"Kalau mau proses ini jadi hutan adat, tempuh. Kami tidak memaksa adik-adik untuk ikut kami. Begitu juga adik-adik tidak bisa memaksa kami," ujar dia.
BKSDA NTT membuka ruang agar mahasiswa bisa melakukan proses terhadap pengalihan Taman Nasional juga ke hutan adat. BKSDA NTT bahkan mengizinkan untuk memberikan syarat-syarat yang perlu dilengkapi untuk memproses itu.
"BKSDA mengembalikan ke teman-teman. Kami dorong itu," kata dia.
Dadang bilang pihaknya tetap memberi kesempatan dan menyampaikan tahapan, bila mahasiswa ingin menempuh untuk merubah status Mutis Timau itu menjadi hutan adat.
Dalam dialog itu mahasiswa tetap meminta agar BKSDA NTT memberikan dukungan kepada masyarakat. Mahasiswa menegaskan tetap akan melakukan penolakan terhadap perubahan status ke Taman Nasional itu.
Masa aksi ini juga mengkritisi struktur adat yang ada di wilayah itu. Sebab, sejauh ini belum ada kejelasan mengenai hal tersebut. Imbasnya akan ada polemik mengenai struktur adat, terutama keberadaan pemerintah yang ikut dalam bagian ini.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News