Wisata NTT

Makna di Balik 7 Rumah Adat "Mbaru Niang'' di Kampung Wae Rebo, Desa Terindah di Dunia

Penulis: Cristin Adal
Editor: Cristin Adal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DESTINASI- Kampung Wae Rebo, Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Masyarakat Wae Rebo percaya bahwa kampung mereka dijaga oleh 7 buah bentangan alam yang juga disucikan. Bentang alam itu antara lain:

1. Ulu Wae Rebo: mata air Wae Rebo
2. Golo Ponto: Gunung Ponto
3. Golo Mehe: Gunung Mehe
4. Hembel: hutan (nama hutan)
5. Golo Polo : Gunung Cadas yang mengeluarkan udara.
6. Ponto Nao: hutan (nama hutan)
7. Ulu Regang: mata air Regang.

Mbaru niang bagi masyarakat Wae Rebo merupakan simbol perlindungan dan persatuan warga. Mbaru niang juga merupakan pusat kegiatan sosial masyarakat Wae Rebo, terutama jika menyangkut masalah adat.

Rumah adat bagi masyrakat Wae Rebo merupakan simbolisasi seorang ibu atau melambangkan seorang ibu yang selalu mengayomi dan melindungi, dalam hal ini rumah adat melindungi dan mengayomi penghuni rumah.

Beberapa bagian dari rumah adat mengandung filosofi layaknya seorang ibu antara lain:

Persambungan pada konstruksi rumah melambangkan perkawinan suami dan istri yang membentuk sebuah keluarga. Rumah adat Wae Rebo memiliki 9 tiang utama yang melambangkan jumlah bulan ketika seorang ibu mengandung.

Susunan 3 tiang secara berderet 3 kali (9 tiang) melambangkan 3 fase yang penting dalam perkembangan janin di dalam perut seorang ibu.

Di atas tungku perapian terdapat loteng dan ruangan berbentuk segi empat dengan hiasan bulatan di setiap titik yang menyerupai kepala, melambangkan sebuah pengiriman secara normal harus didahului kepala. 

Ruangan ini digunakan untuk menyimpan makanan siap saji melambangkan bahwa seorang bayi sepatutnya selalu mendapat kehangatan dan dekat dengan sumber makanan yang baik.

Bagian-bagian utama dari konstruksi rumah adat Kampung Wae Rebo antara lain:

Ngando : merupakan bagian rumah adat yang terletak di puncak. Untuk mbaru gendang biasanya dihias dengan tanduk kerbau.
Kili kiang : merupakan ikatan pertemuan dari bagian buku .
Wahe hekang kode : lingkaran bulat pada tingkat rumah paling atas.
Wahe melempar rae : lingkarang bulat pada tingkatan ke-4.
Wahe lentar : lingkaran bulat pada tingkatan ke-3.
Wahe mehe : lingkaran bulat pada tingkatan ke-2.
Wahe lelea : lingkaran bulat di lantai rumah.
Wahe sengge : lilitan tali yang melengkung di atas teras rumah, ditopang oleh hiri sengge .
Dorot : balok penyangga yang melintang secara horizontal di atas leba .
Dorot leha : dorot yang terletak di tengah-tengah.
Leba : tiga balok kayu yang ditempatkan di atas hiri (tiang).
Hiri leles : tiang yang ditancapkan miring sebagai penopang wahe leles .
Hiri bongkok : Merupakan tiang utama yang menjadi pusat sebuah rumah, terletak ditengah-tengah rumah.

Sumber Lain:  kebudayaan.kemdikbud.go.id
 
Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News