"Ledakan besar, seperti bom. Batu warna merah terbang ke permukiman, bekasnya juga masih ada. Ada kubangan besar sekali, kita bisa lihat di lapangan bola Desa Klatanlo, ruas jalan, dan rumah warga," katanya dari posko pengungsian.
TRIBUNFLORES.COM baru-baru ini menengok permukiman Desa Dulipali, Klatanlo, Hokeng Jaya, dan Nawokote, empat desa terdampak sangat parah yang akan direlokasi. Tanaman hangus terbakar. Banyak rumah warga yang hancur, lebih banyak bagian atap.
Lontaran material panas saat letusan meninggalkan banyak bekas lubang atau kubangan. Satu kubangan paling besar berada di samping SMP Katolik Sanctissima Trinitas. Sekolah itu ditutup permanen. Nasib sebagian gurunya kini di ambang pengangguran. Murid-muridnya telah dipindahkan ke sekolah lain.
Jalanan tertutup pasir dan kerikil. Tingginya diperkirakan mencapai 15 centimeter. Paling parah di Desa Nawokote. Bebatuan besar yang terseret banjir lahar membuat akses jalannya putus total.
Hingga kini, sekira 8.000 jiwa masih berada di posko pengungsian baik terpusat maupun mandiri. Pada, Minggu, 22 Desember 2024, sejumlah warga Nurabelen telah dipulangkan ke rumahnya seiring berkurangnya radius bahaya erupsi.
Rayakan Natal di Posko
Di Posko Kobasoma dan Bokang Wolomatang, dua dari enam posko yang disediakan Pemda Flores Timur, belum ada pohon Natal serta ornamen-ornamen lainnya.
Meski demikian, suasananya amat terasa, apa lagi saat kunjungan Santa Claus dan Fan Fare Santa Caecilia. Hiburan hingga tengah malam itu membawa kegembiraan tersendiri jelang hari kelahiran sang juru selamat.
Banyak anak-anak tertidur pulas saat hujan mengguyur posko. Kebatinan jelang Natal di tempat pengungsian juga membayangi Elisa Mahi Puka. Perempuan 24 tahun itu mengaku merindukan suasana Natal di kampungnya.
"Ingat rumah, rindu suasana kampung. Biasanya tanggal-tanggal begini sudah ramai, kami pasti sibuk bersihkan rumput dari tempat tinggal ke gereja," katanya.
Saban malam, sebelum tidur, Elisa menitihkan air mata. Ia gunda memikirkan rumah dengan segala cerita manisnya. Elsa dan penyintas merayakan Natal di tempat pengungsian.
"Rayakan di sini saja," ucapnya.
Warga Desa Bokang Wolomatang akan merayakan Natal bersama pengungsi tanggal 28 Desember 2024. Mereka memulainya dengan pertemuan di setiap basis.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya diGoogle News