Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Hari Ini Kamis 30 Oktober 2025, Keberanian dalam Menghadapi Ancaman 

Mari simak renungan hari ini Kamis 30 Oktober 2025. Tema renungan hari ini keberanian dalam menghadapi ancaman.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
PATER JOHN LEWAR SVD - Sosok Pater John Lewar, SVD.Mari simak renungan hari ini Kamis 30 Oktober 2025. Tema renungan hari ini keberanian dalam menghadapi ancaman. 

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik 

Keberanian dalam menghadapi ancaman 

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus. 

Orang yang gigih memperjuangkan keadilan seringkali menerima teror dan 
ancaman.  Pernah, Suciwati, istri Munir, menerima paket yang berisi bangkai 
ayam beserta darah yang berceceran. Di dalam paket tersebut disertai juga  
dengan ancaman untuk tidak usah mengusut kasus kematian suaminya. Tapi 
semua itu tidak menyurutkan  semangatnya untuk mencari kebenaran dan 
menuntut keadilan. 

Yesus juga mengalami teror semacam itu. Orang-orang Farisi menyampaikan 
ancaman dari Herodes terhadap Yesus. Mereka meminta Yesus agar segera 
tinggalkan Yerusalem. Herodes ingin tetap berkuasa, tidak mau diganggu 
dengan popularitas Yesus. Kehadiran dan keberadaan Yesus merupakan sebuah 
ancaman bagi diri dan kekuasaannya. Mereka tidak mau mendengarkan Sabda 
Tuhan dan melaksanakan perintah-perintahNya. Meski begitu, Yesus tidak takut 
terhadap segala bahaya yang akan menimpah hidupNya. Yesus menolak 
permintaan itu, Ia tetap setia melanjutkan tugas pelayananNya, yakni 
menyembuhkan orang sakit, mengusir setan dan semua yang lain. 

Yesus sadar bahwa tugas perutusanNya itu mengandung resiko kenabian. Ia 
bahkan meramalkan nasibNya sendiri bahwa Ia juga akan mengalami hal yang 
sama seperti nabi-nabi terdahulu, yakni mati di Yerusalem. Dan nubuat itu harus 
tergenapi. Satu hal yang jelas ditunjukkan di sini adalah: Yesus tidak gentar 
ketika diancam. Ia tetap menjalankan misiNya untuk memberitakan Injil dan 
berbuat baik. Ia yakin bahwa jalan yang telah Ia pilih adalah jalan kebenaran. 
Yesus dengan tegas menolak untuk pergi. Yesus tidak gentar sedikit pun. Yesus 
adalah seorang yang punya prinsip. Ia tidak mau didikte oleh siapa pun. Yesus 
tetap teguh dengan perutusanNya. Ia terus melanjutkan perutusanNya. Kepada 
beberapa orang Farisi Yesus balik berkata, Pergilah, dan katakanlah kepada si 
serigala itu, ‘Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang pada hari ini dan 
esok dan pada hari ketiga Aku akan selesai. Tetapi hari ini dan esok dan lusa 
Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi 
dibunuh di luar Yerusalem (Luk 13:32-33). Yesus menyebut Herodes Antipas 
sebagai “si serigala”. Serigala adalah lambang sebuah kelicikan yang keji. Selain 
itu, serigala juga dilukiskan sebagai makhluk yang tak berarti, apalagi jika 
diperlawankan dengan singa yang selalu tampil gagah, penuh wibawa dan 
perkasa. Serigala tidak ada apa-apanya. Artinya, Yesus tidak takut sedikit pun 
dengan ancaman Herodes Antipas. 

Kehadiran Yesus, ajaran-ajaranNya yang penuh semangat pembaharuan dan 
pengikut yang banyak, semakin meresahkan sejumlah kalangan yang 
terancam hak-hak khususnya. Yesus tahu bahwa Ia harus menderita dan harus 
mati di Yerusalem, Ia pun tidak ingin meninggalkan Yerusalem. Yesus setia pada 
tugasNya, karena untuk itulah Ia datang. Ancaman pembunuhan Herodes 
sekalipun tidak menghentikan langkahNya. Ia sadar betul akan nasib-Nya yang 
segera digenapi: Kematian demi pengampunan dosa manusia (bdk. Mat 1:21; Ef 
1:7). Dengan demikian, akan tergenapilah sejarah keselamatan bagi umat 
manusia. Ia sadar bahwa Kota Yerusalemlah tujuan perjalanan-Nya dan di 
sanalah tempat kematian-Nya. Di sanalah tempat Ia menyelesaikan pekerjaan
Nya. Di sanalah tempat Ia menyelesaikan seluruh kehendak Bapa-Nya yakni 
lewat jalan kematian, dibunuh. Ia adalah seorang nabi yang berani. Ia tidak 
takut mati. Ia berani mati asal orang-orang berdosa beroleh hidup lewat darah
Nya.  

Ada tiga pelajaran penting yang dipetik dari pewartaan Sabda Tuhan hari ini. 
Pertama, keberanian dalam menghadapi tantangan. Yesus menunjukkan 
keberanian dan keteguhan dalam menjalankan misiNya meski ada bahaya yang 
menghadang.  

Kedua, Kasih Allah tidak tergoyahkan. Tidak ada yang dapat memisahkan kita 
dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus termasuk maut, hidup, malaikat, 
pemerintah, kuasa atau sesuatu makluk lain (Roma 8: 35-39). Ketiga, 
konsekwensi dari menolak Yesus. Yesus menyampaikan bahwa rumah orang
orang yang menolakNya akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. 
Di tengah kehidupan zaman yang seperti ini, kita sebagai anak-anak Tuhan 
diingatkan untuk teguh, kuat, dan setia memegang prinsip-prinsip hidup 
kristiani. Rasul Paulus mengajak kita untuk tidak takut atau kuatir karena Allah 
ada di pihak kita dan tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasihNya. 
Berani dan teguh dalam iman walau dihadang banyak tantangan.  

Doa: 

Allah Bapa Yang Mahakuasa, Engkau senantiasa melindungi kami. Semoga kami 
sanggup menghadapi tantangan dalam kehidupan ini karena percaya akan 
penyertaanMu. Demi Kristus Tuhan kami...Amin.  
Sahabatku yang terkasih, Selamat hari Kamis.  Salam doa dan berkatku 
untukmu dan keluarga di mana saja berada: Dalam nama Bapa dan Putera dan 
Roh Kudus....Amin.  (Sumber the katolik.com/adiutami.com/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved