Yesus bertanya lagi kepada mereka, "Tetapi menurut kamu, siapakah Aku ini" Maka Petrus menjawab, "Engkaulah Mesias!" Dan Yesus melarang mereka dengan keras, supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia.
Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan. Ia akan ditolak oleh para tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh, dan bangkit sesudah tiga hari.
Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur-Nya. Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, katanya, "Enyahlah Iblis! Sebab Engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia".
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Dalam kehidupan harian kita, akan muncul juga pertanyaan kepada kita tentang apa kata atau apa pendapat kita tentang sesuatu hal atau satu peristiwa. Jika pertanyaan yang sama Tuhan ajukan untuk kita, lalu apa jawaban kita?
Saudari/a terkasih dalam Kristus
Dalam bacaan dari Kitab Kejadian (Kej. 9:1-13), kita melihat perjanjian yang Allah buat dengan Noah setelah air bah. Allah memberikan janji bahwa tidak akan ada lagi air bah yang menghancurkan bumi, serta tanda perjanjian tersebut adalah pelangi. Ini menggambarkan kasih dan kesetiaan Allah kepada umat-Nya, meskipun manusia sering kali jatuh dalam dosa. Sedangkan di dalam Injil Markus (Mrk. 8:27-33), Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya: "Tetapi menurut kamu, siapakah Aku ini?" Pertanyaan ini mengundang refleksi mendalam tentang identitas Yesus dan bagaimana kita memandang-Nya. Jawaban yang diberikan oleh Petrus menunjukkan pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias, tetapi diikuti dengan ketidaktahuan mengenai misi-Nya yang sebenarnya.
Pertanyaan Yesus kepada murid-murid-Nya sangat relevan bagi kita sekarang. "Tetapi menurut kamu?" mendorong kita untuk merenungkan siapa Yesus bagi kita secara pribadi. Apakah kita hanya melihat-Nya sebagai guru, nabi, atau apakah kita mengakui-Nya sebagai Juruselamat dan Raja dalam hidup kita? Pemahaman kita tentang siapa Yesus berdampak besar pada cara kita menjalani hidup dan iman kita. Janji yang diberikan kepada Noah mengingatkan kita akan kasih dan kebaikan Allah, yang tetap setia meskipun kita sering kali tidak layak.
Pelangi sebagai tanda perjanjian mengingatkan kita bahwa Allah selalu memberikan harapan baru. Dalam konteks pertanyaan Yesus, kita diingatkan untuk tidak hanya melihat-Nya sebagai sosok yang jauh, tetapi juga sebagai pribadi yang terlibat dalam hidup kita sehari-hari. Sebagai respons terhadap pertanyaan Yesus, kita diundang untuk mengambil langkah nyata. Mengakui Yesus sebagai Mesias berarti kita harus hidup sesuai dengan ajaran-Nya, mencerminkan kasih-Nya dalam tindakan kita, dan berbagi harapan yang kita terima dengan orang lain. Ini juga berarti berani mengatasi tantangan dan kesulitan, sebagaimana Yesus menunjukkan pada murid-Nya tentang penderitaan yang akan datang.
Saudari/a terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: mari kita merenungkan siapa Yesus bagi kita dan apa artinya untuk hidup kita. Kedua, Apakah kita siap untuk mengakui-Nya sebagai Raja dalam hidup kita dan menjalani hidup yang mencerminkan iman kita? Seperti pelangi yang menjadi tanda kasih Allah kepada Noah, mari kita juga menjadi tanda kasih dan harapan bagi orang-orang di sekitar kita. Ketiga, dengan menjawab pertanyaan "Tetapi menurut kamu?" kita mengambil langkah penting dalam perjalanan iman kita dan membangkitkan niat hati kita untuk tetap mengakui Yesus sebagai Mesias dan penyelamat kita dalam situasi apapun.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News