Laporan Reporter TribunFlores.Com, Kristin Adal
TRIBUNFLORES.COM, RUTENG - Universitas Katolik (Unika) Indonesia Santu Paulus Ruteng mendukung gerakan mengatasi stunting dan kemiskinan ekstrem atau "Gentaskin" di Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik.
Unika bersinergi dengan pemerintah daerah Kabupaten Manggarai.
Hal ini disampaikan Marselus Ruben Payong, Wakil Rektor I Unika Santu Paulus Ruteng dalam talkshow Flores Bicara Tribun Flores, Rabu (30/7/2025) dengan tema Unika St Paulus Ruteng dan KKN Tematik.
Dia menjelaskan KKN Tematik merupakan kegiatan yang bersifat edukatif melibatkan mahasiswa dalam kehidupan masyarakat. Tujuannya agar mahasiswa peka terhadap isu-isu yang terjadi di masyarakat, cara mengembangkan sumber daya, dan menggali aspirasi yang dimiliki masyarakat untuk diselarasakan dalam program KKN Tematik.
Baca juga: Pendampingan P3AI Unika Ruteng Bagi Dosen Muda, Proses menuju Dosen Hebat yang Menginspirasi
"Kami tidak lagi melaksanakan KKN reguler tapi ikut menghandel isu nasional khususnya isu stunting dan kemiskinan ekstrem. KKN Tematik melaui gerakan Gentaskin. Gerakan ini melibatkan seluruh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi LLDIKTI Wilayah XV,"kata Wakil Rektor I Unika Santu Paulus Ruteng ini dalam talkshow yang berlansung daring itu.
KKN Tematik tahun ini, kata Marselus, dilaksanakan bersamaan dengan agenda nasional yang juga konsern pada pencegahan stunting dan penanggulangan kemiskinan ekstrem.
Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XV menyarankan semua perguruan tinggi di wilayah ini untuk berpartisipasi dalam program pengabdian kepada masyarakat,
"Unika Santu Paulus Ruteng mengirim 18 mahasiswa, mereka dikirim ke desa-desa sasaran yang ditangani LLDIKTI Wilayah XV di tiga kabupaten, yakni TTS, Manggarai Timur dan Sumba Barat Daya,"ujarnya.
Selain mengirim mahasiswa untuk mengikuti KKN Tematik di desa-desa sasaran LLDIKTI Wilayah XV, Unika Santu Paulus Ruteng telah membuat Nota Kesepakatan atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan pemerintah daerah Kabupaten Manggarai melalui KKN Tematik untuk mendukung pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas di kabupaten ini.
"Di tingkat internal Unika St Paulus Ruteng, kami sudah MoU dengan Bupati Manggarai beberapa waktu lalu. Meskipun Manggarai tidak masuk dalam radar nasional tapi masih ada kasus stunting. Data yang kami dapatkan masih ada sekitar 3.200 anak yang masih dalam kondisi stunting yang tersebar di 25 kantong, bahkan termasuk di dalam kota,"ungkap Marselus.
Marselus menyebut MoU ini disambut oleh pemerintah daerah dan siap untuk bersinergi melalui kontribusi pendidikan tinggi menyiapkan mahasiswa dan dosen dengan bidang keahliannya mengentaskan masalah kemiskinan dan stunting di Manggarai.
"Ini seperti gayung bersambut karena selama ini mereka (pemerintah daerah) berjuang sendiri-sendiri tapi melalui KKN tematik ini, kami bersinergi dengan pihak terkait. Apa kontribusi dari semua pihak-pihak terkait, kami menyediakan mahasiswa dan dosen dengan keahliannya,"ucapnya.
Dia menerangkan dengan tema besar KKN Tematik "Pencegahan Stunting dan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem'', pihak kampus telah memetakan empat isu yang terkait dengan tema ini yaitu pernikahan dini, masalah sanitasi, krisis air bersih, dan masalah gizi.