Festival Jelajah Maumere 2025

Susunan Acara dalam Festival Jelajah Maumere 2025, Tanggal 17 - 20 September 2025 

Pembukaan festival ditandai dengan karnaval hias dan pawai pangan lokal yang melibatkan sanggar seni, pelajar

Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/HO-HUMAS DINAS PARIWISATA SIKKA
FLAYER - Festival Jelajah Maumere 2025. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE – Festival Jelajah Maumere 2025 resmi dimulai pada Rabu, 17 September 2025, di Lapangan Kota Baru, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka. 

Festival tahunan yang mengangkat tema “Wini Ronan” atau Lumbung Benih ini menghadirkan ragam atraksi budaya, pameran pangan lokal, konser musik hingga aksi sosial penggalangan dana untuk korban banjir di Mauponggo.

Hari Pertama (17 September 2025): Karnaval Meriah, Seremoni Budaya, dan Konser Amal

Pembukaan festival ditandai dengan karnaval hias dan pawai pangan lokal yang melibatkan sanggar seni, pelajar dan masyarakat umum. 

 

Baca juga: Silet Open Up Tampil di Festival Jelajah Maumere, Galang Dana untuk Korban Banjir Mauponggo

 

 

Rute pawai dimulai dari Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sikka - Patung Selamat Datang - Jl. Sultan Hasanudin - Golden Fish - Jl. Sugiyo Pranoto - Jl. Nong Meak - Gelora Samador - Jl. Ahmad Yani - Polres - Lapangan Kota Baru (Lokasi Festival).

Setelah pawai, digelar seremoni penerimaan benih oleh lima etnis dari wilayah Sikka, menandai simbolisasi pelestarian budaya pangan lokal. Benih-benih tersebut disimpan di "Ronan(g)", sebuah lumbung benih tradisional, dalam rangkaian upacara adat yang diiringi musik dan tarian khas daerah.

Acara kemudian berlanjut dengan pembukaan resmi oleh Bupati Sikka, Juventus Prima Yoris Kago disertai pemukulan gong bersama Forkopimda dan tamu VVIP. 

Ada juga Tarian Hegong, pertunjukan musik etnik dan pementasan puisi musikal berbahasa Sikka dan Lio turut memeriahkan malam pembukaan.

Hari Kedua (18 September 2025): Fashion Show dan Parade Budaya Nusantara

Hari kedua festival menampilkan lomba fashion show dengan peserta dari berbagai kalangan. Malamnya, panggung Festival Jelajah Maumere dipenuhi oleh penampilan tarian-tarian tradisional dari berbagai paguyuban nusantara, seperti Tarian Kuda Lumping (Paguyuban Jawa), Tarian Kipas (Paguyuban Sulawesi Selatan), Tarian Gandrung, Tarian Padupa serta pertunjukan musik etnik dari komunitas lokal.

Acara juga diselingi dengan kuis interaktif dan komedi oleh Paguyuban Sunda yang membuat suasana semakin meriah.

Hari Ketiga (19 September 2025): Kreativitas Pelajar Warnai Panggung Festival

Hari ketiga menjadi ajang ekspresi seni dan budaya dari pelajar tingkat SD hingga SMA/SMK. Mulai dari tarian kreasi, tari Hegong, monolog teater, hingga musik etnik ditampilkan dengan penuh semangat.

Tarian-tarian seperti "Togo Pare", "Imung Deung", dan "Tetok Alu" menunjukkan betapa kayanya budaya lokal yang terus diwariskan oleh generasi muda di Sikka.

Hari Keempat (20 September 2025): Fun Run, Demo Masak dan Pesta Musik Penutup

Hari terakhir festival dibuka dengan Fun Run dan Fun Bike, menyusuri rute yang sama dengan karnaval hari pertama. Warga Maumere dari berbagai usia ikut serta dengan semangat.

Sore harinya, digelar demo masak pangan lokal dari enam kecamatan di Kabupaten Sikka yang menyajikan beragam olahan khas seperti Lekun, Ohu Ai Pungang, Bolopagar hingga Mie dari Ubi. Ada pula bazar murah UMKM thrifting dan permainan rakyat tradisional, yang ramai diikuti anak-anak dan keluarga.

Malam penutupan berlangsung meriah dengan penampilan seni modern dari band dan grup musik seperti Metalzone, Calypso, Moodbreakers dan para rapper lokal seperti Kangat dan Kelvin Remixer.

Selanjutnya, Penyanyi Lagu Tabola Bale, Silet Open Up akan tampil dalam malam penutupan ini selain menghibur masyarakat juga bertujuan menggalang dana bagi korban longsor di Mauponggo, Kabupaten Nagekeo.

Acara resmi ditutup dengan letusan kembang api dan sambutan penutup dari Bupati Sikka.

Mengangkat Isu Pangan Lewat Budaya

Tema "Wini Ronan" yang diangkat tahun ini menjadi pengingat pentingnya budaya pangan lokal sebagai fondasi kekuatan masyarakat. 

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sikka, Ferdinan Evensius Edomeko, S.Fil, menjelaskan bahwa tema ini dipilih sebagai refleksi atas pentingnya lumbung benih dalam siklus pertanian dan kehidupan budaya masyarakat Sikka.

“Kebudayaan kita lahir dari ladang-ladang para petani. Di situlah proses budaya berkembang, dari tanam hingga panen. Festival ini adalah upaya kita menjaga dan merayakan itu semua,” ujarnya.

Festival Jelajah Maumere 2025 telah menjadi panggung besar tidak hanya untuk pelestarian budaya, tetapi juga aksi nyata solidaritas sosial, penguatan ekonomi lokal, serta promosi pariwisata Kabupaten Sikka sebagai destinasi budaya yang kaya dan berdaya.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved