Berita Sikka

Cru Father Said Hadirkan Lagi Musisi Papache Melalui Album Terminal 7

Editor: Ricko Wawo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KUNJUNG-Tim Maumerelogia 5 dari Komunitas KAHE dan anggota Cru Father Said berkunjung dan berdoa di makam musisi Papache, Senin, 21 April 2025.

Peluncuran album perdana ini sangat spesial karena digelar saat Cru Father Said berusia 10 tahun mengarungi dunia musik hip-hop, bertepatan juga dengan peringatan 10 tahun kematian Papache, dan 10 tahun usia Komunitas KAHE--inisiator Festival Maumerelogia 5.

Sebagai bagian dari kuratorial musik Festival Maumerelogia 5, CFS juga mendaftar hak cipta untuk lima lagu (original song) milik Papache yang sudah didaur ulang. Proses ini dilalui supaya istri dan anak-anak Papache sebagai ahli waris bisa mendapatkan hak-hak mereka.

Bianca da Silva mengatakan proses riset karya musik Papache hingga lahirnya Terminal 7 berjalan lancar berkat dukungan penuh dan restu dari Lid Raga dan dua orang anak mereka, Tian Vivaldi dan Celyn Grun.

Perhelatan Maumerelogia 5, kata Bianca, merupakan kesempatan emas untuk merilis album pertama Cru Father Said.

Mereka sudah lama ingin menggarap album tetapi selalu kandas karena kesibukan masing-masing anggota.

Secara pribadi, Bianca juga sudah sering mendengar lagu-lagu Papache tetapi dia tidak tahu siapa penyanyinya.

Bagi dia, lagu-lagu Papache secara umum mengangkat tema Kultur, Kota, Kita, seperti tema Maumerelogia 5.

Papache lihai merangkum cerita cinta yang romantis dengan menyelipkan kritik sosial atas kehidupan masyarakat saat itu.

Bianca berujar nama album Terminal 7 memang sengaja dipilih untuk menghormati Papache. Di sepanjang karirnya, Papache menelurkan enam edisi album berjudul ‘Terminal’. Album baru ini--Terminal 7--melanjutkan enam edisi album yang sudah ada.

“Lagunya keren, unik, liriknya jenaka. Kami remake dan kami cari makna yang lain dari lagu Jalan Berlubang,” tambah Dixxxie.

Terminal 7 sudah membuat para penggemar CFS berjingkrak-jingkrak sejak pertama kali diperdengarkan di panggung Maumerelogia 5.

CFS tetap memasukkan banyak unsur musik dari lagu asli Papache. Ditambah dengan sentuhan tradisi dan suara celetukan khas Papache. Celyn Grun, anak bungsu Papache, juga mengisi suara di lagu “Rindu Setengah Mati.”

Lagu ini diaransemen dengan beat bosanova, menghadirkan suara asli Papache pada bagian chorus, sahut menyahut dengan vokal Celyn, dan empat vokalis CFS memainkan rima di tengah-tengah lagu.

CFS merupakan inisiatif yang tumbuh dan berkembang dari kamar-kamar kos, di sudut-sudut Kota Maumere, Surabaya, Malang dan beberapa kota lainnya. 

CFS belakangan mewarnai skena musik hip-hop di Indonesia. Grup musik ini dijalankan sebagai sebuah komunitas kreatif, ruang berbagi, dan keluarga yang memakai musik dan seni pada umumnya sebagai medium ekspresi diri, pengembangan kreativitas, penguatan solidaritas antar personel dan kritik sosial.

Sementara itu, di sepanjang riwayatnya sebagai penyanyi dan produser musik, Papache telah menelurkan lebih dari seratus lagu termasuk lima lagu hits yang sudah didaur ulang oleh CFS. 

Selamat Menikmati Terminal 7 kolaborasi Papache dan Cru Father Said.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News