Karena menjadi satu dalam diri, tidak jarang ilalang dan gandum itu tercampur. Diri kita sendiri mungkin sulit membedakan mana yang ilalang dan mana yang gandum dalam diri kita.
Dalam perjalanan waktu, sang penabur benih yang baik membiarkan ilalang dan gandum tumbuh bersamaan. Tuhan memberi kesemapatan dalam diri kita yang baik dan yang tidak baik tumbuh bersamaan.
Waktulah yang akan menyingkapkan tumbuhan mana yang menjadi dominan dalam diri kita. Jika gandum yang lebih dominan, hidup kita menjadi hidup yang baik.
Namun jika ilalang yang lebih berkembang, kita akan masuk dalam berkas-berkas yang akan dibakar.
Mau menjadi ilalang atau gandum diri kita? Masing-masing kitalah yang bisa menjawab dan menentukan. Tuhan memberi kebebasan kepada kita untuk menentukan.
Tuhan sebagai sang penabur tidak serta merta membebaskan kita dari ilalang. Perjuangan kita mempunyai peran yang besar untuk membuat pilihan itu.
Ilalang akan tumbuh dengan sendirinya, tanpa dipelihara, tanpa dipupuk. Namun gandum tidak bisa demikian.
Gandum perlu dipelihara, diberi pupuk, dirawat dengan baik dan tepat. Maka jika kita hendak menjadi gandum, kita perlu memelihara hidup kita agar memberikan pupuk yang subur supaya gandung-gandum dalam diri kita bertumbuh dengan subur.
Setiap saat kita diuji oleh waktu. Kesetiaan dalam memelihar gandum itulah yang akan menentukan hidup kita.
Untuk itu kita perlu bantuan dan rahmat Tuhan, agar kita dikuatkan dalam memelihara yang baik dalam diri kita. Tekun dalam memelihara yang baik adalah tanda kesetiaan murid-murid Kristus.
Doa Penutup
Allah Bapa Maha Pengasih, Engkau tinggal dalam diri kami bila kami melakukan amal baik.
Kami mohon, ajarilah kami menghayati sabda-Mu dan resapilah kami dengan kebijaksanaan Putra-Mu, jalan kehidupan kami,yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin. (sumber the katolik.com) (gg).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News