Tahbisan Uskup Keuskupan Labuan Bajo

Ditahbiskan Jadi Uskup Labuan Bajo, Mgr Maksimus Regus: Bersama Gereja Kita Berjalan Bersama

Penulis: Nofri Fuka
Editor: Hilarius Ninu
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Uskup Keuskupan Labuan Bajo, Mgr Maksimus Regus saat ditahbiskan jadi Uskup Labuan Bajo, 1 November 2024.

TRIBUNFLORES.COM, LABUAN BAJO - Uskup Keuskupan Labuan Bajo, Mgr Maksimus Regus dalam kata sambutannya mengatakan hampir tiga puluh tahun yang lalu seorang ilmuwan politik Samuel P. Huntington menulis sebuah buku berjudul benturan antar peradaban. 

"Ia meramalkan bahwa di masa depan dimana dunia akan menjadi arena konflik, pertentangan dan benturan. Ranah yang secara kasat mata akan dihiasi oleh konflik, kekerasan dan permusuhan," demikian ungkapnya pada 1 November 2024.

Lanjutnya, dalam pandangan Samuel P. Huntington, benturan menjadi salah satu pendekatan relasi antara manusia, relasi antara kelompok sosial, relasi antara agama dan relasi antara komunitas -komunitas. 

"Kita memeriksa berita pada hari-hari ini dunia kita dihiasi dan sedang disesati oleh berbagai macam bentuk amarah, kebencian dan permusuhan," jelas Mgr Max. 

 

Baca juga: Tahbisan Uskup Labuan Bajo, Mgr Sipri Hormat Beber Latar Belakang Pemekaran Keuskupan Labuan Bajo

 

 

Pada hari ini, kata Uskup Max, Tuhan menawarkan sebuah pendekatan yang lain dalam relasi kita dengannya. Dia memperlihatkan  pendekatan yang memukau sekaligus menantang. 

Sepanjang sejarah, pendekatan itu Dia perlihatkan dengan cinta tak terbatas.

Ia menawarkan keselamatan, keselamatan adalah model pendekatan Tuhan kepada manusia. 

"Mengajak dunia untuk saling menghargai, mengalirkan harapan kepada dunia yang sedang terpecah," pungkasnya. 

Paus Fransiskus, kata Uskup Max, mengagaskan kemanusiaan bersama pada pengalaman, perasaaan dan sifat-sifat yang menghubungkan semua pada berbagai budaya. 

"Ia menekankan meskipun ada perbedaan dalam agama, sosial budaya tapi selalu ada benang merah yang mengikat setiap individu," terangnya. 

Kehadiran keuskupan Labuan Bajo, menurut mantan Rektor Unika Ruteng ini merupakan anugerah tepat waktu bagi gereja yang menjadi pintu gerbang dunia yang memadukan budaya, iman dan beragama masyarakat dalam satu persimpangan spiritual. 

Keuskupan ini menjawab kebutuhan pastoral, memperkuat persekutuan, serta menjadi harapan dan iman bagi semua yang datang ke Labuan Bajo. "Bersama Gereja kita berjalan Bersama," imbuhnya.

Halaman
12