PERHENTIAN KEDUA: YESUS MEMIKUL SALIB
P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu,
Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Injil Matius (Mat. 27:31)
Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan
jubah itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian
Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke
luar untuk disalibkan.
[Hening sejenak]
R : Yesus sudah lelah karena diolok dan disiksa. Ini
membuat-Nya menderita lahir-batin. Namun demikian,
Dia masih harus memikul salib yang akan menjadi
tempatnya mati tergantung.
Mungkin kita juga seringkali berlaku demikian terhadap
sesama kita. Kita tidak merasa senang kalau orang lain
berhasil; dan karenanya kita mau dia gagal atau
menderita. Kita membebani dia dengan berbagai hal
dan membuatnya amat menderita. Seberapa sering
rasa irihati dan cemburu dalam hati kita, membuat
orang lain terluka, menderita dan tertekan lahir-batin?
P : Marilah berdoa:
Tuhan Yesus, Engkau menerima salib dengan penuh
cinta. Ampuni kami karena kadangkala rasa egoisme
kami membuat sesama kami menderita. Tuhan,
ampuni kami. Amin.
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
PERHENTIAN KETIGA: YESUS JATUH UNTUK PERTAMA KALI
P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,
dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu,
Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Kitab Yesaya (Yes. 53:3-4)
“Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh
kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia
sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya
terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk
hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang
ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya,
padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan
ditindas Allah.”
[Hening sejenak]
R : Yesus jatuh, karena beban yang terlalu berat. Nabi Yesaya mendaftarkan beban yang dipikul Yesus yaitu penghinaan, pukulan dan kesakitan. Dia berusaha
memikul semua penyakit kita tersebut. kita Seringkali kita juga mempraktekkan halyang sama. Ketika melakukan kesalahan, kita tidak mengakuinya. Kita malu dan karenanya kita jatuh lagi dalam dosa manusia pertama yaitu mempersalahkan orang lain. Kita akan terus jatuh dalam dosa dan tidak akan bangkit kalau kita tidak menerima kesalahan kita; atau hanya menuding dan mempersalahkan orang lain.
P : Marilah berdoa:
Ya Yesus, Engkau memikul kesalahan dan dosa kami
semua. Semoga kami mampu memperbaiki diri kami
sendiri dan dengan rendah hati memikul salib kami
serta tidak membebani-Mu dan sesama kami. Amin.
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
PERHENTIAN KEEMPAT: YESUS BERJUMPA DENGAN IBU-NYA
P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu,
Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Injil Lukas (Luk. 2:34-35)
Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."
[hening sejenak]
R : Bunda Maria pasti tidak mengerti perkataan Simeon
tersebut, dan karenanya ia menyimpannya dalam hati.
Kini ia mengerti. Ia harus menerima kenyataan bahwa
Putranya berjuang sendirian dan tidak berdaya
diperlakukan secara tidak adil oleh banyak orang.
Kita ingat semua ibu yang berjuang membesarkan
anak-anak mereka, terutama mereka yang harus
berjuang sendirian. Yesus menghargai ibu-Nya.
Bagaimana sikap kita terhadap orang yang membantu
kita untuk hidup lebih baik? Apakah kita tahu berterima
kasih kepada mereka?
P : Marilah berdoa:
Tuhan Yesus, Engkau masih memberikan penghiburan
kepada Bunda Maria di dalam penderitaan-Mu.
Bantulah kami, agar kami juga tahu mengungkapkan
rasa terima kasih kami kepada semua yang membantu
dan menolong hidup kami. Dampingilah dan
kuatkanlah semua ibu di dunia, terutama ibu yang
harus kehilangan putra atau putrinya karena perang
atau wabah. Amin.
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
NYANYIAN PUTRA ALLAH YANG KAYA
(Madah Bakti no. 385)
Putra Allah yang kaya, sudi jadi papa,
Putra Allah yang mulia, dinakan diri-Nya.
Menylamatkan manusia, menanggung derita.
Mautpun ditrima-Nya, dengan pasrah cinta.
Amat cintalah Bunda, di sisi Putranya,
Amat setialah Bunda, slalu di samping-Nya.
Menylamatkan manusia, turut menderita.
Bersama Putera-Nya, dengan pasrah cinta.
PERHENTIAN KELIMA: YESUS DITOLONG SIMON DARI KIRENE
P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,
dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu,
Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Injil Lukas (Luk. 23:26)
Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan
seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru
datang dari luar kota, lalu diletakkan salib itu di atas
bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus.
[hening sejenak]
R : Simon orang Kirene, pasti tidak menyangka bahwa ia
akan dipaksa membantu seorang bernama Yesus. Dia
kemudian memikulnya sambil mengikuti Yesus.
Seberapa sering kita membantu sesama kita yang
menderita? Ataukah kita enggan membantu karena kita
takut terhadap banyak orang yang memusuhinya?
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
P : Marilah berdoa:
Tuhan Yesus, terima kasih untuk semua mereka yang
berani mengambil beban dari orang yang menderita.
Bukalah mata dan hati kami untuk selalu bersedia
membantu sesama kami yang menderita.
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
PERHENTIAN KEENAM: VERONIKA MENGUSAP WAJAH YESUS
P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,
dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu,
Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Kitab Yesaya (Yes. 52:2-3)
Kebaskanlah debu dari padamu, bangunlah, hai
Yerusalem yang tertawan! Tanggalkanlah ikatan-ikatan
dari lehermu, hai puteri Sion yang tertawan! Sebab
beginilah
firman TUHAN: Kamu dijual tanpa
pembayaran, maka kamu akan ditebus tanpa
pembayaran juga.
[hening sejenak]
R : Di tengah kerumunan dan himpitan orang, muncul
seorang perempuan membantu Yesus. Tindakannya itu
didorong oleh cinta. Cinta membuatnya berani
mendekati Yesus dan memberikan pertolongan sejauh
mampu. Ia mengusapi wajah Yesus dan itu sudah
merupakan sebuah bantuan yang amat berarti.
Apakah kita pernah berpikir untuk menolong sesama
atau teman atau mereka yang menderita dengan
memberikan perhatian bagi mereka? Dalam kebiasaan
kita, kita baru mendatangi yang bersangkutan ketika ia
sudah meninggal dan kita meratapinya. Pernahkah kita
berpikir untuk mengunjungi mereka ketika mereka
sakit, atau menemui mereka selagi mereka masih
hidup?
P : Marilah berdoa:
Tuhan Yesus, terima kasih telah menerima perhatian
dari Veronika. Bantulah kami agar sama seperti
Veronika untuk menjumpai dan membantu orang-orang
di sekeliling kami yang menderita. Amin.
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
PERHENTIAN KETUJUH: YESUS JATUH KEDUA KALINYA
P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,
dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu,
Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1Pet. 2:22-24)
Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut
Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan
mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak
mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia,
yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri telah memikul
dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita,
yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran.
Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
[hening sejenak]
R : Yesus jatuh lagi. Rasul Petrus memberikan kesaksian
bahwa Dia memikul dosa kita. Mari kita mengingat dosa
apa yang kita buat berulang kali dan kita anggap biasa
saja? Itulah luka kita sendiri. Apakah kita bisa
mematikannya agar kita bisa menyembuhkan diri kita
sendiri?
P : Marilah berdoa:
Tuhan Yesus, setiap kali kami jatuh, bantulah kami
untuk bangkit lagi. Bersama Dikau, kami ingin
memperbaikinya. Tuhan, bantulah kami. Amin.
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
PERHENTIAN KEDELAPAN: YESUS MENASIHATI WANITA-WANITA YANG
MENANGIS