Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Katolik Hari Sabtu 22 November 2025, Dihadapan Allah Semua Orang Hidup

Mari simak renungan Katolik hari ini Sabtu 22 November 2025.Tema renungan Katolik hari ini dihadapan Allah semua orang hidup.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
PATER JOHN LEWAR SVD - Sosok Pater John Lewar, SVD.Mari simak renungan Katolik hari ini Sabtu 22 November 2025.Tema renungan Katolik hari ini dihadapan Allah semua orang hidup. 

Jika seorang yang mempunyai saudara laki-laki mati meninggalkan isteri tetapi tidak meninggalkan anak, maka saudaranya harus kawin dengan wanita itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya. Ada tujuh orang bersaudara.

Yang pertama kawin dengan seorang wanita lalu mati tanpa meninggalkan anak. Lalu wanita itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga, dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu.

Mereka semuanya mati tanpa meninggalkan anak. Akhirnya wanita itu pun mati. Bagaimana sekarang dengan wanita itu? Siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan?

Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia.” Berkatalah Yesus kepada mereka, “Orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi orang yang dianggap layak mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati tidak kawin dan tidak dikawinkan.

Sebab mereka tidak dapat mati lagi. Mereka sama dengan malaikat-malaikat dan menjadi anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan.

Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.

Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, karena di hadapan Dia semua orang hidup.”

Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata, “Guru, jawab-Mu itu tepat sekali.” Maka mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik

Dihadapan Allah, Semua Orang Hidup

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, hari ini kita kembali merenungkan tentang 
satu hal penting berkaitan dengan keimanan kita, yakni kebangkitan orang orang mati. Seorang jenius, teolog dan Pujangga Gereja terbesar di Barat sebelum Santo Agustinus bernama Tertulianus (160-220) 
mengatakan, Kebangkitan orang-orang mati adalah harapan orang Kristen; 
dalam iman akan kebangkitan itu kami hidup. Dari ungkapannya ini jelas bahwa 
iman akan kebangkitan orang-orang mati sejak awal merupakan satu bagian 
hakiki dari iman Kristen.

Dalam Syahadat Iman – disebut juga Syahadat Kristen, yang dikenal juga 
dengan Credo atau Aku Percaya - pengakuan iman Kristen akan Bapa, Putra dan 
Roh Kudus, serta karya-Nya yang menciptakan, menebus dan menguduskan 
berpuncak pada pewartaan bahwa orang-orang yang mati akan bangkit pada 
akhir zaman dan bahwa ada kehidupan abadi (lih. Katekismus Gereja Katolik, 
No. 988).

Hidup orang-orang Kristen itu hidup penuh optimisme, yang dilandasi oleh hidup 
dalam iman akan kebangkitan badan dan kehidupan kekal. Itulah sebabnya, 
bagian terakhir dari Syahadat Iman berbunyi, “… akan kebangkitan badan, 
kehidupan kekal (Amin).”

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved