TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Tanda salib dalam Gereja Katolik sangatlah penting dan wajib untuk dilakukan jika memulai doa.
Ternyata tanda salib memiliki makna yang sangat mendalam. Tiap gerakannya memiliki makna tersendiri.
Namun, fakta memperlihatkan umat Katolik terkadang tidak memaknai tanda salib sebagai bagian integral dari doa itu sendiri.
Untuk itu, berikut ini dilampirkan makna tanda salib maupun tata cara membuat tanda salib yang benar.
Baca juga: Panduan Tata Perayaan Ekaristi Minggu 2 Februari 2025 Lengkap Renungan Harian Katolik
Melansir berbagai sumber, Tanda Salib dalam Bahasa Latin artinya signum crucis merupakan sebuah gerakan tangan ritual yang dilakukan oleh para anggota dari banyak namun tidak semua cabang Kekristenan.
Tanda salib dapat dilakukan diiringi pengucapan rumusan trinitarian (Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus).
Bagi umat Kristiani, gerakan tangan tersebut melambangkan Salib di Kalvari karena membentuk salib di udara atau di permukaan tubuh seseorang.
Ada dua bentuk utama, bentuk pertama diikuti oleh Gereja-Gereja Ortodoks Timur, dan bentuk kedua oleh Gereja-Gereja Barat (Gereja Anglikan, Gereja Lutheran, dan Gereja Katolik Romawi) dan Ortodoksi Oriental. Tanda salib tidak digunakan oleh umat Protestan.
Gerakan Tanda Salib
Tanda salib dilakukan dengan menyentuhkan jemari tangan pada dahi, dada atau perut, dan kedua bahu, diiringi pengucapan rumusan Trinitarian: di dahi: Dalam nama Bapa (Bahasa Latin: In nomine Patris); di dada atau perut: dan Putra (Bahasa Latin: et Filii); dari bahu kiri ke bahu kanan: dan Roh Kudus (Bahasa Latin: et Spiritus Sancti); dan diakhiri dengan pengucapan: Amin.
Ada beberapa penafsiran, menurut para Bapa Gereja, dahi melambangkan Surga; perut melambangkan bumi; bahu merupakan tempat dan tanda kekuatan.
Serta, tangan di dahi melambangkan doa kepada Allah Bapa memohon kebijaksanaan; tangan di perut melambangkan doa kepada Allah Putera yang berinkarnasi; dan tangan pada bahu melambangkan doa kepada Allah Roh Kudus.