pulau Jawa hingga NTT berada pada musim kemarau. Periode ini ditandai dengan pergerakan angin dari arah timur-tenggara yang berasal dari Benua Australia.

Pada Juli, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin. Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia juga menyebabkan pergerakan massa udara menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsun Dingin Australia.

Monsun ini kemudian bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudra Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin, sehingga menyebabkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia, terutama bagian selatan khatulistiwa.

Selain dampak angin dari Australia, minimnya awan dan hujan di pulau Jawa hingga Nusa Tenggara turut berpengaruh pada suhu dingin di malam hari. Sebab, tidak adanya uap air menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh Bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer.

"Langit yang cenderung bersih awannya, akan menyebabkan panas radiasi balik gelombang panjang ini langsung dilepas ke atmosfer luar, sehingga kemudian membuat udara dekat permukaan terasa lebih dingin terutama pada malam hingga pagi hari." kata Ida.

"Hal ini yang kemudian membuat udara terasa lebih dingin terutama pada malam hari," imbuhnya.

Perbanyak Konsumsi Sayur dan Buah

Sekretaris Dinas Kesehatan Sumba Timur, Bangun Munthe mengatakan, pihaknya sementara mendalami keluhan yang diterima dari masyarakat melalui Puskesmas-puskesmas terkait udara dingin pada beberapa malam belakangan ini.

"Kami belum mengetahui pasti faktor yang menyebabkan udara dingin saat malam hari, dan sementara masih dalam identifikasi oleh ahli kesehatan," ungkap Munthe, Rabu (17/7).

Demi mengantisipasi udara dingin, Dinkes Sumba Timur mengimbau masyarakat agar selalu menjaga kondisi tubuh agar tetap fit, termasuk menggunakan pakaian hangat, jaket tebal, syal, juga kaos kaki agar meminimalisir udara dingin saat malam hari.

Disamping itu, masyarakat juga diminta untuk perbanyak konsumsi sayuran hijau, buah-buahan lokal yang mengandung banyak vitamin, agar tubuh tetap sehat meski cuaca kurang bersahabat. (Sumber pos kupang cetak)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainya di Google News