TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Desa Reroroja secara geografis terletak di pesisir pantai utara atau sebelah barat ibu kota Kabupaten Sikka dan berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Ende.
Desa ini adalah desa pesisir yang di wilayah Kecamatan Magepanda. Keberadaan Desa Reroroja cukup strategis karena letaknya di pantai utara Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur dan dilintasi jalur Trans Flores. Sekitar 31 kilometer dari kota Maumere.
Sejarah Desa Reroroja
Keberadaan Desa Reroja juga tak lepas dari sejarah masa lalu. Masyarakat desa dengan keberagaman suku, agama, budaya dan ras hidup harmonis.
Di mana masyarakat yang mendiami wilayah desa ini mayoritas suku Lio. Dalam perkembangannya selain suku Lio, ada juga suku Krowe dan suku Bajo yang turut mendiami Dusun Mageloo, Dusun Duli dan Dusun Koro.
Baca juga: Satpol Airud Amankan Wilayah Laut di Sikka NTT
Desa Reroroja sebelumnya masuk wilayah Desa Magepanda kemudian akhirnya mekar menjadi tiga desa. Pemekaran Desa Magepanda terjadi pada tahun 1998 terdiri dari Desa Magepanda, Desa Reroroja dan Desa Kolisia.
Nah, dari tahun 1998 desa ini terbentuk hingga pemilihan nama desa yang memiliki arti. Nama Reroroja diambil dari nama penduduk atau nama orang yaitu Rero dan Roja.
Rero dan Roja merupakan penduduk pertama yang tinggal di daerah ini. Mereka adalah tuan tanah, masyarakat setempat menyebutnya “Moa Rero" dan pahlawan pada waktu itu karena perang melawan Belanda.
Dalam perkembangannya, wilayah Reroroja yang mulanya luas, sekarang secara perlahan mengalami penyempitan. Kondisi ini terjadi, akibat pemekaran wilayah desa baru serta adanya batas desa.
Baca juga: Bhabinkamtibmas Polsek Waigete Sikka Dampingi Perawatan Tanaman Holtikultura
Adapun nama-nama yang pernah menjabat sebagai kepala Desa Reroroja yaitu Donatus De (almh.) menjabat 1998-2007, Cirylianus Badjo 2008-2013, Amos Edomeko 2013, Polikarpus Vianey 2014, Bernadus Benhard Kelan 2015-2021, dan Florida Yosefina Ndena 2022-2030.
Potensi Desa Reroroja
Penduduk desa Reroroja berjumlah 3.708 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 882 KK. Jumlah penduduk yang ada mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai petani, disusul nelayan, buruh tani, pedagang dan ASN.
Selain sejarah panjang terbentuknya Desa Reroroja, wilayah dengan luas 41.974 kilometer persegi ini memiliki potensi alam yang menjanjikan mulai dari pertanian, laut, peternakan hingga pariwisata.
Pertanian dan Perkebunan
Sebagian besar masyarakat Desa Reroja bermatapencaharian sebagai petani. Sisanya bergantung dari tanaman komoditi seperti kelapa dan kakao.
Baca juga: Proyek Belum Serah Terima, Siswa di Flores Timur Sekolah di Rumah Warga
Potensi pertanian di Desa Reroja menjanjikan, memiliki kawasan persawahan yang luas menjadikannya salah satu daerah penghasil padi di Kabupaten Sikka.
Para petani biasanya menggarap sawah untuk menanam padi hanya sekali dalam setahun. Ketersediaan air menjadi faktor utama atau yang mereka sebut sawah tadah hujan dan sarana irigasi yang belum memadai.
Lahan sawah yang telah telah selesai digarap kemudian dialih fungsi untuk ditanami semangka, jagung, kedelai dan kacang lainnya.
Namun, seiring berjalannya waktu petani setempat kerap mengalami gagal panen karena dampak perubahan iklim seperti krisis air, hama, banjir, dan dampak cuaca ekstrem lainnya.
Kondisi peruhahan iklim dan cuaca ekstrem, petani setempat menyadari pentingnya teknologi pertanian. Namun, sisi lain teknologi pertanian itu ramah lingkungan dan kesiapan petani untuk mengadopsi teknologi ini.
Baca juga: Permudah Akses dan Pengelolaan Keuangan Transparan, UPTD-SPAM Bangun Kerjasama Dengan BNI
Perikanan dan Kelautan
Masyarakat Desa Reroroja selain bermatapencaharian sebagai petani, ada juga nelayan. Nelayan laki-laki melaut untuk menangkap ikan sementara para perempuan pesisir bertugas untuk menjemur ikan dan menjual ikan di pasar atau di pinggir jalan desa.
Hasil tangkapan nelayan bervariasi mulai dari ikan plagis kecil, plagis besar lobster dan ikan lainnya. Hasil tangkap ada yang langsung dijual dalam bentuk basah dan sebagian diolah menjadi ikan asin atau ikan kering.
Nelayan biasanya menjual kepada pengepul yang datang dari kota Maumere bahkan dari wilayah Kabupaten Ende.
Selain itu desa ini memiliki pelabuhan tambatan kapal nelayan. Pelabuhan Tambatan Perahu Ndete salah satu denyut ekonomi pesisir desa ini, tempat bongkar ikan dari kapal nelayan ke mobil pengepul ikan.
Baca juga: Distan Sikka Uji Laboratorium 41 Sampel Rabies, 17 Sampel Dinyatakan Positif Rabies
Pasar Tradisional
Hasil pertanian, perkebunan, dan tangkapan nelayan dijual di pasar tradisional di Desa Reroroja. Pasar tradisional ini hanya terjadi sekali dalam seminggu yakni pada hari Rabu pagi.
Pasar mingguan Desa Reroroja ini letaknya tak jauh dari pantai dekat pemukiman nelayan. Pada hari Rabu pagi warga desa memadati pasar untuk melakukan transaksi jual beli.
Pedagang di pasar tidak hanya warga desa setempat namun juga ada pedagang lain dari kota Maumere hingga warga Kabupaten Ende di wilayah perbatasan.
Pariwisata
Desa Reroroja dikembangkan menjadi desa wisata di Kabupaten Sikka. Desa ini memiliki potensi destinasi wisata alam dan religi yang menjanjikan.
Untuk wisata alam, Desa Reroja memiliki pesisir pantai yang indah, perbukitan sabana, hutan mangrove dan perairan yang kaya dengan bioata lautnya.
Reroroja ikenal memiliki hamparan hutan baku yang luas yaitu Hutan Bakau Mageloo. Hutan bakau ini awalnya ditanam secara mandiri oleh Viktor Emanuel Raiyon atau Baba Akong tepatnya setelah tsunami menghantam Flores pada 1992.
Karena dedikasinya, pada 2008, Viktor Emanuel Raiyon dianugerahi penghargaan Kalpataru Kategori Perintis Lingkungan dari Menteri Lingkungan Hidup, Rachmat Witoelar. Dan pada 2009, penghargaan diberikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara.
Baca juga: Gunung Lewotolok Lembata NTT Alami 156 kali Gempa Letusan
Selain itu, wisata religi di Desa Reroroja ada Taman Doa Kristus Raja di Bukit Mbotu Nua Sola atau sebagian pengunjung mengenalnya Bukit Reroroja yang dibangun oleh komunitas anak muda Margaluyu 151.
Bukit Mbotu Nua Sola satu di antara hamparan bukit Desa Reroroja. Selain sebagai tempat rohani, bukit ini menjadi spot menarik untuk memandang panorama keindahan perairan Pulau Flores, pantai, sunset-nya dan pulau-pulau di Teluk Maumere.
Ada juga Taman Doa Maria Fatima Ledandai Koro. Taman doa ini terletak di atas Bukit Kora. Jarak tempu dari kantor Desa Reroroja hanya 15 menitan saja menggunakan kendaraan bermotor.
Tempat doa ini menghadirkan keheningan dengan panorama alam yang indah. Di balik rindangnya pohon terdapat Gua Maria. Dari taman doa ini peziarah disuguhkan hamparan sawah dan laut.
Desa Rerorja bisa menjadi tempat singgah saat melintasi jalur pantai utara Trans Pulau Flores, ada pantai untuk menepih dari perjalanan yang jauh. Ada tempat rohani untuk berdoa sambil menikmati indahanya alam Pulau Flores.
Di kembangkan menjadi desa wisata, pemerintah setempat juga sedang membenahi potensi wisata yang ada. Membangun kolaborasi dengan masyarakat untuk menghidupkan kesadaran wisata, memetakan potensi dan melibatkan masyarakat dalam proses pembangunan wisata yang inklusif. (KAN)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News