Prakiraan Cuaca
Prakiraan Cuaca NTT, Selasa 7 Oktober 2025: Pagi hingga Dini Hari Semua Wilayah Cerah Berawan
BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang memprakirakan cuaca wilayah Nusa Tenggara Timur, Selasa (7/10/2025) cerah berawan.
TRIBUNFLORES.COM, MAMUMERE- BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang memprakirakan cuaca wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa (7/10/2025) cerah berawan.
Berdasarkan prakiraan BMKG cuaca semua wilayah NTT pada pagi hingga dini hari cerah berawan.
Namun, BMKG tetap memperingatkan waspada potensi angin kencang di wilayah Sabu Raijua.
BMKG menyebut, saat ini wilayah NTT berada pada musim kemarau. Untuk itu, waspadai angin kencang yang sifatnya kering berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan di wilayah NTT.
Baca juga: Cuaca Diperkirakan Masih Fluktuatif di Beberapa Wilayah Indonesia, Waspada Cuaca Ekstrem
Secara global, nilai DMI bernilai negatif (−1.24) yang berpotensi meningkatkan pasokan uap air dan mendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat. Selain itu, pada skala regional, MJO terpantau aktif secara spasial di wilayah Samudera Hindia, khususnya di wilayah barat Aceh hingga Kepulauan Nias, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau dan Selat Malaka.
Kondisi ini dapat mendukung peningkatan pembentukan awan hujan di sekitar wilayah tersebut. Sementara itu, Gelombang Ekuatorial terpantau cukup dominan dengan Gelombang Rossby Ekuatorial aktif di Laut Andaman, Perairan Utara Sabang, Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Laut Jawa, Laut Flores, Samudra Hindia Selatan Banten hingga Pulau Rote.
Gelombang Kelvin diperkirakan aktif di Samudra Hindia barat Bengkulu hingga selatan NTB, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kep. Bangka-Belitung, Selat Karimata, Pulau Kalimantan, Selat Makassar, Pulau Jawa-Bali, NTB, Pulau Sulawesi, Maluku Utara, Maluku, Laut Banda, Laut Arafuru dan Papua Selatan.
Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus Dini Hari Tadi, Tinggi Kolom 1 Kilo Meter
Kombinasi antara MJO, gelombang Kelvin, gelombang Rossby Ekuator, pada wilayah dan periode yang sama terpantau aktif di sebagian besar Pulau Jawa, Bali, NTB, Kalimantan Timur, Selat Makassar, pulau Sulawesi, Maluku Utara, dan Maluku yang berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.
Faktor lain yang turut mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia adalah adanya daerah perlambatan dan pertemuan angin yang terpantau memanjang dari Laut Natuna, hingga Pesisir Utara Kalimantan Barat, dari Kalimantan Barat hingga Pesisir Barat Kalimantan utara, dari Pesisir Barat Aceh hingga Barat Sumatera Barat, dari Laut Jawa hingga Perairan Selatan Jawa Barat, dari Kalimantan Selatan hingga Kalimantan Tengah, di Laut Sulawesi, dari Laut Maluku hingga Laut Halmahera, di Papua Barat, dan dari Papua Selatan hingga Papua Pegunungan.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar daerah perlambatan dan pertemuan angin tersebut. Kondisi atmosfer pada skala lokal juga mendukung peningkatan potensi hujan. Labilitas atmosfer yang relatif kuat serta kelembaban udara yang basah menjadi pemicu terbentuknya awan konvektif di beberapa wilayah Indonesia.
Dengan mempertimbangkan kondisi dinamika atmosfer tersebut, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir, angin kencang, serta gelombang laut tinggi.
Sumber: BMKG
Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.