Unika Santu Paulus Ruteng

Mahasiswi Unika Ruteng Kupas Kebebasan Berpikir dalam Sastra, Masa Kolonialisme-Pascakolonialisme

Editor: Nofri Fuka
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahasiswi Unika Santu Paulus Ruteng, Yulita Andara.

Penulis pascakolonialisme menemukan kebebasan untuk mengekspor identitas mereka tanpa terikat pada batadan yang telah ditetapkan kolonialis.

Salah satu penulis dalam konteks ini adalah Homi K.Bhabhadalam karyanya tetutama buku “The Location Of Culture. Bhabha mengeksplorasi bagaimana individu dan komunitad dapat menemukan kebebasan dalam mengekspresikan identitas mereka diluar batasan yang ditetapkan oleh kolonialis. 

Bhaba mengemukakan konsep Hibriditas yang merujuk pada penciptaan identitas baru yang muncul dari pertemuan antara budaya kolonial dan lokal. Dalam pemikiran ini tidak hanya menggali kebebasan berpikir tetapi juga membangun kembali identitas yang telah terpinggirkan.

Pascakolonialisme, memberi ruang yang sangat luas untuk mencoba dengan bentuk dan gaya sastra. 

Negara pascakolonial seperti kita terus berjuang untuk membangun sistem politik yang demokratis kebebasan berpikir menjadi dasar bagi partisipasi politik.

Dalam hal ini ada dua kebebasan yaitu kebebasan Liberti dan Freedom

1. Liberti dalam konteks pascakolonialisme mengacu pada hak individu untuk mengekspresikan diri, berkreasi, dan berbicara tanpa ada penekanan dan paksaan dari pihak manapun. 

Ada banyak penulis dalam pascakolonialisme seringkali berjuang untuk kebebasan melawan narasi yang ditentukan oleh kekuatan kolonial 

2. freedom menyoroti pentingnya kebebasan dalam konteks komunitas dalam sastra pascakolonial, penulis seringkali mengeksplorasi bagaimana kebebasan individu berkaitan dengan kebebasan kolektif dimana identitas dan suara Rakyat harus diakui dan dan dihargai.

Kebebasan berpikir dalam sastra merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kita untuk menggali kolonialisme dan pascakolonialisme.

Kolonialisme menciptakan hambatan yang signifikan bagi penulis untuk mengekspresikan diri, sementara pascakolonialisme membuka jalan bagi penemu identitas yang lebih kaya dan kompleks. 

Melalui sastra, penulis tidak hanya merefleksikan pengalaman mereka, tetapi juga menantang pembaca untuk berpikir secara kritis tentang warisan yang ada.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News