Wisata Manggarai

Kunjungan Wisata ke Wae Rebo NTT Ditutup Sementara Akibat Cuaca Ekstrem

Penulis: Cristin Adal
Editor: Cristin Adal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PESONA WISATA- Kampung Adat Wae Rebo di Kecamatan Satarmese Selatan, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

TRIBUNFLORES.COM, RUTENG- Aktifitas dan kunjungan wisata ke Kampung Adat Wae Rebo, Manggarai, Nusa Tenggara Timur, ditutup sementara akibat tingginya curah hujan di Nusa Tenggara Timur selama sepekan terakhir di Januari 2025.

Dilansir dari media resmi @waerebo.official, pada 18 Januari 2025 lalu pengelola Desa Wisata Wae Rebo mengeluarkan imbauan berisikan informasi penutupan sementara pendakian ke Wae Rebo.

Dalam imbaun tersebut pengelola destinasi ini menerangkan penutupan ini dilakukan karena kondisi cuaca yang ekstrem dan berbahaya untuk melakukan pendakian ke Wae Rebo. 

Lembaga Pelestarian Budaya Wae Rebo menyampaikan dengan mempertimbangkan keselamatan wisatawan untuk sementara pendakian ditutup sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Kunjungan akan dibuka kembali setelah cuaca membaik.

Baca juga: 10.951 Wisatawan Kunjungi Wae Rebo di Manggarai NTT Sepanjang Tahun 2024

 

 

Kunjungan Wisatawan ke Wae Rebo Tahun 2024

Sepanjang tahun 2024 sebanyak 10.591 wisatawan mengunjungi Kampung Adat Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dikutip dari Kompas.Com, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai mencatat ada 17.474 wisatawan berkunjung ke daerah itu tahun 2024. Wisatawan mancanegara atau wisman mendominasi dari kunjungan tersebut.

Kepala Dinas Pariwisata dan KebudayaanManggarai Aloysius Jebarut menjabarkan jumlah tersebut merupakan total kunjungan wisatawan di empat tempat wisata yakni Kampung Adat Wae Rebo, Kampung Adat Todo, Kampung Ruteng Puu, dan Liang Bua.

 

Baca juga: Wae Rebo di Flores NTT, 1 dari 7 Desa Terindah di Dunia 2024 Versi Spectator Index

 

Kampung Adat Wae Rebo

Kampung tradisional ini berada di Desa Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Pada 2024 lalu, Kampung Wae Rebo mendapat perhatian dunia dengan menduduki peringkat kedua sebagai kota kecil terindah di dunia versi Inggris TimeOut.

Lebih tepatnya kampung terindah, Wae Rebo berada di ketinggan 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl) di Pulau Flores.  Wae Rebo kini sudah berumur 1200 tahun dan sudah memasuki generasi ke-20. 

Karena keindahan alam dan kekayaan budayanya membuat Wae Rebo dinyatakan sebagai Warisan Budaya Dunia pada Agustus 2012 oleh UNESCO.

Selain dinobatkan sebagai kampung terindah, Wae Rebo juga dijuluki sebagai negeri di atas awan. Kabut tipis selalu menyelimuti kampung ini saat pagi dan sore hari.

Selain pemandangan dan fenomena alam yang indah, Wae Rebo memiliki rumah adat tradisional yang unik dan khas. 

Rumah adat ini disebut Mbaru Niang. Kata Mbaru berarti rumah, sedangkan kata Niang berarti tinggi dan bulat. Bentuk Mbaru Niang dimaknai sebagai suatu falsafah masyarakat Manggarai .

Mbaru Niang dibangun sebanyak tujuh rumah yang disusun berbentuk melingkar pada tanah yang datar. Satu rumah terdiri dari lima lantai dan dihuni oleh enam hingga delapan keluarga. 

Tujuh buah Mbaru Niang Wae Rebo adalah bukti kearifan dan peradaban budaya Manggarai yang masih lestari. Keberadaan kampung yang indah ini berpadu dengan eksotisnya pesona alam Wae Rebo.

Nuansa alamnya menghadirkan suasana sedang berada di "Negeri di Atas Awan" dan mbaru niang yang kokoh dengan arsitektur tradisionalnya memberikan pemandangan yang tak terlupakan.

Suasana kampung yang sangat kental dengan budaya, senyuman hangat masyarakat, sapaan penuh keakaraban dan aktivitas masyarakat Wae Rebo mungkin tak bisa anda temukan di tempat lain.

Berita Wisata TribunFlores.Com Lainnya di Google News