Universitas Nusa Nipa

Kisah Mahasiswa Universitas Nusa Nipa Jadi Penenun Lalu Merawat ODGJ 

Penulis: Hilarius Ninu
Editor: Hilarius Ninu
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kristianus Pana alias Tyand, mahasiswa Universitas Nusa Nipa bersama Rektor Universitas Nusa Nipa, Dr.Jonas JGD Gobang.

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Aris Ninu

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Kuliah sambil kerja adalah hal yang lumrah pada masa kini namun kuliah sambil kerja untuk membantu dan membiayai orang yang berkebutuhan khusus, orang yang kesusahan, hanya karena alasan "Cinta" adalah hal yang sangat tidak lumrah dan tak biasa.

Namun, kalimat itu tidak berlaku bagi seorang mahasiswa asal Universitas Nusa Nipa di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT,  Kristianus Pana, asal Kabupaten Lembata.

Baginya, tak ada kata lebih yang istimewa selain "Cinta" yang tercurah bagi orang yang kesusahan, orang yang membutuhkan dorongan ekonomi, orang yang terpinggirkan atau kaum marjinal lainnya.

"Saya pikir tidak ada alasan lain, selain karena cinta, demikian kata Kristianus Pana alias Tyand sambil tersenyum disela-sela obrolan bersama wartawan TribunFlores.Com, Senin 12 Agustus 2024 malam.

 

 

 

 

Baca juga: Tiga Alumni Fikes Universitas Nusa Nipa Lolos Tes Perekrutan Perawat di Jerman dan Jepang

 

 

 

 

 

Hebatnya, lelaki murah senyum itu berbuat dalam diam meski tak jarang mendapatkan tantangan  dalam melaksanakan misi kemanusiaan yang ia bangun secara pribadi dan tulus tanpa menuntut imbalan.

Satu hal yang unik dari sosok yang satu ini adalah Giatnya sebagai penenun. Meski, berstatus sebagai laki-laki, ia tidak merasa gengsi melakukan pekerjaan yang secara tidak langsung diasosiasikan sebagai pekerjaan perempuan.

Menenun dalam tradisi Timur Indonesia adalah pekerjaan yang dikhususkan untuk seorang perempuan, namun itu tidak berlaku bagi Tyand. Ia memilih jalan terjal mengenyampingkan anggapan umum itu hanya karena tujuan mulia yakni membantu orang.

Di sela-sela obrolan bersama wartawan TribunFlores.Com dan Rektor Universitas Nusa Nipa, Dr.Jonas KGD Gobang, S.Fil, MA, Tyand menceritakan karya pelayanannya dari awal hingga saat ini.

 

 

Baca juga: Mahasiswa Universitas Nusa Nipa Menangkan Hibah Penelitian IYES 2024, Rektor Gery Beri Apresiasi

 

 

Pria asal Lembata yang saat ini berdomisili di Waioti, Maumere, mengisahkan, pekerjaan mulia membantu orang yang kesusahan yang sudah ia tekuni sejak berdomisili di Kupang.

"Waktu itu saya kuliah D3 di Kupang, di sela-sela kuliah saya gunakan kos untuk menenun, saya juga merawat beberapa orang yang berkebutuhan khusus dengan hasil kerja saya," ungkapnya.

Awalnya, giat sosialnya di Kupang dilaksanakan dalam skala yang kecil, mencakup beberapa orang saja namun secara perlahan karya pelayanannya mulai menyentuh banyak insan.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Kupang Tyand kembali ke Flores di Maumere. Kata Tyand, semangatnya untuk berkuliah waktu itu masih membara dalam dirinya, namun kesempatan untuk mendapatkan kampus yang tepat dalam memuluskan mimpinya terbilang sulit.

 

 

Baca juga: Peringatan Santu-Santa Pelindung Rabu 14 Agustus 2024

 

Kuliah di Universitas Nusa Selamatkan Mimpinya

Kelas Ekstensi atau lebih tepatnya jalur ekstensi adalah program kuliah jenjang pendidikan yang diselenggarakan bagi mahasiswa jurusan program diploma (D3) ke tingkat sarjana (S1) tanpa perlu mengulang dari tahap awal. 

Dalam artian mahasiswa tak perlu mengambil mata kuliah yang sama yang ia dapat semasa menyelesaikan program diploma, ia hanya perlu mengambil mata kuliah lanjutan saja.

Dan, di Universitas Nusa Nipa  program itu ada dan diberlakukan.

 

 

Baca juga: Bentangkan Bendera 300 Meter di Perbatasan Indonesia-Timor Leste,Camat:Revisi Perpres 179 tahun 2014

 

Kegelisahan Tyand akhirnya terjawab berkat program ekstensi di Universitas Nusa Nipa  karena lewat program itu ia dapat berkuliah dan melanjutkan karya pelayanannya yang telah ia rintis sebelumnya di Kupang.

"Saya sangat bersyukur bahwa di Universitas Nusa Nipa ada program ekstensi sehingga saya dapat melanjutkan pendidikan saya, karena di Flores sulit untuk mendapatkan kampus yang menerapkan program itu," jelasnya.

Di Maumere, aksi sosialnya, Tyand rupanya sangat berkembang bahkan merambah hingga orang-orang yang membutuhkan bantuan ekonomi.

"Selain membantu orang yang berkebutuhan khusus, saya juga membantu mereka yang membutuhkan bantuan ekonomi," ucapnya.

"Saya belikan babi untuk orang-orang yang telah sembuh lalu hasilnya kami bagi dua, sehigga usaha itu terus berputar," tambahnya.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News