Berita Sikka

Liwu Tenun dan Fashion, Membawa Tenun Ikat dari Galeri ke Panggung Pameran

Penulis: Cristin Adal
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MENJAHIT- Alex Liwu sedang menjahit salah satu baju padupadan tenun di galerinya, Jumat (27/6/2026).

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Sebuah bangunan berukuran 30 meter persegi terpacak di pinggir pertigaan Jalan Kesokuit, Kelurahan Wairotang, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tepat di atas pintu masuknya, terpampang tulisan “Galeri Liwu Tenun dan Fashion.”

Itulah nama galeri tenun kepunyaan Anselmus Alexander Liwu, 53 tahun, yang kini telah menjadi rumah keduanya. Hampir sebagian hidup hariannya ia habiskan di sana. 

Sore itu, Jumat, 27 Juni 2025, terdengar samar bunyi “klik-klik” bunyi mesin jahit di tengah riuh kendaraan yang lalu lalang di depan galeri. Sesekali terhenti, lalu terdengar lagi. 

Alex Liwu, begitu ia disapa, tengah sibuk menjahit sehelai kain tenun untuk dijadikan kemeja motif. Progresnya sudah hampir 90 persen. 

 

Baca juga: Momen Si Joni Maskot JNE Hibur Peserta dalam Lomba Bertajuk Kreasi Anak Maumere

 

 

“Tinggal rapikan yang kurang-kurang. Ayo masuk,” sapa Alex Liwu saat TRIBUNFLORES.COM, mendatangi galerinya.

“Saya baru seminggu pulang dari Jakarta, kemudian lanjut acara di rumah. Hari ini baru menjahit lagi,” kata Alex Liwu memulai perbincangan. 

Ruang galeri itu terbilang kecil karena berbagi tempat dengan kamar tidur. Sebuah rak tiga tingkat berisikan sarung-sarung tenunan motif Sikka di bagian depan dekat pintu masuk, di atasnya terdapat sejumlah pakaian hasil jahitannya. Di sudut yang lain terdapat dua meja mesin jahit, dengan ruang kosong antara rak dan meja sekitar satu meter saja. Sementara sekitar lima piagam dan tiga piala ditaruh di atas para-para.

“Di sini tempat simpan barang-barang, juga sekalian tempat saya kerja,” ceritanya sambil memperlihatkan barang-barang hasil desain dan jahitannya.

“Di sana yang gantung di hanger itu sisa pameran baru-baru di Jakarta,” ucap dia.

 

Baca juga: HPI Manggarai Barat Imbau Pelaku Wisata Bahari di Labuan Bajo Perhatikan Standar Keamanan

 

Dilema

Sebelum mengembangkan galeri tenun sendiri, Alex sudah puluhan tahun bekerja di sebuah toko sparepart dan aksesoris motor di Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka. Ia menjadi bagian dari tim pemasaran di toko tersebut. 

Ia menerima gaji bulanan, yang kemudian dipakai untuk menafkahi hidup istri dan empat anaknya. 

Dalam perjalanan waktu, Alex memiliki kesibukan lain yakni merintis galeri tenun bersama istrinya Maria Veneranda. Maria yang sudah punya keahlian untuk menenun ikut mendukung usahanya. Sementara Alex sendiri belajar menjahit sekaligus belajar desain motif pakaian. 

Alex mengakui bahwa untuk mengerjakan dua hal di saat bersamaan sangat sulit dilakukan. Karena itu dia dilema di antara dua pilihan, apakah mau tetap menjadi tim pemasaran di toko sparepart motor atau mengembangkan galeri tenun. 

Sebelum membuat pilihan, pemilik toko tempat ia bekerja lebih cepat membuat keputusan yakni memberhentikan Alex. Lantas Alex tak punya pilihan lain selain membesarkan galerinya tenunnya itu. 

“Hidup saya dan keluarga sekarang sangat bergantung pada galeri ini,” kata Alex. 

Tidak hanya memberikan dampak secara ekonomi, kata Alex, galeri tenunnya ikut melestarikan tenun ikat yang sudah menjadi warisan nenek moyang. 

“Saya dan penenun dapat rezeki. Tapi yang penting tenun akan tenun terjaga, minimal sampai di generasi kita,” ucap Alex. 

Awalnya, ia membantu istrinya menjual hasil tenunan secara daring lewat media sosial.

Saat itulah ia berkenalan dengan banyak pelaku usaha kreatif di bidang tenun ikat di Maumere. Dari teman-temannya, Alex diajak bergabung bersama Akusikka, sebuah organisasi persatuan UMKM di kota Maumere. 

Di Akusikka, Alex banyak belajar mengenai model-model pengembangan tenun ikat dari fashion, tas, topi, hingga aksesoris lainnya.

“Teman-teman Akusikka juga yang mengajak saya untuk ikut kegiatan pelatihan tenun ikat di Labuan Bajo,” cerita dia. 

Dari sanalah semangatnya terus mengembangkan kreativitas di bidang tenun ikat bertumbuh hingga kemudian memiliki galeri dan merek dagang sendiri, serta rutin mengikuti kegiatan pameran di NTT, Bali, hingga Jakarta. 

 

GALERI- Tampak depan galeri tenun milikAnselmus Alexander Liwu, Jumat (27/6/2026).

 

Dari Pameran ke Pameran

Alex membawa "Liwu Tenun dan Fashion" dari Maumere ke kota-kota di daratan Pulau Flores-Lembata, Bali, hingga Jakarta. Aktivitas ini ia lakukan sejak 2023 lalu, saat itu nama brand usaha wastranya belum final.

Ayah empat anak itu membawa produk tenun dan turunannya dalam pameran UMKM setiap festival digelar di Pulau Flores-Lembata. Salah satu pameran UMKM bergengsi yang pertama ia ikuti saat side event KTT ASEAN pada Mei 2023 di Labuan Bajo.

"Ikut pameran mulai tahun 2023, di Labuan Bajo hampir setiap bulan setelah KTT ASEAN 2023. Kadang satu bulan ada dua tiga kali pameran UMKM," kata Alex Liwu.

Alex menghitung setiap kali ikut pameran di Labuan Bajo, ia meraup keuntungan Rp 20-30 juta dari tenun ikat Sikka dan produk turunannya seperti pakaian, aksesoris hingga tas.

"Kalau di Labuan Bajo lumayan saya dapat Rp 20-30 juta setiap kali pameran,"ujarnya.

Tak hanya menjajal pameran UMKM di Labuan Bajo, Bajawa, Larantuka, Ende hingga Lembata, Alex memberanikan diri mengikuti pameran UMKM skala internasional di Jakarta.

Terhitung sudah dua kali ia mengikuti pameran International Handicraft Trade Fair (INACRAFT) 2024 dan 2025 di Jakarta Convention Center. Acara disebut merupakan pameran kerajinan terbesar dari seluruh daerah di Indonesia dan diikuti 15 negara.

Selain INACRAFT, Alex juga berhasil mengikuti pameran dalam Indonesia Fashion Week (IFW) dua tahun berturut-turut pada tahun 2024 dan 2025.

Keuntungan yang diperoleh terbilang cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga serta menjaga keberlanjutan usahanya. “Kalau pameran di Jakarta bisa sampai Rp 100 juta,” cerita dia.

Sebagai pelaku UMKM mandiri, ia mengaku bukan hal muda untuk ikut pameran skala nasional dan internasional. Menurutnya, modalnya tak cukup tapi keberaniannya membuatnya mampu sampai pada pameran besar itu.

Dukungan JNE

Keberhasilan Alex di dunia wastra tidak terlepas dari peran banyak pihak. Dari kota ke kota ia mengikuti pameran UKM, Alex menceritakan jasa pengiriman logistik Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau dikenal sebagai JNE memiliki peran penting dalam menunjang kelancaran usahanya.

"Saat pameran itu bawa barang banyak. Saya dari dulu pakai JNE untuk pengiriman produk. Saya punya langganan di JNE," kata Alex.

Kenangnya, saat mengikuti pameran UKM di Labuan Bajo pada 2023 lalu, JNE banyak membantu mulai dari distribusi barang hingga menyediakan kursi dan meja untuk ia bisa berjualan saat pameran, karena keterbatasannya dalam menyediakan perlengkapan tersebut.

Ia juga ingat, saat gelaran KTT ASEAN 2023 lalu di Labuan Bajo semua penginapan penuh. Saat bingung mencari penginapan, JNE cabang Labuan Bajo memberikan tempat untuk beberapa pelaku UKM dari Maumere menginap.

Bagi dia dan teman-teman UKM-nya, JNE tidak sekadar penyedia jasa layanan pengantaran logistik, tetapi turut dalam membantu tumbuh kembang usaha melalui pelayanannya yang tanpa batas.

Alex juga mengalami layanan di depan pintu galeri oleh kurir JNE. Sebelum mengikuti pameran di Indonesia Fashion Week, ia menelpon JNE cabang Maumere untuk mengambil kirimannya di galeri.

"Untuk ikut pameran di Jakarta juga saya pakai JNE. Saya tidak ke kantor JNE, kurir yang datang ambil di galeri. Dan mereka sangat baik," kata Alex.

Alex juga tidak merasa takut saat menggunakan jasa JNE karena selama bersama JNE semua produknya aman sampai di tempat tujuan.

"Pengiriman dengan JNE dijaga sampai tiba. Saya biasanya bungkus produk pakai karung tapi kalau dengan JNE mereka lapis lagi dan lebih rapi sehingga produk aman.”

Layanan JNE

Pelayanan tanpa batas menjadi spirit JNE dalam melayani para pemakai jasanya. Kepala Cabang JNE Maumere, Fuad Rofiq mengatakan perusahaan yang didirikan tahun 1990 tersebut bertekad membantu masyarakat dalam pengiriman barang-barang dengan lebih mudah.

“Kita sudah ada di seluruh Indonesia. Di NTT sendiri kami telah ada di setiap kabupaten, bahkan hingga ke kecamatan-kecamatan. Harapannya dengan adanya JNE di semua titik itu, kami dapat membantu masyarakat dalam bertransaksi baik pengirim maupun penerima untuk belanja di luar,” kata Fuad saat dihubungi via telepon.

Menurutnya, JNE punya komitmen dalam pengembangan UKM “untuk dapat berkembang bersama.” JNE menyediakan berbagai jenis layanan bagi UKM, dibantu dengan kemudahan bagi mereka untuk mengecek barang-barang yang dikirim.

“Mau di mana pun dan kapanpun, JNE selalu ready, menembus tapal batas.”

“Kalau UKM mau mengikuti pameran, seperti om Alex, kami dapat membantu menjemput barang, mengirimnya, bahkan hingga men-dropping ke lokasi pameran, sehingga aktivitas mereka dipermudah,” kata Fuad.

“Kita bersinergi. Melalui pelayanan kita berusaha untuk sama-sama berkembang. Dengan UKM yang berkembang, mereka mengikuti pameran dimana mereka alami kemudahan dalam pameran, ekonomi mereka juga bisa berkembang.”

Kata dia, peran JNE bukan hanya sebatas mengantarkan barang, tetapi juga turut mempromosikan produk-produk UKM melalui media sosial mereka seperti di Instagram, Facebook, serta X atau Twitter.

Di Maumere, kata dia, JNE terlibat membantu pengantaran barang-barang bukan hanya untuk Alex tetapi juga untuk banyak UKM lainnya. Bahkan, JNE juga terlibat dalam festival-festival dari Labuan Bajo hingga Lembata. Keterlibatan tersebut menunjukkan komitmen JNE untuk terus bersinergi dan memberikan inspirasi tanpa batas. 

#JNE #ConnectingHappiness #JNE34SatSet #JNE34Tahun #JNEContentCompetition2025 #JNEInspirasiTanpaBatas #UMKM

Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News