Wisata Maumere

Perjalanan Menemukan Surga yang Tersembunyi di Pantai Koka, Retribusi Bikin Dilema 

Penulis: Cristin Adal
Editor: Cristin Adal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PANTAI- Pesona alam Pantai Koka dari Bukit Rodja, view point terbaik untuk memoter Pantai Koka, Desa Wolowiro, Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka.

Gulungan ombaknya tak sekeras di sisi barat bukit ini karena pantainya landai. Sementara gulungan ombak di teluk di sisi barat pantai ini sangat keras. 

 

PANTAI- Pemandangan teluk Pantai Koka di sisi barat Bukit Ndete Sare.

 

Di sisi selatan bukit ini ada tebing batu yang langsung menyentuh laut. Tampak arus gelombang begitu deras seolah berputar dan terjebak pada tumpukan batu karang hitam di ujung tebing bukit ini. 

Dan sebuah pulau kecil di tengah laut biru. Ternyata itu adalah Pulau Koka yang tak memiliki garis pantai. 

Setelah melihat hamparan garis Pantai Koka dari puncak Bukit Ndate Sare, view point kedua yang tak kalah menarik untuk dijangkau adalah Bukit Rodja. 

Bukit ini direkomendasikan Bapak Belasius Woda, menurutnya Bukit Rodja adalah view point terbaik dari Bukit Ndate Sare untuk melihat dan memotret Pantai Koka.

 

PANTAI- Pasir putih Pantai Koka dan batu karang  hitam.

 

Benar saja, setelah 10 menit trekking melintasi jalur yang terjal, akhirnya bisa rebahkan lelah tubuh di atas bukit ini. Dua teluk kecil Pantai Koka dengan garis pantai yang melengkung itu terlihat sempurna. 

Perairan yang bersih dengan gradasi laut warna hijau tosca dan batu karang hitam. Gulungan ombak yang menyapu dan membasahi bibir Pantai Koka membuatmu tenang. 

Fritz, pemandu wisata asal Manggarai Timur yang dijumpai di Pantai Koka mengatakan, sudah enam kali mengunjungi tempat wisata ini bersama kliennya, wisatawan mancanegara.

"Pantai Koka the best beach of Maumere karena lokasinya tersembunyi, jauh dari keramaian dan yang datang ke sini sangat sedikit orangnya. Maka wistawan asing sangat senang sekali datang ke Pantai Koka,"ujar Fritz yang sedang menemani sepasang suami istri asal Belanda di Pantai Koka, Sabtu (7/9/2024).

Infrastuktur dan Pengelolaan Pantai Koka

Kata Fritz, Pantai Koka sudah dikenal wisatawan mancanegara. Wisatawan datang karena rekomendasi wisatawan sebelumnya. Tempat wisata pantai yang nyaman, bersih dan sepih. 

Namun sayangnya, kondisi jalan ke Pantai Koka masih buruk begitupun penarikan retribusi yang dilakukakan dua kali. Di pos pertama, karcis masuk untuk mobil Rp 40 ribu dan pos kedua Rp 20 ribu.

Tindakan ini tentu membuat wisatawan merasa tidak nyaman. Menurut Fritz, Pantai Koka harus diatur dengan baik mulai dari infrastuktru jalan hingga penambahan kafe. Yang lebih utama adalah hospitality.

"Terbesit satu harapan untuk Pantai Koka, bahwa kalau bisa  infrastrukturnya dibagus lebih bagus lagi. Setidaknya jalan ke tempat ini bisa diperbaiki, kafenya bertambah biar wisatawan yang datang ke sini bisa banyak pilihan untuk makanan. Karena untuk sementara, kafenya cuma satu sehingga para  tamu tidak punya alternatif lain,"kata Fritz.

Selain Fritz, salah satu pengunjung Pantai Koka, Yohanes Simon Thomas memboyong anggota keluargnya menghabiskan akhir pekan di Pantai Koka. Ia warga Kota Maumere namun asalnya di Desa Wolowiro. 

"Dilihat dari topografi alamnya, Pantai Koka ini sangat menarik dan luar biasa. Sehingga banyak orang mau ke sini. Tapi yang menjadi soal adalah bagaimana pengelolaan di sini,"kata Yohanes.

Yohanes membenarkan bahwa persoaalan di Pantai Koka terkait infrastruktur dan pengelolaan rertibusi. 

"Kemarin itu sudah disepakati oleh desa bahwa, pengelolaan ini satu pintu. Biaya karcis masuk untuk mobil saja, Rp 40 ribu. Tetapi mungkin hal lain di antara masyarakat pemilik lahan, mungkin juga  kurang transparansi dari Kepala Desa, sehingga menimbulkan pembayara retribusi dua kali, "ujar Yohanes.

"Kita harapkan kepala desa dan aparat segerah memanggil orang-orang pemilik tanah untuk mengatur biar, jangan lagi ada pendobelan karcis. Saya sebagai warga di sini, mempunyai harapan besar bahwa tempat ini merupakan tempat wIsiata yang sangat bagus. Selain mendapatkan pendapatan bagi UKM di sini tentunya, perlu ada perhatian dari pemerintah daerah,"pungkasnya.

Gazebo hingga Homestay

Sederet gazebo berjejer di sisi barat Pantai Koka. Tempat untuk bersantai menikmati makanan maupun kelapa muda sambil melihat deburan ombak yang pecah di batu karang.

Selain gazebo, terdapat homestay untuk wisatawan yang menginap.Homestay ini milik Belasius Woda, dengan dinging papaan kayu dilengkapi fasilitas tidur hingga kamar mandi.

Homestay ini terdiri dari lima bangunan rumah yang dibangun di tebing pantai ini  tepatnya di belakang warung Belasius juga rumah utamanya. Harga per malam dibandrol Rp 250 ribu, free breakfeast.

Belasius juga membangun toilet umum untuk pengunjung, sekali pakai Rp 5 ribu. Penunjung juga bisa menyewa ban untuk berenang di Pantai Koka, harga sewanya Rp 25 ribu.  

Mulai Sepih

Pantai Koka, memiliki daya tarik wisata yang besar. Hampir setiap hari destinasi wisata pantai di pesisi selatan Jalur Trans Flores ini dikunjungi wisatawan mancanegara.

Akhir pekan,  Sabtu dan Minggu wisatawan lokal biasanya memadati area wisata bersama keluarga. Kata Belasius, akhir-akhir ini kunjungan wisatawan lokal saat akhir pekan menurun. Hal ini dipicu penarikan tarif masuk dua kali dibayar pengunjung di pos pertama dan pintu masuk ke pantai.

Sementara itu, kunjungan wisatawan mancanegara ke Pantai Koka ikut menurun imbas penutupan Bandara Frans Seda Maumere karena aktivitas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur.

Belasius berharap, Pemerintah Desa Wolowiro dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sikka melalui Dinas Pariwisata untuk mencari jalan tengah menyelesaikan polemik distribusi di Pantai Koka. Selain itu ia juga meminta perhatian pemerintah daerah untuk memperhatikan kondisi infrastruktur menuju dan di Pantai Koka.

Berita TribunFlores.com Lainnya di Google News