Liputan Khusus TribunFlores
Perarakan Arca Maria, Tradisi Iman dan Budaya Umat Katolik di Sikka NTT
Setelah masa doa selesai, arca kembali diantar menuju KUB berikutnya untuk menjalani kegiatan serupa.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE – Kegiatan adat dan religius penerimaan Arca Bunda Maria menjadi salah satu tradisi iman yang terus dijaga oleh umat Katolik di Kabupaten Sikka.
Kegiatan ini merupakan bentuk devosi dan penghormatan kepada Bunda Maria yang dilakukan secara bergilir di setiap lingkungan atau Kelompok Umat Basis (KUB).
Arca Bunda Maria terlebih dahulu dijemput dari gereja di wilayah tersebut, kemudian diantar menuju rumah umat di KUB pertama yang telah ditentukan. Di rumah tersebut, arca akan disemayamkan selama empat hari lima malam sebagai tempat doa dan pertemuan rohani umat.
Setelah masa doa selesai, arca kembali diantar menuju KUB berikutnya untuk menjalani kegiatan serupa.
Baca juga: Langkah Iman di Jalan Kota: Kisah di Balik Prosesi Tri Harta Atambua, NTT
Prosesi penjemputan dan pengantaran arca biasanya dilakukan dengan penuh khidmat.
Rombongan arca terdiri dari pembawa lilin-biasanya anak-anak-diikuti oleh empat orang laki-laki pengusung arca yang mengenakan pakaian adat khas Maumere.
Di belakangnya, umat berjalan sambil berdoa rosario dan membawa lilin yang menyala sebagai simbol iman dan pengharapan.
Kegiatan ini bukan hanya menjadi wujud iman umat Katolik, tetapi juga menggambarkan kekayaan budaya dan tradisi religius masyarakat Kabupaten Sikka yang terus hidup di tengah perkembangan zaman.
Tradisi tersebut juga tampak dalam kegiatan penerimaan Arca Bunda Maria di Wilayah Santo Yohanes, Paroki Katedral Maumere. Tahun ini, KUB Santo Petrus menjadi kelompok pertama yang menerima arca tersebut.

Prosesi pengantaran arca dimulai pada Rabu sore dan diawali dengan perayaan misa bersama di Gereja Perumnas. Seusai misa, arca Bunda Maria diarak menuju rumah umat di KUB Santo Petrus. Prosesi berlangsung penuh khidmat; anak-anak membawa lilin di barisan depan, diikuti empat pria pengusung arca yang mengenakan pakaian adat, serta umat yang turut berdoa rosario sepanjang perjalanan.
Selama arca berada di rumah umat KUB Santo Petrus, setiap malam diadakan doa rosario lima peristiwa yang dipimpin secara bergiliran oleh anggota KUB. Pada malam ketiga, tepatnya Jumat malam, umat kembali menggelar misa bersama sebagai ungkapan syukur dan kebersamaan iman.
Memasuki malam kelima, umat KUB Santo Petrus bersiap untuk mengantar arca menuju KUB berikutnya, yaitu KUB Maria Fatima. Prosesi pengantaran dilakukan dengan melewati sejumlah rumah umat di wilayah Santo Petrus. Setibanya di KUB Maria Fatima, umat setempat telah menanti dengan penuh sukacita, menyambut arca Bunda Maria dengan doa dan nyanyian pujian.
Umat KUB Santo Petrus, Paskalis Sirajudin, mengatakan kegiatan devosi kepada Bunda Maria merupakan bagian dari tradisi iman umat Katolik di seluruh dunia, yang dilakukan setiap bulan Oktober.
“Kegiatan ini kita lakukan sebagai bentuk penghormatan kepada Bunda Maria, Bunda Tuhan Yesus Kristus, yang telah berkorban bagi kita. Melalui Bunda Maria, doa-doa kita disampaikan kepada Yesus Putranya, sebagaimana digambarkan dalam kisah mukjizat di Kana,” ujar Paskalis Minggu (5/10/2025) malam.
Ia menambahkan, selama bulan Oktober, patung Bunda Maria akan berkeliling di tujuh KUB di Wilayah Santo Yohanes.
“Setiap lima hari patung akan berpindah ke KUB berikutnya. Malam ini, dari Santo Petrus kita akan menghantar ke KUB Maria Fatima,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua KUB Maria Fatima, Rosatia, mengungkapkan rasa syukurnya atas antusiasme umat yang hadir dalam prosesi penerimaan arca.
“Malam ini saya sangat senang karena semua umat dari tujuh KUB hadir. Selama lima hari ke depan kami akan mengadakan kegiatan doa dan nyanyian bersama setiap malam,” katanya.
Rosatia juga menyampaikan pentingnya keterlibatan umat, terutama kaum muda, dalam kegiatan rohani ini.
“Kami selalu mengajak anak-anak muda untuk ikut dalam doa. Kadang ada yang belum mau, tapi sebagai ketua KUB saya turun langsung mengajak mereka, karena ini kewajiban kita sebagai umat Katolik,” ujarnya.
Ia berharap semangat kebersamaan ini terus terjaga di seluruh KUB di Wilayah Santo Yohanes.
“Semoga ke depannya semua umat bisa terus ikut kegiatan ini untuk hari-hari berikutnya,” tutupnya dengan penuh harap.(Reza/kgg).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.