Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Katolik Selasa 12 November 2024, Kami Ini Hamba-hamba Tak Berguna

Penulis: Gordy
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Br. Pio Hayon, SVD. Mari simak renungan Katolik Selasa 12 November 2024.Tema renungan Katolik yaitu kami ini hamba-hamba tak berguna.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Menjadi hamba itu kadang menyakitkan karena banyak orang tidak menganggap mereka sebagai manusia. Apapun itu, ciri khas dasar dari seorang hamba adalah melakukan apa saja yang dikerjakannya bagi tuannya dan tak pernah mengeluh, hanya melakukan apa saja yang diperintahkan kepadanya. Itu adalah ciri khas kebajikan seorang hamba.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus


Hari ini gereja sejagat memperingati santo Yosafat, Uskup dan Martir.  Pada tahun 1600, seorang pemuda berusia 16 tahun dikirim orangtuanya ke kota Wilma, barat laut kota Minak, Rusia, untuk dididik dalam ilmu perdagangan. Pemuda itu adalah Yohanes Kunzewich. Ia rajin belajar dan bekerja; namun sementara itu cepat sekali ia menyadari bahwa bakatnya bukan di bidang perdagangan. Ia sebaliknya lebih tertarik pada hal-hal kerohanian. Pada tahun 1604 ia masuk biara Tritunggal Mahakudus dan menerima nama baru yaitu Yosafat. Jumlah calon di biara itu kurang sekali; tiga tahun lamanya ia sendiri saja, bersama pemimpin biara, yang bergelar Archimandret. Namun tujuan hidupnya jelas nyata yaitu: bertapa, berdoa dan bermeditasi, serta bermatiraga untuk memohon dari Tuhan persatuan Gereja Ortodoks dengan Gereja Roma dalam kandang kebenaran. Pada tahun 1609 ia ditahbiskan menjadi imam; delapan tahun kemudian ia menjadi Uskup Polotsk. Yosafat ternyata seorang uskup yang saleh dan keras terhadap dirinya sendiri, tapi murah hati terhadap sesamanya.

Ia seorang rasul yang rajin, terutama giat dalam usaha untuk menciptakan persatuan Gereja. Hasilnya nyata: Rusia Putih kembali kepada ikatan cintakasih Kristus di bawah pimpinan wakilnya, Sri Paus di Roma. Banyak orang memusuhi dia karena iri hati terhadap semua usahanya itu. Meskipun demikian ia tidak takut. Ia bersedia mempertaruhkan nyawanya demi cita-citanya mempersatukan Gereja. Pada bulan Oktober 1623, ia pergi ke kota Witebesk, benteng orang skismatik dengan maksud menyampaikan kotbah yang jelas mengenai persatuan Gereja Kristus. Sementara itu musuh-musuhnya tetap mencari jalan untuk membunuhnya. Pada tanggal 12 Nopember sesudah Misa, beberapa penjahat masuk ke dalam kediamannya dan secara kejam menyerang dan membunuh pelayan-pelayannya. Uskup saleh ini tampil ke depan dan dengan berani mengatakan: "Aku inilah yang kamu cari. Mengapa kamu membunuh pelayan-pelayanku yang tak bersalah ini?" Yosafat kemudian dibunuh juga dan jenazahnya dibuang ke dalam sungai Dvina. Kemartirannya membuka mata banyak orang skismatik yang kemudian bertobat dan bersatu dengan Gereja Roma yang benar. Di antaranya ada seorang Uskup Agung Ortodoks, pemimpin kaum oposisi. Santo  Yosafat dengan berani  menjalani semua pola hidup yang saleh dan benar bagi orang-orang yang sedang memusuhi  gereja katolik pada waktu itu sampai dia dibunuh bahkan dia di bunuh di tempat tinggalnya sendiri setelah pelayan-pelayannya dibunuh. Santo Yosafat benar-benar melakukan apa yang seharusnya dia lakukan sebagai  seorang  uskup yang harus mempertahankan iman kekatolikannya di hadapan para musuhnya.

Itulah yang disampaikan Yesus dalam pengajaranNya kepada para muridNya untuk tetap melakukan apa saja tanpa ada alasan apapun seperti seorang hamba karena tugas itu telah diberikan kepada kita untuk dikerjakan: “Kami adalah hamba-hamba tak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan.” Yesus meminta agar kita melakukan tugas yang dipercayakan kepada kita seperti seorang hamba yang kerja tanpa pamrih sama seperti bekerja untuk Tuhan saja. Dengan begitu kasih karunia Tuhan akan selalu kita dapatkan. Maka marilah kita belajar seperti santo Yosafat yang menjalani hidup seperti apa yang harus dijalankan untuk mempertahankan iman kekatolikannya walaupun nyawa taruhannya. 

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: kita semua adalah murid-murid Tuhan yang dipanggil untuk menjadi saksi kabar sukacita injil kepada semua orang. Kedua, tugas ini kita dapatkan dari pembaptisan yang kita terima. Ketiga, maka lakukanlah tugas itu dengan baik dan benar seperti seorang hamba yang dengan tekunnya melaksanakan semua yang diperintahkan kepadanya sama seperti mengerjakannya itu bagi Tuhan. (gg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News