Salam damai sejahtera untuk kita semua. Mata dan telinga adalah dua organ tubuh manusia yang menjadi sangat penting sebagai indera yang paling sering digunanakan dalam hidup harian kita. Mata pasti digunakan untuk melihat dan telinga untuk mendengar. Dua aktivitas alat indra ini tak bisa dianggap remeh karena kegiatan melihat dan mendengar itu sudah pasti dapat terjadi kapan saja dalam seluruh aktivitas harian kita. Maka berbahagialah semua kita yang masih memiliki mata dan telinga yang baik dan berfungsi dengan baik pula. Maka gunakan dengan baik agar mata dan telinga kita pun mampu melihat dan mendengar hal-hal besar dalam hidup kita.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Hari ini gereja merayakan peringatan wajib Santo Yoakim dan Santa Ana, orangtua Santa Perawan Maria. Santo Yoakim dan Santa Anna tinggal di wilayah Palestina. Keduanya dikenal sebagai keturunan raja Daud yang setia menjalankan kewajiban-kewajiban agamanya serta dengan ikhlas mengasihi dan mengabdi Allah dan sesamanya. Mengenai bagaimana kehidupan keseharian mereka, tidak diketahui dengan pasti. Namun, dikisahkan bahwa dalam perkawinannya dengan Santa Anna, awalnya mereka tidak kunjung memiliki anak. Santo Yoakhim dan Santa Anna terus berdoa kepada Tuhan memohon supaya dikaruniai anak. Dari tahun ke tahun, mereka berdua berziarah ke Yerusalem dan berdoa di Bait Allah. Santa Anna berjanji jikalau mereka mendapatkan anak, maka anak itu akan dipersembahkan pada Tuhan. Akhirnya Tuhan menjawab keinginan keduanya, sehingga mereka mendapat anak yang diberi nama Maria.
Dalam buku-buku umat Kristen abad ke-2, nama ibu Anna sangat harum. Diceritakan bahwa sejak perkawinannya dengan Yoakim, Anna tak henti-hentinya mengharapkan karunia Tuhan berupa seorang anak. Namun cukup lama ia menantikan tibanya karunia Allah itu. Sangat boleh jadi bahwa Anna sesekali menganggap keadaan dirinya yang tak dapat menghasilkan keturunan itu sebagai hukuman bahkan kutukan Allah atas dirinya, sebagaimana anggapan umum masyarakat Yahudi pada waktu itu. Karena itu diceritakan bahwa ia tak henti-hentinya tanpa putus asa berdoa kepada Allah agar kiranya kenyataan pahit itu ditarik Allah dari padanya. Setiap tahun, Anna bersama Yoakim suaminya berziarah ke Bait Allah Yerusalem untuk berdoa. Ia berjanji, kalau Tuhan menganugerahkan anak kepadanya, maka anak itu akan dipersembahkan kembali kepada Tuhan. Syukurlah bahwa suatu hari malaikat Tuhan mengunjungi Anna yang sudah lanjut usia itu membawa warta gembira ini: "Tuhan berkenan mendengarkan doa ibu! Ibu akan melahirkan seorang anak perempuan, yang akan membawa suka cita besar bagi seluruh dunia!" Kisah hidup kedua orangtua Maria ini, Yoakim dan Ana memang tak banyak yang kita ketahui dan hanya satu dua kisah yang diperole dalam kitab suci.
Namun dari satu dua kisah itu kita langsung menemukan figur orangtua yang sangat taat pada Tuhan dan ajaranNya serta tetap rendah hati dan tekun berdoa. Mereka berdua tak jemu-jemunya berdoa kepada Tuhan bahkan dalam ketidakpastian di usia senja, mereka tetap saja setiap tahun pergi ziarah ke Yerusalem untuk berdoa dan memuji Tuhan. Dan pada akhirnya dari garis keturunan merekalah Allah menyatakan diriNya dalam peristiwa inkarnasi, Allah menjadi Manusia melalui Maria Ibu Putera Allah. Dalam kesederhanaan dan kesetiaan santo Yoakim dan santa Ana ini, Allah memberi berkat besar bagi mereka. Tanpa henti secara terus menerus, mereka berdoa kepada Allah.
Dalam ketekunan dan kesetiaan itulah Allah menemukan kebenaran iman mereka dan mengaruniakan rahmat dan kasih karunia di hadapan Allah. Mereka pun seperti para murid itu, mampu melihat dan mendengar Allah dan kasih karuniaNya di dalam hidup mereka. Kita pun sering sekali mau melihat dan mendengar tentang kasih Allah itu dalam hidup kita, namun kita sendiri tak menunjukkan kesetiaan dan ketekunan kita datang menghadap kehadiratNya. Kita datang saat kita ada masalah saja dan lupa bahwa Allah tak sekedar satu ungkapan perasaan semata tapi seluruh diri kita di hadapan Allah bahkan setiap waktu. Namun kita manusia selalu cenderung bermental ‘instant’ di hadapan Allah, yang maunya sekali pencet langsung dapat rupiah. Maka marilah kita belajar untuk selalu tekun dan setia datang pada Allah agar kita dianggap layak untuk dapat mendengar dan melihat kasihNya.
Saudari/a terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: kita semua dipanggil Tuhan menjadi murid-muridNya untuk satu tugas yang dipercayakan kepada kita. Kedua, tugas paling utama sebenarnya adalah selalu hadir di hadapan Allah pada waktunya dan bukan menduakan Tuhan dengan tugas kita. Ketiga, setia dan tekun pada Tuhan adalah jalan keselamatan dan berkatNya.(gg).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News