Misa Hari Minggu

Teks Misa Sore Minggu 18 Agustus 2024 Pekan Biasa XX Tahun B

Penulis: Gordy
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gereja Katolik Waioti Maumere. Mari simak teks misa sore hari Minggu 18 Agustus 2024.Teks teks misa sore disiapkan untuk pekan XX tahun B lengkap renungan harian katolik.

09. BACAAN KEDUA (1Kor. 15:20-26) 

L : Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada  jemaat di Korintus Saudara-saudari, yang benar ialah, bahwa Kristus  telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai  yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. 
Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati  datang karena satu orang manusia. Karena sama  seperti semua orang mati dalam persekutuan  dengan Adam, demikian pula semua orang akan  dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan  Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya:  Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka  yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.  Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia  menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah  Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan  dan kekuatan. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua  musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah. 

10. ALLELUIA 

P : Alleluia
U : Alleluia
P : Bunda Maria diangkat ke surga,para malaikat bergembira.
U : Alleluia

11. INJIL [Luk. 1:39-56] 

P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Yesus Kristus menurut Lukas.Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda  salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada. Kemudian Pemimpin membacakan Injil. 
Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan  langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah 
kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia  dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika  Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak  yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh  dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara  nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua  perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.  Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang  mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika 
salammu sampai kepada telingaku, anak yang di  dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang  dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."
Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan  hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hambaNya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala  keturunan akan menyebut  aku berbahagia, karena  Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatanperbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah  kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang 
yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya  dengan perbuatan tangan-Nya dan menceraiberaikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari  takhtanya dan meninggikan orang-orang yang  rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada  orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya  pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel,  hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya,  seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang  kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk  selama-lamanya." Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya  bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke 
rumahnya. 
P : Demikianlah Injil Tuhan. 
U : Terpujilah Kristus. 

12. RENUNGAN SINGKAT 

Kita baru saja mendengarkan kisah pertemuan Bunda  Maria dan Elisabeth. Kita juga mendengarkan madah pujian Maria, satu-satunya saat di mana Bunda Maria  mengungkapkan seluruh isi hatinya. Kita hendak 
belajar dua hal dari sikap Bunda Maria ini.  Pertama, Bunda Maria memiliki kepedulian dengan  sesama. Ketika mendengarkan berita bahwa Elisabeth  sanak saudaranya sedang mengandung, Maria pun langsung berangkat mengunjunginya. Kunjungannya  membawa kegembiraan bukan saja karena  kehadirannya akan membantu banyak hal tetapi juga  karena Maria membawa serta Tuhan Yesus dalam  kandungannya. Maria pun setia menemani Elisabeth  selama tiga bulan.  Kita pun diajak untuk meneladani sikap Maria ini. Kita  saling berbagi kegembiraan dan saling membantu.  Kegembiraan yang paling utama dalam kehidupan kita  bukanlah terletak pada harta atau hidup yang aman,  melainkan pada relasi yang baik dengan sesama.  Ketika orang lain merasakan kegembiraan karena  kehadiran kita, maka kita sebenarnya sudah  membawakan kehidupan. Rasul Paulus sendiri  berkata, “bertolong-tolonglah menanggung bebanmu.  Karena dengan itu, kamu memenuhi hukum Kristus!”.  Sadar atau tidak, kita sendiri diutus oleh Tuhan untuk saling membantu dan menolong. Atau pada  kesempatan lain, Rasul Paulus mengingatkan kita  demikian, “Kita, yang kuat, wajib menanggung 
kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita  mencari kesenangan kita sendiri“ (Rom. 15:1). Di  tengah situasi corona seperti sekarang ini, mari kita  saling peduli satu terhadap yang lain, untuk saling  menolong dan menghidupkan.  Kedua, Bunda Maria setia kepada Tuhan. Kita  mendengarkan madah pujian Maria. Maria merasakan  karya Tuhan yang luar biasa melalui dirinya yang hina. Maria terus mengikuti Putranya sampai di kayu salib.  Lalu ia masih juga berkumpul bersama para murid  Putranya, mengampuni dan meneguhkan mereka.  Semuanya karena ia setia kepada Tuhan.  Kisah ini mengajak kita untuk senantiasa berusaha 
tetap setia kepada Tuhan dalam hidup kita. Seringkali  terjadi bahwa ketika kita gembira, kita melupakan  Tuhan. Atau ketika kita amat menderita, kita  mempersalahkan Tuhan dan memilih untuk  meninggalkan-Nya, karena kita merasa bahwa Tuhan tidak mampu membantu kita. Maria membantu kita  untuk mengerti bahwa jalan Tuhan itu berbeda dengan  jalan kita. Tuhan tetap memberikan peneguhan dan  kekuatan kepada mereka yang berharap pada-Nya.  Mungkin kita lebih sering memenuhi doa-doa kita  dengan berbagai permohonan, namun kita lupa untuk  memuji Tuhan dan berterima kasih untuk segala hal yang kita terima daripada-Nya. Sekecil apapun yang  kita terima dari Tuhan, itu adalah pemberian yang  patut disyukuri. Maria tidak memohonkan apa-apa kepada Tuhan. Dia hanya berkata, “jadilah padaku, menurut perkataan-Mu!”. Semoga kita tetap setia  kepada Tuhan dan tahu bersyukur atas semua yang  Tuhan berikan kepada kita.

13. HENING SEJENAK 
14. SYAHADAT 

P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada 
Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku  percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..

15. DOA UMAT 

P : Marilah kita berdoa kepada Tuhan kita, yang selalu berjalan bersama kita, agar kita mampu mengenal 
dan merasakan kehadiran-Nya dalam hidup harian kita. 
P : Semoga Sri Paus, para uskup dan para imam tetap teguh dalam segala cobaan dan kesulitan agar 
mampu menuntun umat Allah untuk kian kuat dalam iman akan Allah Tritunggal Mahakudus.
Marilah kita mohon…
P : Semoga para pemimpin masyarakat diresapi semangat pelayanan dan kerendahan hati dalam melaksanakan tugas-tugas mereka. Marilah kita mohon… 
P : Semoga dunia kita menjadi tempat yang ramah dan aman bagi perkembangan manusia. Semoga segala 
ketegangan dan konflik dapat diselesaikan dengan hati yang terbuka. Marilah kita mohon….
P : Semoga kita selalu bersyukur atas penyertaan Tuhan, sebagaimana Bunda Maria yang memuji 
Tuhan atas karya agung Tuhan melalui dirinya.Marilah kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan permohonan pribadi kita masing-masing. 
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Bapa yang mahabaik, dengarkanlah doa-doa kami anak-anak-Mu, dan kuatkanlah iman kami agar kami tidak tenggelam dalam tantangan zaman kini.Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. 
U : Amin

16. DOA PUJIAN 

P : Saudara-saudari terkasih, Allah selalu mencintai kita dan menginginkan agar kita selamat dan bersatu dengan-Nya dalam hidup kekal. Maka marilah kita berseru: 
Terpujilah Engkau di surga.
U : Terpujilah Engkau di surga.
P : Ya Allah, Engkau telah menciptakan kami dan selalu memperhatikan hidup kami. Dengan berbagai cara, Engkau memelihara hidup kami. Maka kami berseru: 
U : Terpujilah Engkau di surga.
P : Ketika kami lemah, tak berdaya dan jatuh ke dalam dosa, Engkau mengutus Yesus Putra-Mu. Ia datang ke dunia melalui rahim Santa Perawan Maria.Engkau menyiapkan Perawan Maria dan mengajarkan kami cara berpartisipasi dalam karya keselamatan-Mu. Maka kami pun berseru: 
U : Terpujilah Engkau di surga. 
P : Engkau mengangkat Santa Perawan Maria ke surga. Dialah permlaan dan gambaran Gereja yang 
sempurna. Dialah harpaan dan hiburan bagi kami umat manusia yang masih mengembara di dunia. Dia tidak Engkau biarkan mengalami kebinasaan dalam makam, sebab ia sudah melairkan Putra-Mu, yang menciptakan kehidupan. Maka kami berseru: 
U : Terpujilah Engkau di surga. 
P : Dengan terang Roh Kudus-Mu, Engkau menunjukkan kebijaksanaan ilahi-Mu, sehingga kami tidak disesatkan oleh pengaruh dunia ini, yang sering tidak selaras dengan kebijaksanaan-Mu. Maka kamiberseru: 
U : Terpujilah Engkau di surga.
P : Maka, bersama seluruh umat beriman, dan dalam kesatuan dengan Bapa Suci Paus Fransiskus, Bapa 
Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor paroki setempat], kami melambungkan madah pujian bagi-Mu dengan berseru: [menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur]

Menyusul Ritus Komuni. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2) tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati komuni batin/rindu (lihat cara B). 

Halaman
1234