Prakiraan Cuaca

BMKG Imbau Waspada Peningkatan Hujan Sepekan ke Depan Dipicu Kondisi Atmosfer yang Labil

Kondisi atmosfer masih labil pada periode peralihan musim saat ini menyebabkan peningkatan intensitas hujan di sejumlah wilayah Indonesia. 

Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/GG
PRAKIRAAN CUACA- Cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi sepekan ke depan pada 14-20 Oktober 2025. 

TRIBUNFLORES.COM- BMKG mengungkapkan kondisi atmosfer masih labil pada periode peralihan musim saat ini menyebabkan peningkatan intensitas hujan di sejumlah wilayah Indonesia. 

Berdasarkan hasil pengamatan BMKG, dalam beberapa hari terakhir telah terjadi hujan dengan intensitas lebat hingga ekstrem, yang memicu terjadinya bencana hidrometeorologis di wilayah sekitarnya. 

Beberapa sirkulasi siklonik terpantau aktif di utara dan barat Indonesia, sehingga memicu terbentuknya daerah perlambatan kecepatan dan pertemuan angin (konvergensi/konfluensi) di sebagian wilayah Indonesia. 

Selain itu, aktivitas gelombang atmosfer seperti gelombang Rossby dan Kelvin juga turut berkontribusi terhadap peningkatan potensi awan hujan, terutama di sebagian besar wilayah Sumatera dan Papua, serta di beberapa bagian Kalimantan dan Sulawesi. 

 

Baca juga: Prakiraan Cuaca NTT, Selasa 14 Oktober 2025: Pulau Sumba dan Sebagian Wilayah Pulau Flores Hujan

 

 

Kondisi tersebut diperkuat oleh atmosfer lokal yang cukup labil dan mendukung pembentukan awan konvektif, sehingga secara umum meningkatkan peluang terjadinya hujan di berbagai wilayah Indonesia.

Mengingat kondisi atmosfer yang diprakirakan masih labil paling tidak hingga sepekan ke depan, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir, dan angin kencang diprediksi terjadi di sebagian wilayah Indonesia. 

Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan

Dalam sepekan ke depan, sebagian besar wilayah Indonesia masih berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, khususnya di wilayah Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, sebagian Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, serta Papua. 

Kondisi tersebut dipicu oleh adanya interaksi antara fenomena atmosfer global, regional, dan faktor lokal yang mendukung meningkatnya labilitas atmosfer, sehingga kondisi udara menjadi lebih kondusif untuk pertumbuhan awan konvektif penyebab hujan.

 

Baca juga: Masa Peralihan Musim, BMKG Imbau Waspada Hujan Lebat dan Karhutla di Awal Oktober

 

Secara global, nilai Dipole Mode Index (DMI) saat ini bernilai negatif (−1.49) yang berpotensi meningkatkan suplai uap air dan mendukung pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat. Selain itu, aktivitas Gelombang Rossby Ekuator yang bergerak ke arah barat diprakirakan aktif di Samudra Hindia barat Sumatera serta sebagian besar wilayah Papua, sehingga berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di kawasan tersebut. Sementara itu, Gelombang Kelvin yang bergerak ke arah timur juga diperkirakan aktif di Sumatera Utara, Selat Malaka, Laut Natuna Utara, Kalimantan Utara, dan Laut Sulawesi, yang turut berkontribusi terhadap peningkatan potensi pembentukan awan hujan di wilayah-wilayah tersebut.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved