Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA- Dapur umum Pos Lapangan (Poslap) Desa Konga, tempat memasak makanan bagi pengungsi korban Gunung Lewotobi Laki-laki tampak lengang, Rabu, 18 Juni 2025 siang.
Agnes Mone Noba, mendapat giliran memasak untuk santap siang. Dia dan beberapa ibu-ibu baru selesai menanak nasi. Ikan goreng tersaji di atas meja kayu. Jumlahnya tidak banyak.
"Persediaannya hanya ini saja, makan tidak banyak, yang penting perut bisa terisi," ujar Agnes di Poslap Konga, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur.
Meski hidangan siap disantap, kebahagiaan masih kurang terasa. Agnes dihantui ingatan akan rumahnya yang rusak di Desa Nawokote, Kecamatan Wulanggitang.
Baca juga: Aktivitas Vulkanik Naik Signifikan, Status Gunung Lewotobi Laki-laki Jadi Awas
Rasa gunda juga ke jatah makan. Dua bulan ini, mereka makan dua kali sehari karena stok makanan menipis.
"Porsi makan juga lebih sedikit, kami hemat supaya persediaan makanan bisa jangka panjang. Satu hari makan dua kali, pak," kata perempuan paruh baya itu.
Potret kehidupan warga Poslap Konga, serta poslap-poslap lain di Kecamatan Titehena itu sejatinya menunjukkan lemahnya bantuan di tengah peningkatan aktivitas gunung dengan status tanggap darurat bencana.
Koordinator Poslap Konga, Martinus Kwuta, mengatakan selain makanan, mereka juga kekurangan air bersih. Bantuan yang datang tak cukup memenuhi kebutuhan masak, cuci, mandi, bahkan buang air.
Baca juga: BREAKING NEWS: Pria Lansia Tewas di Tengah Jalan Flores Timur, Diduga Korban Tabrak Lari
"Kami bersyukur pemerintah dan pihak ketiga membantu. Namun, akhir-akhir ini kami di sini kesulitan air. Semoga ke depan perhatiannya semakin lancar," harapnya.