Berita NTT

HMI Cabang Kupang Desak Kapolda NTT Usut Kematian Aktivis Lingkungan di Nagekeo

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kupang mendesak Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) agar mengusut tuntas kasus kematian

Editor: Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM/HO.FACEBOOK RPL FLORIAN
PENEMUAN MAYAT - Motor yang diduga milik korban. Motor itu ditemukan saat Penemuan mayat seorang pria di sebuah pondok kebun di Sikusama, Desa Tonggo, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Jumat (5/9/2025) pagi. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG  -Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kupang mendesak Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) agar mengusut tuntas kasus kematian seorang aktivis lingkungan yang menolak proyek panas bumi (geothermal) di Kabupaten Nagekeo. 

HMI Cabang Kupang menilai kematian aktivis itu tidak wajar. Ketua Bidang Lingkungan Hidup HMI Cabang Kupang Ibrahim Iron berkata, aparat Kepolisian harus bertindak cepat, transparan, profesional, dan independen dalam menangani kasus ini.

“Kami mendesak Kapolda NTT segera membentuk tim khusus untuk menyelidiki kematian almarhum. Jangan sampai kasus ini dibiarkan mengambang dan merugikan rasa keadilan publik,” katanya, Senin (8/9/2025) dalam keterangan tertulisnya. 

Menurut Ibrahim, kematian aktivis lingkungan ini menimbulkan keresahan. Mengingat sebelumnya almarhum aktif mengkritisi potensi dampak negatif proyek geothermal di wilayah Nagekeo. 

 

Baca juga: Lumpur Akibat Banjir Lahar Dingin Lewotobi Timbun Jalan Vital, Aktivitas Warga Lumpuh Total

 

 

HMI, kata dia, menilai upaya perjuangan tersebut adalah bentuk penolakan masyarakat terhadap pembangunan geothermal yang tidak boleh dibayar dengan nyawa.

Ibrahim menyebut, secara keorganisasian, HMI Cabang Kupang meminta Kapolda NTT untuk ikut memantau proses hukum penyelidikan kasus ini agar tidak ada intervensi dari pihak manapun. 

“Keadilan harus ditegakkan, hukum tidak boleh tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Aktivis lingkungan adalah pejuang rakyat, bukan musuh negara,” katanya. 

Selain itu, HMI menyerukan solidaritas dari berbagai elemen mahasiswa, organisasi masyarakat sipil, dan pegiat lingkungan untuk mengawal jalannya penyelidikan. Organisasi mahasiswa itu menilai, keterlibatan publik penting agar proses hukum berjalan terbuka dan akuntabel.

"Kami mendesak investigasi tuntas dan transportasi agar kita mengetahui secara jelas kasus kematian seorang aktivis geothermal ini," katanya.

Seperti diberitakan POS-KUPANG.COM, Sabtu (6/9/2025), Kapolsek Nangaroro, Iptu Juliardi Sinambela yang dikonfirmasi, Jumat (5/9/2025) malam membenarkan kejadian tersebut dan korban diperkirakan meninggal dunia sudah lebih dari tiga hari. 

Namun, karena masih melakukan olah TKP dan mengevakuasi korban ke Puskesmas Nangaroro untuk dilakukan visum, Iptu Juliardi Sinambela belum menjelaskan terkait identitas, motif, kronologi penemuan jenazah korban serta hasi pemeriksaan dokter di Puskesmas Nangaroro.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved