Gunung Lewotolok Status Siaga

Kondisi Gunung Lewotolok NTT Usai Turun Status dari Siaga ke Waspada

Kondisi Gunung Lewotolok NTT Usai Turun Status dari Siaga ke Waspada.Gunung Ili Lewotolok saat ini level II atau waspada.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / MAGMA INDONESIA
GUNUNG LEWOTOLOK - Petugas Posmat Gunung Ili Lewotolok Lembata, Syawaludin, melaporkan kondisi gunung 24 jam terakhir Senin (3/11/2025) periode 00:00-24:00 WITA. Kondisi Gunung Lewotolok NTT Usai Turun Status dari Siaga ke Waspada.Gunung Ili Lewotolok saat ini level II atau waspada. 
Ringkasan Berita:
  • Status gunung turun dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada) sejak 2 November 2025 karena aktivitas erupsi menurun.
  • Aktivitas vulkanik masih terjadi, dengan 26 kali letusan dan 99 kali hembusan dalam 24 jam terakhir; asap putih setinggi 25–100 meter terlihat dari kawah.
  • Masyarakat diminta waspada dan tidak beraktivitas dalam radius 2–2,5 km dari kawah, serta menggunakan masker untuk menghindari abu vulkanik dan mewaspadai bahaya lahar saat hujan.

 

TRIBUNFLORES.COM, LEWOTOLOK - Petugas Posmat Gunung Ili Lewotolok Lembata, Syawaludin, melaporkan kondisi gunung 24 jam terakhir Senin (3/11/2025) periode 00:00-24:00 WITA.

Gunung Ili Lewotolok saat ini level II atau waspada.

Gunung Api Ili Lewotolok terletak di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur dengan posisi geografis di Latitude -8.272°LU, Longitude 123.505°BT dan memiliki ketinggian 1423 mdpl.

"Pengamatan Visual. Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-II. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 25-100 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah hingga sedang ke arah barat dan barat laut.Suhu udara sekitar 26-32°C,"tulis dia dikutip dari laman magma.esdm.go.id Selasa (4/11/2025).

Baca juga: Status SIAGA, Gunung Lewotolok 26 Kali Gempa Letusan 38 Kali Gempa Hembusan

 

Ia menyebutkan berdasarkan pengamatan kegempaan Lewotolok mengalami 26 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 4.5-34.2 mm, dan lama gempa 33-48 detik.

99 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 1.4-9.2 mm, dan lama gempa 25-46 detik.

1 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 6.3 mm, S-P 0.9 detik dan lama gempa 13 detik.

1 kali gempa Tektonik Lokal dengan amplitudo 38.2 mm, S-P 4.5 detik dan lama gempa 48 detik.

5 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 1.8-11.8 mm, S-P 15 detik dan lama gempa 40-195 detik.

Pihaknya mengeluarkan sejumlah rekomendasi, diantaranya:

(1) Masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 km dari pusat aktivitas G. Ili Lewotolok, dan masyarakat Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian timur puncak/ kawah G. Ili Lewotolok.

(2) Masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan serta masyarakat Desa Jontona dan Desa Todanara agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 2,5 km pusat aktivitas G. Ili Lewotolok, dan mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian, selatan dan tenggara puncak/ kawah G. Ili Lewotolok.

(3) Masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan serta masyarakat Desa Amakaka agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah sektoral barat sejauh 2,5 km pusat aktivitas G. Ili Lewotolok, serta mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian barat puncak/ kawah G. Ili Lewotolok.

(4) Untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik maka masyarakat yang berada di sekitar G. Ili Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.

(5) Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Ili Lewotolok agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan. 

Turun Status

Sebelumnya, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, resmi menurunkan status Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), dari level III siaga menjadi level II waspada pada Minggu (2/11/2025).

Keputusan ini diambil menyusul penurunan aktivitas erupsi, yang terlihat dari sejumlah indikator, termasuk jumlah kejadian erupsi, tinggi kolom erupsi, jarak lontaran, serta suara gemuruh dan dentuman yang menyertai aktivitas erupsi.

Berdasarkan data kegempaan yang tercatat selama periode 23 Oktober hingga 31 Oktober 2025, terdapat 709 kali gempa erupsi, 1.615 kali hembusan, 5 kali tremor harmonik, dan 4 kali tremor non-harmonik.

Selain itu, juga tercatat 20 kali gempa vulkanik dalam, 2 kali gempa tektonik lokal, dan 31 kali gempa tektonik jauh.

"Terekam 1 kali gempa terasa dengan skala IV MMI," ujar Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, dalam keterangannya.

Dari pantauan visual, kawasan gunung api terlihat jelas meskipun tertutup kabut.

Asap kawah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas yang bervariasi, berkisar antara 20 hingga 600 meter dari puncak.

Tinggi kolom erupsi juga tercatat berkisar antara 100 hingga 300 meter dari puncak dengan warna yang sama.

Sementara itu, lontaran material pijar saat erupsi jatuh di dalam kawasan kawah.

"Suara dentuman dan gemuruh saat erupsi masih terdengar, namun pada umumnya dengan intensitas lemah," jelas Wafid.

Wafid menegaskan bahwa berdasarkan data pemantauan visual dan instrumental, tingkat aktivitas Gunung Ile Lewotolok resmi diturunkan dari level III siaga menjadi level II waspada terhitung pada Minggu (2/11/2025) pukul 09.00 Wita. (Sumber magma.esdm.go.id/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved