Martinus menerangkan, pengungsi di Poslap Konga didominasi warga Nawokote. Mereka semua pekerja keras. Sebagai petani, warga nekat pulang ke kampung untuk menggarap kebun demi mendapatkan cuan.
Jika erupsi meningkat, seperti letusan yang terjadi pada Selasa (17/06/25) kemarin, warga pasti tidak bekerja. Sementara tuntutan biaya pendidikan anak-anak terpenuhi dari hasil menjual komoditi.
"Saat warga berkebun di bawah, mereka bisa jual kopra lalu pulang bawa sayur, ubi kayu, pisang untuk makan. Kalau gunung meletus, tidak ada yang bisa kami jual," katanya.
Pantauan wartawan, terdapat sejumlah profil tank. Ada yang terisi air setengah fiber, namun ada yang kosong sama sekali. Pemdes Konga mempersilahkan pengungsi memanfaatkan air pamsimas.
Kepala Desa Konga, Aloysius Sinyo Kung, mengatakan air pamsimas tergantung musim dan banyaknya pemakai. Jika pemakain cukup tinggi, suplai air menjadi kecil bahkan kering.
"Air akan kering saat kemarau, apa lagi ketika banyak pemakaian. Sejak bencana awal kami menyiapkan pamsimas untuk bantuk korban bencana yang mengungsi di sini, ada warga Desa Nawokote dan Nobo," tuturnya. (cbl)
Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News