Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya memberitahukan kepada siapa pun, bahwa Dialah Mesias. Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem, dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia, katanya, “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” Tetapi Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus, “Enyahlah Iblis! Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau memikirkan bukan yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik; Iman yang Mengakui dan Mengikuti Mesias"
“Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” – Matius 16:16
1. Siapakah Yesus Menurut Kita Hari Ini?
Dalam perikop Injil hari ini, Yesus mengajukan sebuah pertanyaan penting kepada para murid-Nya: “Menurut orang, siapakah Anak Manusia itu?” Dan lebih lanjut, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” (Mat 16:13,15).
Pertanyaan ini tidak hanya ditujukan kepada para rasul dua ribu tahun lalu, tetapi juga kepada kita semua yang menyebut diri sebagai pengikut Kristus. Renungan Katolik hari ini mengajak kita menelusuri lebih dalam tentang pengenalan pribadi kita akan Yesus—apakah Dia hanya sekadar tokoh sejarah atau sungguh Mesias dan Tuhan dalam hidup kita?
2. Pengakuan Iman yang Lahir dari Hubungan Pribadi
Simon Petrus menjawab: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Mat 16:16). Jawaban ini bukanlah hasil dari logika manusia semata. Yesus dengan tegas menyatakan bahwa pengenalan Petrus itu bukan berasal dari darah dan daging, melainkan dari pewahyuan Bapa di surga.
Iman yang sejati bukanlah sekadar mengetahui tentang Yesus, tetapi mengalami Yesus secara pribadi. Banyak orang mungkin tahu Yesus dari buku, khotbah, atau cerita. Namun, tidak semua orang mengalami kehadiran dan kuasa-Nya dalam hidup. Inilah perbedaan antara pengetahuan tentang Yesus dan pengalaman akan Yesus.
3. Iman yang Diakui dan Iman yang Diuji
Setelah pengakuan Petrus yang luar biasa, terjadi pergeseran dramatis dalam narasi. Ketika Yesus menjelaskan bahwa Ia harus menderita, ditolak, dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga, Petrus menegurnya: “Kiranya Allah menjauhkan hal itu, Tuhan! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” (Mat 16:22).
Yesus langsung menegur Petrus: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku.” (Mat 16:23). Ini bukan berarti Yesus membenci Petrus, melainkan menegur roh duniawi dan cara pikir manusiawi yang menolak salib.