Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA - Trayek lurus jalan Trans Pulau Flores wilayah Desa Tiwatobi, Kecamatan Ile Mandiri, Kabupaten Flores Timur, menjadi tempat kejadian perkara (TKP) kematian Bergita Bunga Nuhan.
Nyawa perawat berusia 37 tahun yang selama ini bekerja di Puskesmas Waimana itu tak bisa tertolong usai mengalami kecelakaan tunggal pada, Jumat, 17 September 2024 lalu.
Berdasarkan hasil olah TKP Satuan Lalu Lintas (Sat Lantas) Polres Flores Timur, Bergita terkejut saat seekor kambing dalam posisi terikat masuk ke badan jalan.
Diduga menghindar dalam keadan terkejut, sepeda motor Yamaha Mio yang ia kendarai malah terjatuh.
Baca juga: Fakta-fakta TKP Lakalantas Renggut Nyawa Perawat di Flotim, Dua Anaknya Yatim Piatu
Fakta di TKP
TRIBUNFLORES.COM mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan maut itu, Selasa, 17 September 2024 sore. Letak TKP berada di sebelah kiri atau sesuai jalur korban saat berkendara.
Sebuah batu berukuran sedang diletakkan di bibir aspal. Lilin-lilin yang dipasang sudah tak menyala. Samping batu itu terdapat satu botol air mineral.
Sementara sekitar TKP ditumbuhi rumput liar warna hijau. Warga sekitar mengaku lokasi itu kerap menjadi tempat ikat ternak kambing.
Beberapa warga menceritakan, selama ini banyak kambing diikat pemiliknya di pinggir jalan. Meski ada ternak cukup jauh dari jalan, namun tak sedikit yang dekat bahkan kerap masuk dalam badan aspal.
"Iya, biasa ikat (ternak) di pinggir jalan. Ada banyak. Tapi sejak beberapa hari ini sudah tidak ada lagi," ucap dua warga yang namanya tak disebutkan.
Menurutnya, kambing dipindahkan setelah Bergita Bunga Nuhan tewas dalam insiden kecelakaan. Sepanjang jalur itu sudah bersih dari pemandangan ternak saat TRIBUNFORES mendatanginya langsung.
"Sudah kasih pindah. Semoga polisi mereka bisa kasih larang," katanya.
"Iya, tapi jangan lupa pemerintah desa kita juga umumkan ke warga, tidak boleh lagi ada ikat-ikat ternak," sahut warga lainnya.
Salah satu warga itu adalah saksi di sekitar TKP. Meski tak melihat seperti apa kecelakaan terjadi, namun dirinya sempat mengangkat tubuh korban yang berlumuran darah.
"Tangan saya banyak darah, saya angkat dia, luka di bagian kepala," katanya
Anak Korban Yatim Piatu
Kematian Bergita Roswita Bunga Nuhan dalam insiden kecelakaan maut di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT, membawa duka mendalam bagi dua anaknya yang masih bocah.
Dua anaknya, Andreas Koten (9) dan Helena Peni Koten (6), tak kuasa menahan air mata saat tahu kabar duka itu. Dua bocah itu harus menjalani hidup yang lebih berat. Ayahnya, Dadianus Koten, juga telah meninggal sejak 2020 silam.
Andreas dan Helena selama ini tinggal bersama Bergita Nuhan di Desa Watotutu, Kecamatan Ile Mandiri. Keduanya bersekolah di SDK Santa Camrmen Salles Larantuka.
Bergita merupakan perawat berstatus ASN di Puskesmas Waimana, Kecamatan Ile Mandiri. Tempat kerjanya tak jauh dari rumahnya.
"Mereka dua (Andreas dan Helena) selama ini tinggal bersama opa dan mamanya (Bergita). Suaminya sudah meninggal sejak 2020, pas Covid-19, tapi bukan karena covid, dia sakit lain," ungkap salah keluarga.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News