Prada Lucky Namo Meninggal

Ibu Asuh Prada Lucky Namo di Nagekeo NTT Bantah Tudingan LGBT: Tidak Ada yang Aneh-aneh

Penulis: Albert Aquinaldo
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RUMAH DUKA - Orangtua Prada Lucky Chpril Saputra Namo, Christian Namo dan Epi, bersama pelayat di rumah duka, Asten Kuanino Kupang, Jumat (8/8/2025).Iren membantah informasi yang beredar berdasarkan laporan kepada Asintel Kasdam IX/Udayana bahwa pemeriksaan terhadap Prada Lucky Chepril Saputra Namo, anggota Batalyon TP 834/Wakanga Mere, Nagekeo diduga mengalami penyimpangan seksual (LGBT). Iren merupakan ibu asuh Prada Lucky Namo yang sempat merawat Prada Lucky saat menderita luka-luka lebam dan gores pada Senin (28/7/2025) lalu di Nagekeo, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo

TRIBUNFLORES.COM, MBAY - Iren membantah informasi yang beredar berdasarkan laporan kepada Asintel Kasdam IX/Udayana bahwa pemeriksaan terhadap Prada Lucky Chepril Saputra Namo, anggota Batalyon TP 834/Wakanga Mere, Nagekeo diduga mengalami penyimpangan seksual (LGBT).

Iren merupakan ibu asuh Prada Lucky Namo yang sempat merawat Prada Lucky saat menderita luka-luka lebam dan gores pada Senin (28/7/2025) lalu di Nagekeo, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Bantahan itu disampaikan Iren saat diwawancarai TribunFlores.com, Jumat (15/8/2025) pagi pukul 09.44 Wita. 

"Dia biasa-biasa saja, menurut yang saya lihat itu tidak ada yang aneh-aneh dari Lucky," tegas Iren. 

Baca juga: Kisah Haru Ibu Asuh Prada Lucky Namo: Setiap Kali Ketemu, Lucky Selalu Ada di Tempat Cuci Piring

 

Ia menyebut, pada saat datang ke rumahnya di Kampung Lego, RT.17, Desa Aeramo, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, Prada Lucky Namo tidak menunjukkan perilaku yang aneh. Bahkan saat Prada Lucky berinteraksi dengan keluarga Ibu Iren layaknya keluarga sendiri. Jarak rumah Ibu Iren ke markas Batalyon TP 843/Wakanga Mere kurang lebih 400 meter. 

"Biasa, omong biasa, cerita biasa, tidak ada yang lain dari Lucky, perilakunya seperti biasa, dia ada pacar atau tidak saya tidak tahu, mungkin Lucky belum sempat cerita ke saya," ujar Iren. 

Sejak permintaan Prada Lucky Namo agar Ibu Iren menjadi ibu angkatnya, Iren mengaku almarhum Prada Lucky baru dua kali ke rumahnya yakni pada tanggal Sabtu, (26/7/2025) - Minggu, (27/7/2025) dan bermalam serta pada Senin (28/7/2025) saat kondisi Prada Lucky sudah dalam kondisi luka-luka. 

"Dia ijin bermalam disini, waktu itu dia sendiri, waktu itu kondisinya sehat-sehat saja, Sabtu sore itu waktu dia datang kesini, dia ijin bermalam disini sampai tanggal 27 malam sekitar jam 7 baru dia balik ke barak, itu kondisinya masih baik-baik saja dan sempat malam bersama dengan kami baru dia pulang ke batalyon," ujarna.

Pada saat berada di rumah Iren, almarhum Prada Lucky tidak menceritakan apapun kepada Iren maupun anggota keluarga lainnya.

"Waktu itu memang sudah ada luka-luka di belakangnya, ada luka lebam terus ada bekas goresan di belakang tapi ada luka lebamnya di lengan, di paha, paha atas itu, kalau dilihat itu luka baru semua," ungkap dia.

Pada saat itu, almarhum Prada Lucky Namo sempat meminjam handphone milik Iren untuk melakukan panggilan video call bersama ibu kandungnya yang berada di Kupang. Iren mengaku tidak mengetahui pembicaraan ibu dan anak itu karena pada saat menelpon ibunya, Prada Lucky berada di kamar. 

Saat sedang menelpon ibu kandungnya, beberapa rekan Prada Lucky Namo yang jumlahnya kurang lebih sepuluh orang datang menjemput Prada Lucky. Namun oleh Iren tidak diberikan izin karena menurut Iren, salah satu seniornya Prada Lucky meminta Iren menahan almarhum untuk tetap tinggal sementara waktu di rumah Iren. 

"Jadi saya belum sempat kasih izin untuk pulang, waktu itu mereka agak lumayan banyak mungkin kurang lebih 10 orang, temannya yang satu itu sempat bilang tidak apa-apa, dia hanya ditugaskan untuk jaga Lucky tapi dia mengerti, dia tunggu sampai senior-seniornya yang lain datang, saya kasih makan siang lagi Lucky terus kasih lagi obat terus mereka bawa pulang lagi ke batalyon hari itu juga, setelah itu saya sudah tidak tahu lagi kabarnya Lucky seperti apa," terang Iren. 

Kematian Prada Lucky Namo meninggalkan luka mendalam bagi Iren. Ia berharap ada keadilan untuk almarhum anak angkatnya itu. 

"Supaya dia bisa tenang, walaupun dia memang belum waktunya untuk pergi tapi itu sudah kehendak Tuhan, kita bisa memungkiri kalau Tuhan sudah berkehendak pasti saja terjadi, semoga saja ada keadilan buat Lucky dan keluarga," harap Iren. 

Ia juga mengaku, setelah peristiwa yang cukup menggemparkan tersebut, dirinya sempat didatangi anggota Sub Denpom Ende untuk dimintai keterangan terkait kondisi Prada Lucky Namo saat datang ke rumahnya. 

Kisah Haru

Sebelumnya, kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo, anggota Batalyon TP 834/Wakanga Mere, Aeramo, Kabupaten Nagekeo yang diduga dianiaya 20 orang seniornya di kesatuannya sendiri tidak hanya meninggalkan luka mendalam bagi kedua orang tuanya dan keluarga tetapi juga bagi ibu Iren, ibu asuh almarhum Prada Lucky di Nagekeo. 

Bagi Ibu Iren, sosok almarhum Prada Lucky Namo adalah sosok yang baik dan suka membantu orang lain. 

Kepada TribunFlores.com, Jumat (15/8/2025) pagi, Ibu Iren mengaku mulai berkenalan dengan almarhum Prada Lucky Namo sekitar minggu kedua bulan Juli 2025. 

"Setiap hari kan kami ada pergi ambil makanan sisa, kebetulan dia (red:  almarhum Prada Lucky Namo) ada di dapur di bagian cuci piring, kan hampir setiap hari kami ambil makanan sisa itu, setiap hari kalau kami datang dia selalu cuci piring, pagi siang malam kan kami selalu ketemu dia di tempat cuci piring," ungkap Ibu Iren. 

Makanan sisa yang diambil ibu Iren biasanya untuk memberi makan ternak. Terkadang, Ibu Iren kerap membantu Prada Lucky Namo mencuci piring apabila rekan-rekannya tidak ada yang membantu almarhum mencuci piring bekas makan semua anggota Batalyon TP 834/Wakanga Mere. 

Setiap kali bertemu Prada Lucky Namo di tempat cuci piring di barak itu, Ibu Iren kerap melihat Prada Lucky sendirian mencuci piring. 

"Yang saya sering saya lihat itu dia cuci piring sendiri kalau yang lain itu makan habis datang taruh di dekat dia itu, dia cuci, saya kurang tahu tugasnya dia apa sebenarnya hanya setiap hari kami ketemu dia di tempat cuci piring, kami hanya liat dia cuci piring tiap hari, kadang pagi kami datang dia ada di tempat cuci piring, siang juga kami ambil dia ada, sore juga ada," tutur Ibu Iren. 

Awal Mula Jadi Anak Angkat 

Seiiring berjalannya waktu, Ibu Iren sempat bertanya ke Prada Lucky Namo "Kalau dapat hari libur itu libur kemana? Tetapi Prada Lucky mengaku ke Ibu Iren bahwa dirinya hanya bisa berdiam diri di barak karena di Nagekeo Prada Lucky tidak memiliki keluarga. 

Prada Lucky akhirnya meminta agar bisa bermain dan bermalam di rumah Ibu Iren pada saat liburan dan mendapatkan izin bermalam. 

"Boleh kah kalau Lucky dapat liburan atau dapat ijin bermalam, Lucky ke rumah, mama jadi mama asuh saya, terus mama bilang boleh," ungkap Ibu Iren mengenang kembali percakapan antara dirinya dan Prada Lucky yang meminta dirinya menjadi ibu angkat almarhum Prada Lucky Namo. 

Menurut Ibu Iren, sosok Prada Lucky Namo merupakan sosok anak yang baik dan suka menolong. Diceritakan Ibu Iren, pada saat baru satu minggu bertugas di Nagekeo, Prada Lucky kerap memberikan makanan kepada anak-anak yang berjualan kue di sekitar barak apabila ada makanan lebih yang tidak sempat diambil senior atau rekan-rekannya di batalyon. 

Sejak permintaan Prada Lucky Namo agar Ibu Iren menjadi ibu angkatnya, Ibu Iren mengaku almarhum Prada Lucky baru dua kali ke rumahnya yakni pada tanggal Sabtu, (26/7/2025) - Minggu, (27/7/2025)

"Dia izin bermalam di sini, waktu itu dia sendiri, waktu itu kondisinya sehat-sehat saja, Sabtu sore itu waktu dia datang ke sini, dia izin bermalam disini sampai tanggal 27 malam sekitar jam 7 baru dia balik ke barak, itu kondisinya masih baik-baik saja dan sempat malam bersama dengan kami baru dia pulang ke batalyon," ujar Ibu Iren.

Pada saat berada di rumah Ibu Iren, almarhum Prada Lucky tidak menceritakan apapun kepada Ibu Iren maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu, Prada Lucky juga tidak menceritakan kehidupan pribadinya. 

"Kalau soal dia punya pacar atau tidak itu saya kurang tahu masalahnya Lucky tidak pernah cerita," kata Ibu Iren. 

Tak berselang lama tepatnya Senin, (28/7/2025) pagi, Prada Lucky Namo kembali mendatangi rumah Ibu Iren dengan kondisi badan luka-luka. 

"Waktu itu memang sudah ada luka-luka di belakangnya, ada luka lebam terus ada bekas goresan di belakang tapi ada luka lebamnya di lengan, di paha, paha atas itu, kalau dilihat itu luka baru semua," ungkap Ibu Iren.

Pada saat itu, almarhum Prada Lucky Namo sempat meminjam handphone milik Ibu Iren untuk melakukan panggilan video call bersama ibu kandungnya yang berada di Kupang. Ibu Iren mengaku tidak mengetahui pembicaraan ibu dan anak itu karena pada saat menelpon ibunya, Prada Lucky berada di kamar. 

Saat sedang menelpon ibu kandungnya, beberapa rekan Prada Lucky Namo yang jumlahnya kurang lebih sepuluh orang datang menjemput Prada Lucky. Namun oleh Ibu Iren tidak diberikan izin karena menurut Ibu Iren, salah satu seniornya Prada Lucky meminta Ibu Iren menahan almarhum untuk tetap tinggal sementara waktu di rumah Ibu Iren. 

"Jadi saya belum sempat kasih izin untuk pulang, waktu itu mereka agak lumayan banyak mungkin kurang lebih 10 orang, temannya yang satu itu sempat bilang tidak apa-apa, dia hanya ditugaskan untuk jaga Lucky tapi dia mengerti, dia tunggu sampai senior-seniornya yang lain datang, saya kasih makan siang lagi Lucky terus kasih lagi obat terus mereka bawa pulang lagi ke batalyon hari itu juga, setelah itu saya sudah tidak tahu lagi kabarnya Lucky seperti apa," terang Ibu Iren. 

Ia bahkan tidak mengetahui Prada Lucky bersama satu orang rekannya sempat dilarikan ke Puskesmas Danga pada Sabtu (2/8/2025) pagi. Hingga pada Senin (4/8/2025), Ibu Iren mendapat kabar dari ibu kandung Prada Lucky bahwa anaknya sudah dirawat di RSUD Aeramo. 

"Hari Senin malam tanggal 4 Agustus itu, saya sempat kunjung dia, masih sempat suap dia makan, dia makan waktu saya suap itu, hanya waktu itu dia sempat bisik ke saya bilang "Mama jangan pulang, mama jaga Lucky e" tapi karena disitu kan ada dia punya teman-teman yang jaga, kita sipil kan tidak berani untuk jaga mereka jadi saya pulang, teman-temannya waktu itu tiga orang yang jaga tapi mereka satu letting, dia punya senior-senior tidak ada," tutur Ibu Iren.

Pada saat menjenguk Prada Lucky, Ibu Iren mengaku kondisi almarhum Prada Lucky sudah menurun, lemas tetapi masih bisa berkomunikasi. Beberapa saat setelah pulang menjenguk anak angkatnya di RSUD Aeramo, Ibu Iren lagi-lagi mendapat kabar dari ibu kandung Prada Lucky bahwa Prada Lucky sudah dipindahkan ke ruang ICU.

Maka, keesokan harinya, Selasa (5/8/2025) pagi, Ibu Iren kembali menjenguk Prada Lucky di ruang ICU RSUD Aeramo. Sayangnya, kondisi Prada Lucky sudah dalam keadaan koma. 

"Dari Selasa pagi sampai Lucky hembuskan nafas terakhir itu saya dengan mama kandungnya di ruang ICU," ujar Ibu Iren sedih. 

Sakit, sedih, kehilangan dan belum bisa menerima kenyataan. Itulah yang dirasakan Ibu Iren. Meski belum lama menjadi ibu asuh Prada Lucky Namo tetapi di mata ibu Iren, sosok Prada Lucky adalah anak yang baik dan sopan. 

"Datang ke rumah walaupun baru satu kali tapi dia bantu masak, cuci piring, dia tidak merasa dia orang lain, dia baru datang tapi dia merasa sudah jadi anggota keluarga kami, saya rasa kehilangan sekali karena saya menyaksikan sendiri dia hembuskan nafas terakhir, mau dibilang, tidak bisa diterima tapi mau bagaimana, itu kehendak Tuhan," ujar Ibu Iren dengan nada sedih. (bet)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News