Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar berdiri di samping pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia ini. Ia menggenakan jubah putih dengan sorban di kepalanya.
Ia tampak tak ragu merangkul Sri Paus dengan penuh senyum. Terlihat Paus Fransiskus yang duduk di kursi rodanya juga tersenyum.
Tak berselang, ia mencium kepala Paus Fransiskus dua kali tepatnya pada topi putih yang disebut zucchetto. Paus tetap tersenyum dan menyambut hangat.
Saat bersalaman sebelum meninggalkan Masjid Istiqlal, Paus Fransiskus menggengam tangan Imam Besar Masjid Istiqlal ini dan menciumnya dengan penuh senyum.
Pertemuan dan Dialog
“Terowongan Silaturahmi” yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Katedral Santa Maria dari Pengangkatan juga menandai tanda yang jelas, yang diamati oleh Paus, karena kedua tempat ibadah ini tidak hanya saling berhadapan, tetapi juga terhubung satu sama lain.
“Berjalan dalam pencarian Tuhan dan berkontribusi untuk membangun masyarakat terbuka, yang didasarkan pada saling menghormati dan cinta kasih, yang mampu melindungi dari kekakuan, fundamentalisme, dan ekstremisme, yang selalu berbahaya dan tidak pernah dapat dibenarkan,"kata Paus Fransiskus.
Paus memberikan penghormatan kepada masyarakat Indonesia dalam upaya mereka untuk mempromosikan “dialog, saling menghormati, dan kehidupan berdampingan yang harmonis antara agama dan berbagai sensitivitas spiritual.”
Dia mengatakan bahwa sejarah Masjid adalah bukti dari upaya ini, mengingat bahwa seorang arsitek Kristen lokal, Friedrich Silaban, memenangkan kompetisi desain untuk membangunnya.
Paus mendorong mereka untuk mengembangkan karunia ini setiap hari, “agar pengalaman religius dapat menjadi acuan bagi masyarakat yang bersaudara dan damai.
Berita TribunFlores.com Lainnya di Google News