“Sebagai Guru Besar, kini Prof. Hieronimus memiliki peran lebih besar dalam membimbing generasi akademisi berikutnya. Semoga pencapaian ini menjadi titik awal bagi kontribusi yang lebih luas dalam memajukan pendidikan tinggi, khususnya dalam bidang Bahasa Inggris dan ilmu pendidikan,” ungkap Prof. Lince.
“Sekali lagi, selamat atas pencapaian luar biasa ini. Semoga keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi seluruh sivitas akademika dan membawa manfaat yang besar bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta masyarakat luas,” harap Prof. Lince.
Pendekatan SFL
Adapun dalam pengukuhannya, Prof. Hiero membawakan orasi ilmiah bertajuk “Pendekatan Systematic Functional Linguistics (SFL) dalam Pembelajaran Bahasa Inggris: Refleksi dan Implementasi."
“Saya sekali lagi menawarkan sebuah pendekatan pembelajaran bahasa Inggris, yakni pendekatan SFL, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya untuk semua skema atau tahapan pembelajaran, bukan hanya pada tataran teks seperti yang dinyatakan Halliday. Pendekatan SFL beririsan langsung dengan semua pendekatan atau teori belajar, yakni Social Interactionist Theory (Vygotsky), teori konstruktivisme (Jean Piaget dan Jerome Bruner), teori komunikasi pragmatis (pragmatics), pendekatan humanistic, communicative approach, ataupun pendekatan struktural. Elemen-element yang tercakup dalam pendekatan atau teori tersebut mendukung perkembangan dan proses pembelajaran bahasa Inggris; suatu bahasa yang digunakan untuk tujuan komunikasi secara spesifik dan harus dipahami dalam konteksnya sebagai realisasi tiga metafungsi bahasa, yakni fungsi experiential/ideational, fungsi interpersonal, dan fungsi textual. Semuanya itu tercakup dalam pendekatan SFL,” demikian sepenggal tulisan Prof. Hiero dalam orasi ilmiahnya.
Sementara, Rektor Unika St. Paulus Ruteng, Dr. Agustinus Manfred Habur, Lic., Theol dalam pengantar buku orasi ilmiah tersebut mengungkapkan, pendekatan ini bukan hanya sebuah kerangka teoretis dalam studi bahasa, tetapi juga memiliki implikasi yang luas dalam praktik pengajaran, baik di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi.
Dalam konteks pendidikan bahasa, pendekatan SFL menawarkan perspektif yang lebih holistik dan fungsional dalam memahami bahasa sebagai sarana komunikasi dinamis. Orasi ilmiah ini tidak hanya merefleksikan teori-teori SFL, tetapi juga memberikan panduan implementatif yang dapat diterapkan dalam kelas, sehingga menjadi referensi penting bagi para pendidik, mahasiswa, dan peneliti di bidang linguistik serta pendidikan bahasa.
Orasi ilmiah ini dapat menginspirasi para akademisi, guru, dan praktisi pendidikan untuk terus mengeksplorasi pendekatan inovatif dalam pembelajaran bahasa secara umum dan Bahasa Inggris secara khusus. Semoga orasi ilmiah ini menjadi pijakan bagi pengembangan lebih lanjut dalam penelitian dan praktik pengajaran yang efektif dan kontekstual.
Bernardus Tube Beding, editor buku orasi ilmiah ini pun mengungkapkan, penawaran Systemic Functional Linguistics (SFL) oleh Prof. Dr. Hieronimus C. Darong, S.S., M.Pd. bukan sekedar alternatif.
“SFL merupakan keniscayaan dalam pembelajaran bahasa sebagai milik sosial. Ini merupakan stimulus kepada dunia pendidikan untuk selalu membaca pendekatan yang terbaik untuk memperbaiki mutu pendidikan dan kualitas proses pembelajaran. Hal yang pasti bahwa pendidikan dan pembelajaran akan memperbaiki mutunya jika kita tetap berkomitmen pada keputusan, tetapi tetap feksibel dalam pendekatan,” ungkapnya.
Untuk diketahui, acara pengukuhan guru besar Prof. Dr. Hieronimus C. Darong, S.S., M.Pd. dihadiri segenap civitas academika Unika Santu Paulus Ruteng, perwakilan pemerintah, perwakilan lembaga-lembaga agama, lembaga-lembaga pendidikan, dan para mitra kerja.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News