TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapakan sebagian besar wilayah Indonesia masih berada dalam fase peralihan musim atau pancaroba.
Peningkatan intensitas radiasi matahari pada pagi hingga siang hari berkontribusi terhadap penguatan proses konvektif di lapisan atmosfer bawah, sehingga meningkatkan potensi terbentuknya awan konvektif pada sore hingga malam hari.
Kondisi ini berpeluang menimbulkan hujan dengan karakteristik tidak merata, berdurasi singkat, berintensitas sedang hingga lebat, serta disertai kejadian kilat/petir dan angin kencang di sejumlah wilayah.
Untuk wilayah NTT, saat ini sebagian besar wilayah telah memasuki awal musim kemarau. Pertumbuhan awan mulai menurun dan angin monsoon timur sudah mulai aktif.
Baca juga: Potensi Karhutla di NTT Tunjukan Risiko Menengah hingga Tinggi, BMKG Ingatkan Langkah Mitigasi
BMKG juga mengingatkan warga untuk waspadai angin kencang yang sifatnya kering yang berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah NTT.
Periode Cuaca 17 – 18 Mei 2025
Hujan Lebat: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
Angin Kencang : Bali, NTB, NTT, dan Maluku.
Periode 19 – 22 Mei 2025
Hujan Lebat : Kalimantan Timur, Papua Tengah, dan Papua Selatan.
Angin Kencang : Jawa Timur, Bali, NTB, NTT dan Maluku.
Baca juga: NTT Masuk Wilayah Risiko Tinggi Karhutla 2025, BMKG Imbau Pemda Tingkatkan Kesiapsiaagaan
Menghadapi kondisi cuaca cerah dengan potensi cuaca ekstrem dalam beberapa Waktu ke depan, BMKG mengimbau masyarakat untuk menggunakan pelindung/tabir surya untuk menghindari paparan langsung sinar matahari.
Waspada terhadap kemungkinan hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir. Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja.
Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News