Unika Santu Paulus Ruteng

Unika Ruteng Perkuat Agritech Berbasis Kearifan Lokal untuk Ketahanan Pangan Berkelanjutan

Penulis: Robert Ropo
Editor: Cristin Adal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SEMINAR NASIONAL- Fakultas Pertanian dan Peternakan Unika St Paulus Ruteng menggelar Seminar Nasional INOPTAN 3 (Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Berkelanjutan) dengan tema 'Strategi Agritech Berbasis Kearifan Lokal dalam Optimalisasi Sumber Daya Alam untuk Ketahanan Pangan dan Pertanian Masa Depan', Jumat (13/6/2025).

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Robert Ropo

TRIBUNFLORES.COM, RUTENG- Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng siap memperkuat kontribusi akademik dalam bidang teknologi pertanian berkelanjutan yang berbasis kearifan lokal.

Hal ini disampaikan Rektor Unika Santu Paulus Ruteng RD Dr Agustinus Manfred Habur saat membuka seminar nasional yang diselenggarakan Fakultas Pertanian dan Peternakan Unika St Paulus Ruteng berlangsung dalam jaringan via Zoom Meeting, Jumat (13/6/2025).

Seminar Nasional INOPTAN 3 atau Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Berkelanjutan ini mengangkat tema 'Strategi Agritech Berbasis Kearifan Lokal dalam Optimalisasi Sumber Daya Alam untuk Ketahanan Pangan dan Pertanian Masa Depan'.

Seminar ini menghadirkan pembicara tamu. Dalam sesi distinguished speech, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas RI, Prof. Dr. Ir. Rachmat Pambudy dan tiga pemateri Prof Muhamad Ali (Universitas Mataram), Prof. Dr. Edi Santosa (IPB University) dan Prof. Dr. Ir. Rr. Nugrahini Susantinah Wisnujati (Universitas Wijaya Kusuma Surabaya). 

 

Baca juga: Unika Santu Paulus Ruteng Manggarai Seminar INOPTAN 3, Bahas Strategi Agritech Masa Depan

 

 

RD Manfred Habur mengatakan, seminar ini momentum penting bagi Unika St Paulus Ruteng memperkuat kontribusi akademik dalam isu-isu strategis nasional, khususnya bidang ketahanan pangan dan pertanian masa depan.

Rektor Unika St Paulus Ruteng juga menyampaikan rasa syukur dan merasa terhormat atas dukungan  Prof. Dr. Ir. Rachmat Pambudy, Menteri PPN RI, dalam seminar nasional itu. 

Menurutnya Menteri PPN RI bukan hanya seorang akademisi pertanian yang visioner, tetapi pemimpin nasional yang konsisten menempatkan sektor pertanian sebagai pilar penting pembangunan berkelanjutan Indonesia. 

RD Manfred juga mengatakan tema seminar ini sangat relevan tidak hanya secara akademik, tetapi juga secara kontekstual. 

Ia menerangkan wilayah-wilayah seperti Flores dan NTT pada umumnya, dianugerahi kekayaan alam namun sekaligus menghadapi tantangan struktural dalam mengelolanya.

 

Baca juga: Unika Santu Paulus Ruteng Gelar ICACPROVE 2025, Prof Mangku Beberkan Strategi Pertanian 

 

Kearifan lokal adalah kekuatan budaya dan sosial yang tidak boleh diabaikan dalam menyusun strategi pembangunan pertanian masa depan. 

"Ketika teknologi pertanian modern atau agritech kita hadirkan, kita tentu tidak harus menghapus pengetahuan lokal yang telah diwariskan lintas generasi. Sebaliknya, keduanya harus bersinergi dimana teknologi yang memberdayakan, bukan menggusur, pengetahuan lokal yang diapresiasi, bukan dipinggirkan,"kata Rektor Unika St Paulus Ruteng itu.

Menurutnya, seminar ini menjadi ruang perjumpaan antara ilmu, pengalaman, kebijakan, dan harapan. Karena pembangunan harus berawal dari dialog antara universitas, masyarakat, dan kebijakan publik. 

RD Manfres berharap Seminar ini menjadi ruang akademik yang menyatukan pemangku kepentingan dari berbagai institusi, akademisi, peneliti, mahasiswa, praktisi, dan pembuat kebijakan.

Dalam sesi distinguished speech, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas RI, Prof. Dr. Ir. Rachmat Pambudy, menekankan perlunya sinkronisasi pembangunan pertanian dengan pendekatan bottom-up berbasis lokal.

Sementara, Prof. Dr. Edi Santosa, ia mengupas integrasi teknologi pertanian cerdas berbasis sensor dan IoT (Internet of Things) dengan praktik agronomi lokal. 

Menurutnya, teknologi bukan pengganti tradisi, tapi jembatan menuju regenerasi. Saat kearifan lokal masuk dalam ekosistem digital, generasi muda membangun ketahanan pangan yang inklusif, adaptif, dan berkelanjutan. 

Prof. Dr. Ir. Rr. Nugrahini Susantinah Wisnujati mengulas strategi pemasaran pertanian berbasis nilai-nilai lokal untuk ekspansi ke pasar internasional. 

Menurutnya, agribisnis masa depan membutuhkan narasi budaya sebagai pembeda di pasar global yang kompetitif.

Sementara Prof. Muhammad Ali, menyoroti pentingnya integrasi antara sistem peternakan presisi dengan pendekatan agroekologi sebagai solusi jangka panjang bagi krisis pangan nasional.

Ketua Panitia INOPTAN III, Dr. Hilarius Y. Sikone, menyebutkan bahwa seminar ini dirancang untuk mendorong kolaborasi antara teknologi dan budaya lokal.

"Tujuan utama kami adalah memperkuat misi pertanian berkelanjutan yang berbasis komunitas dan identitas lokal. Kami ingin NTT tak hanya menjadi lumbung pangan, tapi juga pusat inovasi agritech berbasis budaya,"ungkapnya.

Seminar ini diikuti oleh lebih dari 400 mahasiswa dan 25 pemakalah dari berbagai instansi di Indonesia. Sesi panel dan diskusi di breakout room membahas riset-riset mutakhir seputar pertanian, peternakan, dan agribisnis, termasuk optimalisasi pupuk organik dan sistem irigasi digital. 

Pada sesi breakout room juga membahas efisiensi produksi pakan lokal, peran perempuan dalam pertanian berkelanjutan, inovasi aplikasi pertanian berbasis AI.(rob) 

Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News