Misa Hari Minggu

Teks Misa Hari Ini Minggu 27 Juli 2025, Pekan Biasa XVII Tahun C

Penulis: Gordy
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MISA-Mari simak teks misa hari ini Minggu 27 Juli 2025. Misa hari ini  lengkap renungan harian Katolik.

Kita barusan mendengarkan Bacaan Injil tentang Doa Bapa kami. Sudah amat sering kita mendoakan doa ini. Pada kesempatan ini, mari kita dalami lagi doa ini agar kita lebih menyadari kedalaman doa ini dan kemudian kita mendoakannya dengan penuh kesadaran.  Pertama, Bapa Kami. Doa ini dimulai dengan menyebut Tuhan sebagai Bapa Kami. Ungkapan ini menampakkan Tuhan sebagai seorang Bapa, tempat anak-anak berlindung dan mendapatkan cinta yang menyelamatkan. Inilah ungkapan kedekatan seorang manusia dengan Tuhan. Doa ini juga menyebut kata ‘kami’, yang berarti ketika kita berdoa, kita juga dipersatukan dengan semua orang yang mengimani-Nya.  Tuhan kita adalah Tuhan yang amat dekat dengan kita, yang bahkan berjalan bersama kita. Ia menjadi Bapa dari kita semua, yang membuat kita merasa nyaman dan selamat. Dari pihak kita, kita diminta untuk menjadi seorang anak yang baik, yang juga setia kepada Bapa. Kita hanya bisa meminta kepada Bapa dengan hati dengan percaya diri, kalau kita menjadi anak yang baik. Karena itu, jika sekarang kita belum menjadi anak yang baik, datanglah kepada-Nya, maka Ia akan menunjukkan kasih-Nya untuk menerima kita. Jadilah anak yang baik dari seorang Bapa yang mahabaik.  Kedua, Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya. Dalam bahasa Indonesia kita menerjemahkan kata Yunani artos dengan makanan atau rezeki. Kata benda artos artinya roti. Yesus mengajarkan kita agar Tuhan memberikan kita roti yang kita perlukan setiap hari. Secara harafiah, hal ini berarti kita memohonkan rezeki yang baik bagi hidup kita, agar kita tidak kelaparan atau kekurangan.  Namun, ada juga maksud lain dari ungkapan permintaan roti ini. Yesus sendiri menyebut diri-Nya adalah Roti hidup. Maka, ungkapan permintaan roti berarti meminta kedatanganYesus dengan seluruh sabda-Nya yang amat kita perlukan setiap hari untuk kekuatan hidup kita. Sebab manusia tidak dapat hidup dari roti saja tetapi juga dari setiap sabda yang keluar dari mulut Allah. Pertanyaannya, seberapa sering kita mengikuti misa harian, atau doa bersama di pagi hari, atau membaca dan merenungkan Sabda Tuhan setiap hari? Itulah roti yang kita perlukan untuk perjalanan iman kita. Semoga setiap kali kita berdoa Bapa Kami, kita juga ingat bahwa kita sedang meminta roti hidup untuk keselamatan jiwa kita dan kita pun semakin rajin membaca dan merenungkan Sabda Tuhan. Selamat berhari Minggu dan Tuhan memberkati.  

13. HENING  
14. SYAHADAT  

P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada 
Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa….. 

15. DOA UMAT  

P : Saudara-saudari terkasih, Yesus mengajar kita berdoa. Terdorong oleh peristiwa itu, beranilah kita memanjatkan doa dengan penuh harapan.  
P : Bagi para pemimpin Gereja. Semoga Allah mendengarkan doa-doa yang mereka sampaikan kepada Allah demi kebaikan umat-Nya. Marilah kita mohon…. 
P : Bagi para pemimpin bangsa. Semoga Allah menolong mereka dalam mengambil keputusan 
supaya tidak hanya berdasarkan pertimbangan pribadi atau golongan, tetapi berdasarkan kehendak Allah, juga mendengarkan suara Tuhan dalam doa. Marilah kita mohon…. 
P : Bagi mereka yang kecewa terhadap Tuhan. Semoga mereka tidak mudah putus asa dan semoga Allah mengutus pendamping yang mengarahkan mereka pada sikap iman yang benar. Marilah kita mohon…. 
P : Bagi kita semua. Semoga Allah membantu kita agar dapat bersikap seperti Dia: mengasihi sesama dan memberikan yang terbaik bagi sesama. Marilah kita mohon…. 
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan permohonan pribadi kita masing-masing.  
[hening sejenak lalu lanjut]. 
P : Allah Bapa Maha Pemurah, kami berkumpul bersama Putra-Mu. Kami percaya bahwaEngkau mendengarkan kami, sebab kami berdoa kepadaMu dalam Kristus Tuhan danPengantara kami. 
U : Amin 

16. KOLEKTE  

[Selanjutnya ada pengumpulan kolekte sebagai perwujudan cinta kepada Sang Sabda dan kepada sesama yang berkekurangan, diiringi lagu yang sesuai. Kolekte dikumpulkan lalu dihantar dan diletakkan di depan mimbar] diiringi lagu persembahan yang bernada Syukur Kepada Tuhan atau Ajakan Berbagi.  

17. DOA PUJIAN   

P : Saudara-saudari yang terkasih, Allah begitu baik kepada kita, umat-Nya. Dalam kebaikan-Nya itu, Ia selalu membimbing kita dalam segala tingkah dan perbuatan kita. Maka marilah kita memuji Dia: Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau. 
U  : Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.  
P : Allah yang maha pengasih dan penyayang, Engkaulah penyelenggara segala hal-ikhwal hidup kami.  Dalam kebaikan-Mu yang tak terhingga, Engkau menciptakan kami dan menganugerahi kami kehidupan. Maka kami memuji Engkau: 
U  : Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.  
P : Bapa, amat besarlah cinta-Mu kepada kami. Ketika dalam perjalanan hidup ini kami jatuh, Engkau menyelamatkan kami. Bahkan Putra-Mu yang tunggal Engkau serahkan untuk kami. Maka kami memuji Engkau: 
U  : Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.  
P : Dan seperti belum cukuplah kebaikan-Mu kepada kami, Engkau masih mencurahkan Roh Kudus-Mu untuk menyempurnakan rencana penyelamatan-Mu dalam diri kami. Maka kami memuji Engkau: 
U  : Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.  
P : Setiap hari kami Engkau limpahi dengan karunia dan berkat, sehingga kami dapat menunaikan tugas sehari-hari, yakni berbakti kepada-Mu dan melayani sesama lewat karya-karya kami. Maka kami memuji Engkau: 
U  : Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.  
P : Maka, ya Bapa, dengan gembira hati, bersama seluruh umat beriman, dalam kesatuan dengan Bapa Suci Paus Leo XIV, Bapa Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor paroki setempat], kami melambungkan madah pujian bagi-Mu dengan bernyanyi: 

[menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur] 

Menyusul RITUS KOMUNI. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2) tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati komuni batin/rindu (lihat cara B).  

18A. Cara A: DENGAN KOMUNI 

Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami sambil berdiri. 

P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka dalam persatuan dengan saudara-saudari se-paroki yang merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak] 

19A. BAPA KAMI      

Berdiri 

P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran Ilahi, maka beranilah kita berdoa. 
U  : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.  

Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai. 

20A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI 

Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya sebagai berikut: 
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.  Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai, Pemimpin berlutut menghormati Sakramen Mahakudus, lalu menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil berkata: 
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.  

Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat: 

Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya. 

Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama. U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.  Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang menyambut komuni, seraya setiap kali berkata: 
P : Tubuh Kristus. 
U : Amin. 

Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni. --------------------------------------------------

18B. Cara B. TANPA KOMUNI 

P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni kudus. Meskipun demikian, marilah kita menghayati kehadiran Tuhan yang kita rindukan di dalam hati kita masing-masing. 

19B. BAPA KAMI     

Berdiri 

P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya sendiri. 
U  : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah namaMu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti 
kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.  Dapat dilaksanakan Salam Damai.  

P : Marilah kita saling memberikan salam damai. Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari yang berada paling dekat saja. 

20B. DOA KOMUNI BATIN    

Berlutut/berdiri 

Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai berikut:  

P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut kedatangan Tuhan di dalam hati kita. 
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4).  [hening sejenak] 

P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir dalam Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu lebih dari segalanya, dan aku merindukan kehadiran-Mu dalam seluruh jiwaku. Karena sekarang aku tak dapat menyambut-Mu dalam Sakramen Ekaristi, datanglah sekurang-kurangnya secara rohani ke dalam hatiku, meskipun Engkau selalu telah datang. Aku memeluk-Mu dan mempersatukan diriku sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak] 

P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini di sini bersama kita.  Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan mengatakan:  
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.  Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.  
U  : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.  Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.  
▪ Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali.  
▪ Lalu diberi saat hening secukupnya.  
▪ Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan satu lagu Masa Biasa. 

21.  MENDOAKAN MAZMUR 1 

Berbahagialah orang yang tidak berjalan  menurut nasihat orang fasik,  yang tidak berdiri di jalan orang berdosa,  dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN,  dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air,  yang menghasilkan buahnya pada musimnya,  dan yang tidak layu daunnya;  apa saja yang diperbuatnya berhasil. Bukan demikian orang fasik:  mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab itu orang fasik tidak akan tahan  dalam penghakiman,  begitu pula orang berdosa  dalam perkumpulan orang benar; sebab TUHAN mengenal jalan orang benar,  tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan. Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu,  dan sepanjang segala abad. Amin.

22. AMANAT PENGUTUSAN  

P : Saudara-saudari, kita sudah mendengarkan doa Bapa Kami dalam bacaan Injil hari ini. Kini tugas kita untuk melaksanakan doa ini dalam hidup harian kita. Jadikanlah semangat pengampunan sebagai semangat pemersatu dalam hidup bersama kita, baik dalam keluarga maupun di tengah masyarakat. 
Ampunilah maka kita pun akan diampuni.  

23. DOA PENUTUP  

P : Marilah kita berdoa,  Ya Tuhan, kami diteguhkan oleh Sabda-Mu karena Engkau adalah Tuhan yang selalu peduli kepada kami. Semoga hidup kami selalu diselaraskan dengan Sabda-Mu itu dan semoga semangat saling mengampuni hidup dalam hidup harian kami. 
Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.  
U : Amin 

24. MOHON BERKAT TUHAN  

P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.  [hening sejenak] 

P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang kekal.  

[sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]  

DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.  

U : Amin.  

P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai. 

U  : Syukur kepada Allah.  

25. PENGUTUSAN  

P : Marilah pergi, kita diutus  

U  : Amin.  

26. LAGU PENUTUP (Sumber P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News